Wajah direktur pucat pasi. "Apa hanya aku yang bisa diguna-guna olehnya? Apa kau juga melihatnya?" Dia bertanya panik pada sekretarisnya.
"Hanya orang yang namanya tertulis di kain kafan ini," kata Nija dengan tenang kemudian membuka ikatan boneka itu. Kain kafan yang dibundel menjadi semacam boneka itu terbuka, di bagian dalamnya mereka melihat nama direktur tertulis dengan tinta warna merah.
"Tidak ada nama saya di sana," kata Toni seraya diikuti tawa sumbang.
Apakah dia lega? Nija mencoba menelaah eksrepsi sumbang dari Toni. Ternyata tawa sumbang itu hanya untuk menyembunyikan ketakutannya sendiri.
Toni geragapan berkata, "Sebenarnya saya mengalaminya setiap ke kamar kecil, tapi itu hanya kelebatan-kelebatan seperti orang lewat saja. Tidak saya perhatikan."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com