Thanks to Max dan terima kasih karena ini hanya duniaku, di suatu tempat di dalam diriku sendiri, Elia berucap dalam hati. Dia menyemburkan dan meludahkan pasir yang masuk ke mulutnya lalu batuk beberapa kali karena ada beberapa butir pasir hampir masuk ke kerongkonan. Rasanya perih.
Sambil menggeram Elia mengangkat kepala dan tubuhnya. Tangannya mencengkeram pasir agar memperoleh kekuatan untuk kembali tegak. Dari posisi tengkurap, akhirnya dia bisa duduk di atas kedua kakinya. Pundaknya naik turun karena dia masih berjuang untuk menyesuaikan pernapasannya. Dia meraba dadanya. Belati yang mengagetkannya itu sudah tidak ada. Lenyap tak berbekas. Hanya ada ketakutan, kemarahan, perasaan dikhianati, dan kebencian yang kini membara.
"Apa salahku sampai harus memiliki kehidupan seperti ini?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com