Senin pagi disambut oleh sang mentari yang bersinar cerah. Secerah wajah Galaksi yang tengah berseri-seri, namun berbanding terbalik dengan ekspresi May yang cemberut. Mungkin ini kesalahan Galaksi tapi tak menjadi kesalahannya karena memang sudah ada kesepakatan dari awal.
Gara-gara kejadian lomba meminum teh yang dimenangkan oleh Galaksi, May jadi punya satu hutang permintaan untuk Galaksi. Dan lelaki itu menagihnya tadi malam, tepat saat lelaki itu selesai belajar. Alhasil, paginya May berwajah masam.
"May, May, jangan marah dong!" Galaksi menusuk-nusuk pipi May dengan jari telunjuknya.
May masih bungkam, enggan berbicara. Ia memilih menatap jalanan yang dilewati mobil.
"Tapi tadi malam kamu nikmatin, kan? Terus nggak sakit lagi kaya yang pertama, berarti---"
"Galaksi!" sela May lalu menutup wajahnya. "Jangan dibahas lagi, lah! Malu tauk!"
"Ya makanya jangan pasang wajah ngambek gitu, dong!" Tangan si lesung pipi bergerak untuk mengusap pelan rambut sang istri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com