Rasa nyeri itu perlahan menghampiri relung hati seorang Maydarika dengan pasti. Enggan bertemu dengan sang suami, ia memilih untuk mengendap-endap pergi. Tepat saat suara pintu di buka, di saat itulah perempuan itu kabur keluar rumah. Terdengar suara gelak tawa yang membuat May semakin kesal, dan hatinya semakin yakin untuk memilih pergi. Mungkin jika ia di sana, May hanya akan dianggap seperti pembantu.
Sempat mendapat teguran dari Pak Sahri karena pergi mengendap-endap bak maling takut ketahuan. Dan dengan santainya perempun itu beralibi ingin jajan ke warung. Sudah tentu Pak Sahri percaya, mengingat majikannya hanya mengenakan rok kembang abu-abu batas lutut dan kaus putih bergambar karakter melody, ditambah alas kaki sandal selop biasa dan rambut yang digelung asal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com