Andre pulang sendirian malam itu karena Mario memilih menginap dengan mamanya, dia tak keberatan. Tapi pertemuannya dengan mantan istri dan juga mertuanya membuka babak baru, walau bagaimanapun mereka sudah menerimanya dan yang terpenting ada hubungan yang erat dari putramya Mario.
"Ibu belum tidur ?" tanya Andre ketika sampai dirumah. Bu Sumarni hanya tersenyum.
"Belum ngantuk ! bagaimana pertermuannya ?" tanyanya kepada Andre.
"Baik bu, Mario kini sedang menginap dengan mamanya !" jawab Andre memeluk ibunya seperti anak kecil, Ibu Sumarni tidak keberatan dengan hal itu karena kadang-kadang walau sudah berumur seperti ini tingkahnya seperti cucunya sendiri.
"Ya engga apa-apa toh ! kan sama mamanya sendiri !" jawab Sumarni.
"Bu, ternyata yang selama ini selalu menerorku adalah Hendrawan !" Andre berkata pelan.
"Sudah ibu duga Andre, dulu ketika ayahmu baru meninggal, dia tiba-tiba ingin membeli semua penelitian ayahmu sebesar 100 juta ! tapi ibu tolak ! ibu tahu ketika ayahmu pun masih hidup sudah beberapa kali menawarkan itu, tapi ayahmu menolak ! karena tahu Hendrawan itu seperti apa !" jelas Bu Sumarni sambil mengelus rambut Andre yang berbaring di pangkuannya.
"Begitu ya bu ! Oh ya bu apa masih ada hasil penelitian ayah yang masih belum aku tahu ?" tanya Andre sambil menatap ibunya.
"Kamu cari saja di gudang ! ibu tidak ingat, mungkin masih ada yang tersisa disana !" jawab bu Sumarni.
"Oh, nanti aku cari lagi bu !" ujar Andre dan bangun dari pangkuan ibudannya,
"Ya sudah sekarang kamu tidur, istirahat !" perintah ibunya.
"Ibu juga ya !" Andre pamitan setelah mencium pipi ibunya, bu Sumarni mengangguk dan diapun menuju kamarnya untuk istirahat.
---------
Di kamar Andre belum tidur, tiba-tiba hologram Aron menampakan diri di samping Andre, AI memakai jas seperti pelayan berkumis tipis.
"Maaf tuan, saya mengganggu ! ada pesan dari tuan muda Mario !"
"Terima kasih Aron, sambungkan ke televisi saja !" jawab Andre.
"Baik tuan ! saya permisi pergi !" Aron pun menghilang. Layar televisi menyala seperti video call, Mario terlihat berada di kamar hotel.
"Malam pa ! maaf mengganggu, Mario pikir papa sudah tidur !" Mario sedang duduk di tempat tidur.
"Belum sayang, kamu lagi ngapain ? mamamu mana ?" tanya Andre.
"Mama lagi dikamar mandi pa ! lama dari tadi ganti bajunya !" jawab Mario. Andre hanya tertawa saja,
"Mario mamamu lagi bersih-bersih dulu !"
"Mama lagi mandi ya pa ?" tanya Mario lagi.
"Engga, bukan cuci muka sayang ! sama gosok gigi !" jawab Andre, dan terlihat dari televisi, Claudia keluar dari kamar mandi memakai daster pendek yang cukup seksi. tanpa disadari dada Andre berdebar keras.
"Sayang kamu belum tidur ? lagi nonton apa ?" tanya Claudia belum menyadari Mario sedang ngobrol dengan papanya.
"Belum mah lagi ngobrol dengan papa !" jawab Mario, Claudia bingung karena perasaan Mario tidak membawa handphone.
"Benarkah dimana ?" tanyanya, Mario menunjuk televisi, dengan AI yang ada di jam tangannya ia bisa mengubah televisi biasa menjadi alat komunikasi. Claudia menatap televisi, dia terkejut ketika melihat Andre sedang duduk di tempat tidur dan melambaikan tangan.
"Kok bisa ?" tanyanya heran, Mario menatap papanya dan dia mengangguk.
"Dengan menggunakan jam tangan milikku mom !" akhirnya Mario menjelaskan cara kerja jam tangan pintarnya yang berbeda dengan yang sejenis. Claudia tidak percaya dengan apa yang didengarnya, ia sering mendengar gosip perusahaan Andre yang menjual produk yang aneh dan inovasi serta berbeda. Tapi semua menurutnya lebih canggih seperti di film yang pernah di tontonnya.
"Wow hebat, kamu selalu membuat kejutan ! aku tak pernah melihat seperti ini ! orang lain baru merintis yang seperti ini sedang kamu sudah menggunakannya !" puji Claudia.
"Kamu harus berterima kasih kepada karyawanku yang mau mewujudkan semua yang tak mungkin menjadi mungkin !" jawab Andre.
"Besok aku antar jalan-jalan kalian ke perusahaanku !" lanjut Andre.
"Benarkah pa ?" asyik !" teriak Mario selama ini dia jarang diajak ke sana tapi kalau melalui hologram virtual sering, Claudia tersenyum melihat tingkah laku putranya itu, termasuk juga Andre.
"Oke, sekarang kita tidur istirahat, agar besok lebih semangat !" Claudia memeluk Mario dan menciumnya.
"Oke, mom ! by Papa selamat malam !"
"Malam sayang !" jawab Andre dan mematikan sambungan dan dia pun tertidur.
----------
Keesokan paginya Yudha diminta Andre untuk menjemput keluarganya di hotel dengan menggunakan minibus perusahaan.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Yudha Prayoga diminta pak Andre untuk menjemput kalian !" sapanya kepada Claudia Morreti, Alfredo dan Mario, ketiganya masuk mobil dan ternyata sangat nyaman dari tempat duduk yang agak berjarak dengan yang lain.
"Oke, Moon kita keperusahaan ya !" ujar Yudha yang juga punya asisten AI sendiri.
"Baik tuan Yudha, manual atau otomatis ?" tanya Moon bicaranya lelaki dengan suara berat.
"Otomatis Moon, karena aku akan menerangkan kepada mereka tentang perusahaan bantu aku juga ya !" jawab Yudha.
"Baik tuan !" jawab Moon juga, Yudha pun pindah kebelakang sementara mobil disupiri dengan otomatis.
"Oke, karena kita akan tur ke perusahaan ! kalau tidak keberatan saya akan menjelaskan sedikit tentang perusahaan Garuda Persada !"
"Maaf siapa yang sopiri mobil ini ?" tanya Alfredo,
"Jangan khawatir sir, ini di kendalikan secara otomatis ! kami di perusahaan untuk karyawan tertentu punya AI tersendiri, nama AI saya Moon ! mereka mempunyai jam tangan seperti yang saya pakai ini ! pak Andre juga dan tentu saja Mario juga !" jelas Yudha.
Begitulah Yudha menjelaskan semuanya, tentang perusahaan secara lengkap dengan gambar yang ada di televisi mobil, semuanya mendengar dengan antusias.
"Begitulah penjelasan dari saya ! silahkan ada yang ditanyakan ?" Yudha menatap para tamunya. Alfredo menunjuk tangan.
"Sebegitu rahasianyakah gedung riset itu sehingga para pemegang saham pun tidak boleh melihat sedikit pun ?" tanyanya.
"Tentu saja sir ! di gedung riset itu hanya untuk pengembangan produk saja ! bagi pemegang saham dan lain-lain hanya cukup hasil akhir saja melihatnya !" jawab Yudha.
"Begitukah ? jadi mereka hanya setuju dan tidak ketika melihat hasil akhir saja ?"
"Sir gedung riset dan teknologi bukan hanya untuk produk saja tapi eksperimen lainnya pun juga dibuat disana ! tentu saja untuk masalah produk juga akan di perlihatkan kepada mereka tapi diluar itu tidak bisa ! ini terkait karahasiaan perusahaan kita sendiri !" jawab Yudha.
"Oke aku mengerti !" jawab Alfredo cukup puas mendengar penjelasan Yudha,
"Baik, saya mengatakan anda yang disini adalah orang yang beruntung bisa melihat secara langsung gedung riset perusahaan ! untuk itu aku akan memasang badge khusus ini di dada kalian ! sebelum kita turun nanti !" Yudha pun memberikan kartu badge khusus kepada Alfredo, Claudia dan juga Mario.
Mereka kini sudah sampai ketika pintu mobil dibuka tepat di depan gedung riset dan teknologi, Yudha sendiri yang akan memandu mereka dan semua masuk, singkat cerita mereka kini diruangan khusus. Harus diakui keamanan disini sangat ketat sekali tapi membuat penasaran ada apa sehingga sampai segitunya.
"Ini disebut ruang ide ! semua ide tentang apapun yang dipikirkan para karyawan di gambar sesuai pikiran, imajinasi dan juga mimpi !" ruangan ini lebih mirip kelas taman kanak-kanak.
"Ruangan ini disebut mimpi menjadi nyata ! disini dipilah mana yang akan terus dan tidak !" jelas Yudha menjelaskan semua yang ada di ruangan lainnya di dalam gedung.
"Ini disebut Musieum ! bisa disebut ini barang-barang atau apapun yang sudah bisa diwujudkan dari ide, mimpi, pikiran dan imajinasi !" semua dibuat takjub.
"Kini kita keruangan lain yang tak ada kaitannya dengan produk !" Yudha mengajak mereka menggunakan lift. mereka tiba di lantai pertama di bawah tanah dan semua tertegun.
"Ini ruangan didedikasikan untuk ayah pak Andre, Profesor Subekti ! ini disebut musieum disimpan juga barang-barang peninggalannya dari pakaian sampai jurnal Ilmiah mengenai sejarahnya ada disini !" kemudian mereka naik lift ke lantai dua bawah tanah. Semua kembali terkejut.
"Ini semua replika dari tempat mitos didunia ! berdasarkan beberapa peta kuno yang meyakininya !" kembali mereka naik lift ke lantai 3 dibawah sana, ketika dibuka semua terkejut dan takjub.
"Disinilah semua jurnal ilmiah di wujudkan !" dan mereka di sambut oleh Andre.
"Selamat datang di labotarium Profesor Subekti !" Ucapnya sambil tersenyum menyambut tamunya yaitu Claudia, Alfredo dan Mario terpana, mereka kini mengakuinya kenapa banyak mengincar gedung riset ini !
Bersambung ....