webnovel

Kedatangan Kaisar Pedang Suci

"Mengapa aku tidak boleh ke sini ketika suami ku ada di sini," jawab Su Mei dengan bibir cemberut.

Qin Wuxin tidak menanggapi, dia menanggapi dengan menunjukkan ketidaksenangannya akan keberadaannya.

Yi Xue kemudian meraih tangannya.

"Sudahlah Sister Wu, mari kita pergi," ucapnya.

Qin Wuxin mengangguk.

Dia berdiri dari kursinya dan berkata, "ayah, kami akan pergi ke Negeri Salju, saya akan menghubungi anda lagi nanti!"

Setelah itu, dia segera melangkah ke langit, menghilang bersama Yi Xue.

Langit menjadi gelap lagi untuk sesaat saat mereka merobek ruang waktu.

Tepat setelah mereka pergi, Su Mei duduk di paha Qin Yuan dan meletakkan kedua tangannya di dadanya. Dengan mulut cemberut, dia berkata, "suami ku, lihatlah mereka, mereka terus menganggap ku sebagai orang luar."

Qin Yuan sebenarnya tidak tahu penyebab konflik mereka dan sejauh ini dia tidak pernah mencoba mencari tahu, dia juga tidak menganggap serius hal itu, jadi dia tidak yakin bagaimana menjawab.

Pada akhirnya, dia menepuk pinggangnya.

"Jangan sedih, itulah yang disebut keluarga, penuh dengan drama," ucapnya untuk menghiburnya.

Setelah obrolan dengan System, dia pikir dia sekarang menerima identitas barunya termasuk menerima segala hal yang dimiliki identitas tersebut.

Untuk apa menolak ketika semua hal itu adalah hal yang baik.

"Ngomong-ngomong, mari kita jalan-jalan."

Qin Yuan berdiri sambil mengangkat pinggang Su Mei agar dia juga berdiri.

Dia terus menempel dengannya dan menyandarkan bahunya di bahunya saat mereka keluar dari restoran.

Qin Yuan secara alami tidak melepaskan kesempatan itu, dia memeluk pinggangnya sebagai tanggapan.

Gurun pasir jelas bukan tempat yang cocok untuk berjalan-jalan dengan Su Mei, jadi Qin Yuan pergi ke timur benua.

Ini adalah daratan yang indah, penuh dengan bunga di mana-mana.

Mereka berhenti di samping sebuah danau yang airnya sejernih kaca sehingga ikan-ikan di dalamnya terlihat jelas.

Tidak ada orang di sini karena ini adalah tempat yang sangat terpencil, berada di tengah hutan yang penuh dengan Binatang Buas, bahkan seorang Paragon mungkin akan mati jika mencoba pergi ke tempat ini.

Su Mei tampak puas saat dia melihat pemandangan di sekitarnya.

Dia kemudian menghadap kepadanya.

Tinggi mereka hampir sama karena dia menggunakan sepatu hak tinggi, jadi dia dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Tidak peduli seberapa teliti dia melihat wajahnya, dia tidak menemukan sedikit pun kekurangan, setiap bagian tampak indah dan menawan.

"Suami ku," ucapnya dengan bibir melengkung seperti busur.

Pada saat yang sama, dia melingkarkan kedua tangannya di lehernya sehingga bibirnya menjadi lebih dekat dengannya.

Suasana membeku, waktu seolah-olah berhenti saat tatapan mereka bertemu.

"Suami ku, apakah kamu berpikir aku tidak menyadari kalau ada perubahan pada dirimu," ucap Su Mei.

Kata-katanya entah mengapa tidak membuat Qin Yuan tertegun, dia hanya diam.

Salah satu tangan Su Mei menyentuh wajahnya saat dia melanjutkan, "aku tidak peduli apakah ada sesuatu yang lain dalam dirimu, selama kenangan tentang ku ada di hati mu, kau akan selalu menjadi suami ku."

Wajahnya menjadi lebih dekat setelah dia mengatakan itu. Meskipun dia tidak mengambil inisiatif untuk menciumnya, Qin Yuan tahu dia menunggunya untuk melakukannya lebih dulu.

Dalam situasi seperti ini, itu terlalu sulit untuk dihentikan. Dia menciumnya tanpa berpikir panjang.

Sebelumnya hanya sekejap, tapi kali ini dia dapat merasakan bibirnya dengan jelas. Mereka lembut dan hangat, membuat Qin Yuan ingin lebih setelah merasakan sedikit.

Tangannya dengan cepat bergerak untuk memeluk pinggangnya, dia lalu menarik tubuhnya ke dalam pelukannya sementara dia menanggapi dengan menekankan payudaranya ke dadanya.

Sekilas, mereka seperti pasangan muda yang baru saja menyatakan cinta dan sekarang ingin menyalurkan perasaan mereka terhadap satu sama lain.

Tidak ada konsep kehabisan nafas bagi mereka.

Saat Qin Yuan menjulurkan lidahnya, Su Mei menanggapi dengan membuka mulutnya sehingga lidahnya masuk ke dalam mulutnya.

Di dalam mulutnya, lidahnya menyambut lidahnya dengan hangat, membuat lidahnya bergerak dengan lebih liar.

Seiring waktu, dia merasa seolah-olah tubuhnya dibakar oleh api sehingga tangannya tidak bisa diam hanya di pinggang Su Mei.

Salah satu tangannya bergerak turun hingga menyentuh pantatnya yang lembut. Dia tidak bisa membantu tetapi meraba-rabanya.

Tangannya yang lain, di sisi lain, bergerak menuju dadanya.

Su Mei yang tahu apa yang dia inginkan tiba-tiba meraih tangannya.

Namun, dia tidak melakukan itu untuk menghentikannya, sebaliknya, dia membantu mengarahkan tangannya masuk ke bagian terbuka dari gaunnya.

Melalui itu, tangannya bisa langsung menyentuh kulitnya.

Jika dia mendorong tangannya sedikit ke atas, itu akan langsung bertemu dengan payudaranya yang pastinya sangat indah hanya dengan melihat belahan mereka.

Sebelum dia bahkan menggerakkan tangannya, Su Mei sudah lebih dulu mendorong tangannya ke atas.

Segera jari-jarinya masuk diantara celah bra-nya sehingga telapak tangannya berhasil meraih salah satu payudaranya tanpa ada kain yang menghalangi.

Itu besar dan bulat, bahkan tanpa menekannya, dia bisa merasakan kekenyalannya.

Ciuman mereka terlepas setelah itu sementara Su Mei menatapnya dengan antisipasi.

Dia secara alami memenuhi keinginannya. Dengan lembut, dia menekan payudara yang dia pegang, menyebabkan Su Mei mengerang lembut namun panjang.

Sensasi itu benar-benar tak tertuliskan, setelah sekali, dia mulai menekan dengan lebih keras sehingga seluruh tubuh Su Mei bergetar.

Setelah beberapa kali, bahkan nafasnya mulai terengah-engah.

"Kamu sepertinya lebih agresif sekarang," ucapnya dengan nada genit.

"Ehmmm..."

Qin Yuan berdehem. Dia juga agak malu karena dia mulai kehilangan kendali.

Siapa tahu seberapa gila dia akan menjadi begitu dia menelanjanginya.

Tentu saja, dia tidak akan melakukannya di sini.

"Ngomong-ngomong, mari kita kembali, Kaisar Pedang Suci mungkin akan membuat masalah setelah dia mendengar apa yang terjadi," ucap Qin Yuan.

Su Mei mengangguk, dia merapikan gaunnya sebelum pergi bersamanya.

Qin Yuan baru menebak, tapi di tengah perjalanan, dia tiba-tiba menerima pesan dari Qin Hu.

Itu pesan yang membuatnya menembus ruang waktu ke istananya secara langsung.

Boom...

Ketika dia tiba, dia mendengar suara ledakan di langit.

Di sisi barat benua, dua sosok sedang bertarung.

Satu adalah seekor Naga yang sangat besar, itu memiliki delapan sayap dengan sisik ungu di seluruh tubuhnya.

Ketika ia meraung, mulutnya memuntahkan lautan yang tampaknya dapat menenggelamkan sebuah benua.

Yang satunya, di sisi lain adalah Qin Hu.

Dia tidak mengenakan baju, tubuhnya menjadi lebih besar dengan tanda bintang di dadanya.

Langit bergemuruh saat dia dan naga itu beradu pukulan.

"Naga Lautan Ungu, Binatang Ilahi Tahap Kedelapan." Qin Yuan mengenali identitas naga itu.

Tidak seperti makhluk lainnya, ras binatang dengan Garis Darah Ilahi seperti Naga, Phoenix, dan berbagai klan Binatang Ilahi lainnya termasuk Rubah Berekor-Sembilan tidak berkultivasi di Jalan Saint atau Jalan Surga.

Sumber kekuatan mereka adalah garis darah mereka sehingga yang perlu mereka lakukan adalah mengevolusikannya.

Di sisi timur, juga ada pertarungan. Salah satunya adalah Qin Lei.

Dengan sebuah tombak, dia menyerang seorang biksu yang duduk bersila sambil minum anggur.

"Si Biksu Tanpa-Arah... Seorang Leluhur Saint Tahap Kedelapan." Qin Yuan juga mengenali identitas biksu itu.

"Bintang Abadi, akhirnya kau muncul." Pada saat ini, suara dingin bergema di langit sebelum dua sosok muncul.

Satu pemuda dan satu pria tua.

Pria muda itu memiliki Sembilan Pedang Emas yang mengikuti di belakangnya.

Mereka tidak memancarkan cahaya, tapi keberadaan mereka sudah membuat dunia tampak kehilangan semua isinya.

Pria tua itu juga tidak kalah menakutkan, 96 dari Buah Saint miliknya telah terintegrasi sehingga auranya membuat setiap makhluk hidup yang menatapnya merasa seperti sekecil semut.

"Kaisar Pedang Suci, Leluhur Asap, sepertinya kalian sudah lupa siapa aku," ucap Qin Yuan dengan nada dingin saat dia melihat mereka.

"Kamu yang hanya bisa mengurung diri di dalam peti mati, apa kau pikir kau layak aku ingat?" Kaisar Pedang Suci menjawab.

Arogansinya langsung terlihat saat dia berbicara.

Mendengar kata-katanya, Su Mei yang berdiri di samping Qin Yuan mendengus dingin.

"Pedang Suci, betapa lancangnya kamu... Kau pikir tidak ada yang bisa mengalahkan mu diantara Tahap Kesembilan," ucapnya.

Setelah itu, dia menerjang ke udara.

Dalam sekejap, sosoknya berubah menjadi rubah dengan sembilan ekor.

Dia memiliki bulu berwarna merah muda sementara punggungnya memiliki sepasang sayap.

Whoosh...

Leluhur Asap muncul di depannya.

"Hahaha, Ratu Rubah Berekor-Sembilan, cukup aku untuk melawan mu," ucapnya.

"Kalau begitu mati," jawab Su Mei.

Kesembilan ekornya berayun ke pria tua itu.

Di saat yang sama, Qin Yuan sudah muncul di depan Kaisar Pedang Suci.

Meskipun dia penuh kesombongan, keberadaannya di depannya masih membuatnya mundur selangkah sementara sebuah pedang muncul di masing-masing tangannya.

"Kau tahu, jika kau tidak lari sekarang, kau mungkin akan mati setelah selusin serangan dari ku," ucap Qin Yuan.