"Kamu nggak kuliah?"Bela menatap Raka yang masih duduk disebelahnya di ranjang sambil main handponenya.
"Nggak."Raka ternyata asyik main game.
"Kenapa?"tanya Bela.
"Jagain kamu."mata Raka masih menatap kearah handpone itu.
Deg
Jantung Bela seakan berhenti berdetak. Selama dia sakit kemarin, Raka memang selalu terus berada disampingnya. Apapun dia minta mau itu diucapkan atau tidak Raka selalu menurutinya.
Jujur Bela merasa senang sekali melihatnya. Selama ini dia dan Raka selalu acuh satu sama lain. Tapi ternyata dibalik sikap dindin dan acuh Raka, terselip rasa perhatian yang begitu besar untuknya. Disaat Bela tumbang dan lemah kemarin, tanpa diminta Raka selalu menemaninya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com