webnovel

BERAKHIR CINTA

Baru lulus sekolah Bela harus menikah dengan laki-laki yang tidak dicintainya yang bernama Raka yang tidak lain adalah kakak kelasnya ketika duduk di bangku SMA yang terkenal dingin dan cuek. Bela menikah tidak atas nama cinta melainkan karena keterpaksaan. Dimana keluarga besar Raka yang berasal dari orang kaya, tidak ingin nama baik keluarganya tercoreng hanya karena skandal mereka di masa lalu ketika masih sekolah. Bela harus menerima kenyataan kalau suaminya itu masih mendambakan cinta pertamanya yang bernama Dona. Bela berusaha menjadi istri yang baik dan belajar mencintai Raka ditengah getirnya menahan rasa sakit karena harus memperjuangkan seseorang yang tidak mencintainya.

clarasix · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
430 Chs

Bab 53 Wisuda

Semenjak kejadian malam basah kuyup itu, Bela sudah menjaga jarak dari Raka. Hingga sekarang tidak terasa waktu begitu berjalan dengan cepat. Dimana sekarang tibalah waktunya buat waktunya perpisahan kelas anak 12. Dimana sekolah Bela sekarang mengadakan acara wisuda untuk melepas murid-murid kelas 12.

Menyambut hari wisuda ini, tentu membuat bela lega sekali. Dimana dia tidak akan berurusan lagi dengan Raka. Karena Raka sudah lulus dan tidak akan bersekolah lagi disana. Sebelumnya dia selalu memendam rasa emosi dan bencinya kepada Raka setiap kali bertemu di sekolah. Dan sekarang adalah puncak kesabarannya tidak akan bertemu dengan Raka lagi. Laki-laki yang dianggapnya jahat sekali karena sudah melecehkannya.

Hari ini semua murid kelas 10 dan 11 antusias untuk hadir dan ikut memeriahkan acara wisuda kakak kelas yang duduk di bangku kelas 12 itu. Tidak hanya itu saja, semua murid kelas 12 juga antusias sekali menyambut acara wisuda itu dengan pakaian kebaya bagi anak perempuan sedangkan murid laki-lakinya memakai setelan jas. Sehingga semua anak kelas 12 terlihat memesona dari biasanya karena setelan dan dandanan mereka yang sangat berbeda dari biasanya.

Bela merasa senang sekali karena dirinya bisa ikut terlibat dalam mengisi acara tersebut. Dimana sebalum acara itu digelar, Bela diminta oleh pihak sekolah untuk menyumbangkan suara. Berhubung Bela pernah menjadi juara menyanyi karena suaranya yang merdu itu, membuat Bela ditunjuk panitia acara untuk menyumbangkan sebuah lagu.

Bela masih ingat dulu dia sempat ragu menerimanya. Tapi pada akhirnya diapun menerimanya. Baginya itu adalah kesempatannya untuk menunjukkan kepada sekolahnya kalau dirinya itu mampu. Meskipun dia berasal dari keluarga kurang mampu tapi dia juga punya bakat.

"Ini adalah kesempatan buat aku untuk menunjukkan kalau aku bisa. Aku memang sering dapat bantuan dari sekolah ini, tapi aku juga harus membuktikan kalau aku juga punya bakat kepada mereka semua."Bela menyemangati dirinya yang sudah didandani oleh pihak panitia sekolah sebelum manggung nanti untuk menyanyikan sebuah lagu.

Sebenarnya ada beberapa orang yang diminta untuk bernyanyi dalam acara tersebut termasuk Bela. Tidak hanya itu saja, Raisa juga turut menyumbangkan diri mempersembahkan dance beserta teman-temannya yang lain yang tergabung dalam team cheerleader sekolahnya.

Bela terlihat sedang menata mentalnya sebelum manggung. Tidak lupa ada perias yang sudah mendandani Bela disana. Bela kini terlihat anggun dengan kebaya warna pink dan dipadukan dengan jarik yang ada motif khas jawanya.

"Tapi aku juga takut kalau ada temanku tahu dan rahasiaku terbongkar ketika bekerja di restaurant kemarin. Termasuk Raka itu. Dandaanku ini bisa membongkar semuanya."batin Bela yang terlihat panik.

"Kenapa kamu terlihat bingung?"tanya penata rias yang sedang mendandani Bela.

"Masak mbak? Nggak kok."jawab Bela dengan cepat.

"Jangan kebanyakan pikiran. Lihatlah penampilanmu sekarang. Kamu sangat cantik sekali."ucap penata rias itu sambil menatap pantulan kaca cermin yang memperlihatkan wajah cantik bela setelah didandaninya. Bela hanya tersenyum saja ketika dipuji itu.

"Ah udahlah. Lagian aku juga kerja halal. Kalau mereka tahu dan mencibirnya ya biarin aja. Memang keadaannya begitu."batin Bela yang hanya bisa pasrah saja.

"Udah Bela pasrah saja. Yang penting kamu fokus aja nanti untuk menyanyi. Kamu harus persembahkan yang terbaik nanti. Biar semua puas sama kamu."Bela memejamkan matanya.

Detik demi detik, menit demi menit telah dilewati Bela dengan duduk di ruang rias dan tunggu peserta yang akan manggung nanti. Bela yang sudah didandani kini hanya bisa duduk di kursi sofa sembari menunggu namanya dipanggil untuk menyanyi.

Jujur detak jantungnya tidak bisa diajak kompromi saat ini. Dia sangat nerveous sekali menunggu giliran namanya dipanggil. Meski gilirannya masih lama, perasaannya begitu terasa terombang ambing sekarang. Dia berusaha untuk tenang tetap saja tidak bisa. ini adalah persembahan ke dua setelah menyanyi diacara class meeting kemarin.

"Eh, eh semua kelas 12 keren-keren lho. Ayo kita intip sebentar."ucap salah satu orang yang sudah didandani selain Bela di dalam ruang rias itu. Beberapa orang langsung berhamburan keluar kecuali Bela saja.

Beberapa orang yang sudah tampil cantik terlihat berlari keluar dari ruang rias untuk melihat penampilan murid-murid kelas 12 yang sudah memasuki aula sekolah. Kebetulan acara wisudanya diadakan di aula sekolahan.

"Eh eh ada teman kita yang sudah cantik nih. Katanya mau nyanyi ya nanti."tiba-tiba Raisa menghampiri Bela yang sedang duduk sendirian di sofa.

Seketika Bela langsung mendongak ke sekitarnya. Dia kaget melihat Raisa dan Diana menghampirinya sambil terlihat sinis kearahnya.

"Eh ini dia Bela ya, Sa?"tanya Diana yang sedang berdiri disebalah Raisa. Diana seolah pangling dengan paras wajah Bela.

Diana nampak kaget dengan penampilan Bela sekarang. Dimana Bela terlihat cantik sekali sekarang. Jujur itu tampak berbeda dari biasanya ketika bersekolah. Raisa juga akui Bela tampil begitu cantik dan anggunnya saat ini. Raisa sendiri merasa kalah saing dengan Bela yang sekarang.

"Iya. Itu karena dia didandani lah makanya bisa kayak begini. Coba kalau dia tidak didandani pasti kayak culun."jelas Raisa sambil menatap sinis kearah Bela. Dalam hati Raisa merasa tidak senang ketika Bela dianggap cantik.

"Tapi kayaknya aku pernah lihat kamu. Tapi dimana?"ucap Raisa dengan lirih sambil menatap Bela dengan bingung sambil mengingat sesuatu.

"Aduh gawat ini."batin Bela.

"Maksudnya Sa?"tanya Diana yang bingung dengan perkataan Raisa barusan.

"Eh kak Raka tampan sekali."ucap salah satu cewek diluar sana.

Mendengarnya langsung membuat Raisa bergerak keluar ruangan. Raisa dan Diana teralihkan fokusnya sekarang. Bela melihatnya lega. Akhirnya Raisa tidak jadi mengingatnya kemarin. Bela akui kalau kemarin Raisa pernah datang ke restaurant tempatnya bekerja. Tapi Raisa tidak mengenalnya. Mungkin itu yang sedang diingat Raisa tadi.

Setelah beberapa menit menunggu cukup lama, kini tibalah gilirannya maju ke panggung. Lagu yang sudah dihafalkan dan latih beberapa hari sebelumnya, akhirnya akan membawanya maju di medan perang juga. Mau tidak mau dia harus menampilkan penampilan terbaiknya dihadapan orang banyak. Dia tidak peduli apa tanggapan orang kepadanya nantinya.

"Bela, giliran kamu."kata salah satu panitia menghampiri Bela sedang duduk. Bela langsung berdiri dan maju ke panggung.

"Cantik sekali. Siapa itu?"kata salah satu cowok disana yang tidak mengenali Bela sedang berjalan menuju panggung untuk menyanyi.

Bela sempat mendengar beberapa pujian diarahkan padanya. Jujur dia juga senang mendengarnya. Tapi karena rasa nervousnya cukup besar jadi pujian itu tidak bisa membekas lama di kepalanya.

"Waawww."Bela tiba di tengah panggung dan melihat semua orang rapi duduk didepannya. Semua mata tertuju padanya. Itu membuat Bela sedikit kurang tenang.

"Tenang Bela."batin Bela sambil memejamkan mata sebentar sebelum menyanyi

"Sekarang penampilan dari Bela Larasati dari kelas 11 ipa 1 akan menyanyikan sebuah lagu. Selamat menikmati."kata salah satu pembawa acara disana.

"Eh cantik sekali itu. Siapa itu?"beberapa orang yang tidak mengenal bela terlihat penasaran sekali.

"Itu Bela kan. Ya itu Bela."gumam Puteri dalam hati yang merasa kaget sekali dengan perubahan penampilan Bela yang sekarang terlihat cantik sekali itu tanpa memakai kacamata bundar.

Meninggalkan beberapa tanggapan dari teman-temannya, Bela kini fokus menyanyi dan menikmati setiap lirik yang dinyanyikannya itu. Kebetulan Bela saat itu menyanyikan lagu milik Armada yang berjudul Asalkan Kau Bahagia.

Suara Bela yang merdu dan halus itu mampu menghipnotis semua orang yang ada didepannya. Semua orang terlihat ikut menghayati setiap lirik yang dinyanyikan Bela dengan nikmat sekali didengar.

Semua orang disana terlihat penasaran sama Bela alias tidak mengenali sosok Bela karena saking berbedanya tampil didepan mereka. Penampilan Bela yang sederhana dan terkesan culun biasanya kini sudah tidak tampak lagi.

"Cantik sekali. suaranya juga bagus."pendapat dari beberapa siswa yang masih belum mengetahui kalau itu Bela.

"Astaga itu bukannya wanita yang ada di restaurant yang pernah aku tolongi tapi malah marah-marah sendiri."batin Raka dalam hati sambil memperhatikan Bela yang sedang menyanyi di panggung itu. Mata Raka terus fokus kearah Bela.

"Bela, aku tahu kamu itu Bela. Kamu cantik Bel, sekarang."kata Puteri disana.

Akhirnya Bela bisa bernafas lega sekarang. Dia sudah menyanyikan sebuah lagu dengan lancar didepan orang banyak. Ketika dia menyanyi, mata dan telinganya berusaha dia tutup. Dia anggap dirinya sedang bernyanyi sendirian.

"Akhirnya selesai juga. Pah mah, sekarang aku sudah nggak sedih lagi kalau nyanyi."batin Bela sambil menghela nafasnya pertanda lega. Dia juga ingat masa lalunya bersama orangtuanya dulu ketika masih kecil.