"Mentang-mentang kamu hamil, mau kamu jadikan alasan buat malas-malasan gitu."Salimar terus menatap Bela dengan sinis.
"Udah mulai ini. Aku juga sih ikutan ketiduran tadi." batin Bela juga merutuki kesalahannya.
"Masak ada seorang istri baru bangun jam segini. Kamu punya mata pa nggak? Lihat tuh jam berapa sekarang?"Salimar menggerakkan kepala Bela dengan kasar agar menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi.
Bela sedari tadi diam saja. Karena itu senjata paling manjur buatnya ketika berhadapan dengan ibu mertuanya itu. Menurutnya sampai kapanpun hubungannya dengan Salimar tidak akan pernah akur. Sekalipun dia selalu diam, tetap saja dimata Salimar, dirinya selalu buruk dan salah. Tapi setidaknya dia bisa mengalah sudah membuatnya tenang karena tidak aka nada pertengkaran diantara mereka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com