Bela masih termenung di depan meja riasnya. Tatapannya lurus kedepan kearah cermin tapi pikirannya berkelana kemana-mana memikirkan pertemuannya dengan Puteri tadi. Ya, pertemuannya untuk membahas masalah rahasianya. Dimana semua rahasianya dengan Raka sudah diketahui oleh sahabatnya itu.
"Aku harus pulang Bel."
"Put, please maafin aku. Kamu pasti marah plus kecewa sama aku sekarang."Bela berdiri dan menahan pergelangan tangan Puteri yang hendak pergi dari rumahnya.
"A..aku nggak marah Bel. Kamu tenang aja. Kasih aku waktu buat nerima ini semua."Puteri menatap manik Bela dengan sendu.
"A..aku nggak bisa lihat kamu marah sama aku.hHikss."Bela akhirnya menitihkan air matanya didepan Puteri. Jujur dia paling tidak bisa melihat sahabatnya kecewa padanya. Setelah semuanya yang dilewatinya bersama Puteri manis.
"Bel lihat aku."Puteri menangkup kedua pipi Bela yang sudah basah karena air mata.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com