"Udah sampe."
"Oh, i-iya." Cewek itu langsung mengalihkan pandangan, menatap ke arah sekitar.
"Temenin gue latihan." Ucap cowok itu.
Atta berdecak sekali. "Lo Cuma tinggal duduk anteng lihatin gue. Gitu aja ribet."
"Iya, iya." Alana menurut, mengambil tempat duduk di salah satu bangku panjang dekat pohon.
"Anak pinter." Atta menyeringai sambil mengacak puncak kepala cewek itu. "Gue tinggal bentar." Cowok itu berlari ke tengah lapangan, meninggalkan cewek yang pipinya semakin merah.
"Lo pacaran sama Atta?" Tanya seorang cowok dari arah belakang.
Alana langsung menoleh, menatap wajah cowok itu lamat-lamat. "Bukan urusan lo."
Mahesa tersenyum singkat, kemudian duduk di sebelah Alana. "Emang bukan urusan gue juga. Sorry ya." Ucapnya.
Dari sana, Alana dapat melihat sorot kecewa cowok itu. "Bukan salah lo."
"Lo suka sama Atta?" Tanya Mahesa tiba-tiba.
"Gak penting juga kan buat lo tau."
"Tapi Atta sukanya sama Thalia."
"Dan Thalia suka sama lo."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com