Bang Ares menciumiku dengan begitu rakus. Lidahnya masuk semakin dalam ke mulutku. Tangan kanannya menekan bagian belakang kepalaku untuk memperdalam ciuman kami.
Aku harus berjinjit untuk mengimbangi tinggi badan Bang Ares. Dada bidangnya menekan dadaku. Pahanya menekan tubuh bagian bawahku. Tangan kirinya yang bebas meremas bokongku, kemudian beralih ke bagian dadaku. Napas kami saling mengejar. Tatapannya berkabut dipenuhi gairah. Begitu juga denganku. Ruangan ini seolah berputar. Untuk sesaat, aku seperti kehilangan jati diri. Tak tahu dan tak peduli siapa aku dan di mana aku berada. Kepalaku tersentak ke belakang, terasa pening ketika bibirnya mulai menelusuri leherku. Dia memberikan kecupan-kecupan basah dan panas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com