"Kepada peserta nomor Empat, harap segera menuju panggung! Peserta nomor Empat, harap ke atas panggung!" Seruan pembawa acara terdengar nyaring melalui salon-salon yang ada.
"Ya, mari kita sambut perwakilan dari 11-IPS-2 dengan pertunjukan drama mereka. Cinderella...! Boleh bertepuk tangan, para hadirin semua!"
Prookkk. Prookkkk. Prroookkk.
Para penonton tampak riuh menyambut pentas drama dari kelas itu. Semua antusias menonton. Pertunjukan yang ditampilkan memang bervariasi dari setiap kelasnya.
Sementara itu, Keira yang ada di belakang panggung masih belum bisa tenang. Berkali-kali ia menggigit bibirnya karena tidak siap untuk tampil. Ia mondar-mandir dengan kepucatan menyelimuti sekujur wajahnya.
"Kei," Zein menarik pundak anak itu. "Ayo, kita latihan sebentar. Ada gitar anak-anak kelas 12 yang boleh kita pinjam. Setidaknya kita bisa nunggu giliran sambil sedikit latihan," ucapnya.
"Tapi gue takut, Zein. Gue malu," Keira hampir menangis saking gelisahnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com