"Jadi apa aja yang udah Edward lakuin sama lo sebelum gue datang?" tanya Zein begitu ia dan Keira sampai di tempat parkir.
"Meskipun gue udah lari dan teriak-teriak tapi tetep aja, dia berhasil nyium pipi gue," aku Keira dengan berat. Kepalanya bahkan tertunduk tanpa bisa ditahan.
"Dia nyium lo?" seketika mata Zein melebar. "Brengsek bener tu bangsat! Bagian mana yang dia cium?"
"Di sini." Dengan polos Keira menunjuk pipi sebelah kirinya.
"Njir, berani-beraninya dia!" umpat Zein tak henti-henti. Ia lalu mengusap lembut pipi Keira dengan tangannya.
"Lo ngapain?" tanya Keira heran.
"Bersihin muka lo dari sentuhan Edward," jawab Zein lalu CUP! "Gue yakin ini udah steril," ucapnya setelah mengecup sejenak pipi Keira.
"Zein!" Keira jelas kaget atas tindakan itu. "Dasar lo nih, sama aja kayak dia!"
Cowok itu malah tertawa saat Keira memukul lengannya. "Ayo, naik!" serunya sembari menaiki motor.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com