webnovel

03

"kau ingin makan apa?" tanya Rose membuyarkan lamunan Jungkook. Mereka tadi habis berbincang-bincang sebentar dan diakhiri dengan keadaan sedikit canggung.

"ee apa?" tanya Jungkook kembali karena ia tadi tidak mendengar.

"aku tanya kau mau makan apa?" ucap Rose kembali. Jungkook terdiam, entah sedang memikirkan apa menu makanannya atau heran dengan sikap Rose. Rose berdehem ketika menyadari sikap diam Jungkook, ia ingin membenarkan maksudnya.

"ini sebagai ucapan terimakasih karena telah menolongku" denahnya. Jungkook hanya mengangguk-ngangguk dengan mulutnya yang seperti mengatakan oh.

"terserah kau mau masak apa" ucapnya kemudian. Rose tersenyum dan beranjak dari duduknya menuju dapur. Jungkook pun mengikutinya dari belakang.

"kenapa kau mengikutiku?" ucap Rose sadar ketika Jungkook ada di meja makan.

"loh apa salahnya aku melihatmu memasak?" ucapnya tanpa salah apapun.

Benar juga sih.

Rose berbalik dan melanjutkan kegiatan memasaknya.

"kau kenapa tidak membawa anak mu ke sini akhir-akhir ini?" tanya Rose membuka suara. Jungkook menoleh padanya dan memasang muka bingung.

"anak ku?"

"ya anak mu yang lucu itu" ucap Rose lagi. Jungkook pun tertawa keras dan Rose hanya menatapnya bingung.

"oh maksudmu anak itu? Astaga Rose aku ini masih bujangan dan kau malah mengatakanku sudah punya anak?" Rose mengerutkan kening tidak mengerti dan tidak lama kemudian dia pun menutup mulutnya

"masa?"

"dia itu bukan anakku, dia anak sepupuku" jelas Jungkook yang diikuti kekehan kecil. Rose tidak percaya dan hanya bisa menatap Jungkook sambil menepuk jidaknya.

"astaga aku pikir itu anakmu loh. Soalnya dia nyaman sekali ketika bersamamu"

"yah anak itu memang bisa dengan siapa saja. Waktu itu aku diminta menjaganya sebentar karena sepupu ku ada urusan mendadak." Jelas Jungkook kembali.

Rose tersenyum ia malu terhadap dirinya sendiri. Jujur selama ini Rose mengagumi sikap Jungkook yang terlihat seperti ayah muda baginya. Begitu sangat dewasa dan menawan, namun siapa sangka kalau laki-laki yang ia kagumi itu ternyata masih seorang pemuda.

"ibu aku lapar!!" teriak Heyoon berlarian dan langsung duduk di kursi. "makanan segera datang!!" ucap Rose seraya menyiapkan piring dan gelas. Tak lama kemudian Rose membawa sup ayam dengan mangkok besar dan asap yang masih mengepul lembut di atasnya. "hmmm harum sekali!!!" puji Jungkook yang memonyongkan mulutnya sampai menutupi lubanghidungnya sendiri

"iya om harum!!" balas Heyoon yang mengikuti tingkah Jungkook. Merekapun tertawa bersama-sama.

"kamu kelas berapa Heyoon?" tanya Jungkook. Anak itu mendongak sambil mengunyah makanannya.

"kelas 3 SD om" balasnya.

"makan dulu baru ngomong" ucap Rose menasehati dan di balas oleh cengiran anaknya.

"oh kamu sudah besar ya ternyata" ucap Jungkook, Heyoon pun tersenyum dan berkecak pinggang.

"ya dong Heyoon harus cepat besar biar bisa cari uang buat membahagiakan Bunda!!" ucapnya girang. Rose tersenyum dan mengacak rambut putrinya itu.

"kalau begitu mulai dari sekarang kamu harus berjuang keras belajar agar nanti bisa membahagiakan bunda" ucap Jungkook bersemangat.

"oh yang itu pasti dong om!!" mereka pun berdiri dan melakukan tos seperti orang yang hubuungannya sudah dekat.

Rose hanya terdiam menatap keduanya. Ia merasa sangat bahagia sekarang ketika melihat anaknya menikmati makanan di atas meja makan. Entah mengapa sesuatu yang selalu kurang ditempat itu sekarang tengah di isi. Ya Rose selama ini selalu mengharapkan ada sosok ayah yang mengisi di dalam keluarganya. Karena selama ini Heyoon lahir tanpa sosok ayah, ia tidak tahu ayah itu seperti apa dan hanya bisa melihat dari teman-temannya. Dan Jungkook adalah seseorang yang cocok untuk mengisi posisi itu saat ini. Rose berpikir tidaklah mereka sedikit mirip? Dari gaya bicara dan sikap semuanya mirip. Bahkan mereka berduapun dapat akrab hanya dengan beberapa waktu saja.

Aneh.

Rose sekarang merasa sedang menonton interaksi antara anak dan ayah. Begitu mengasikan, andai saja ayah dari anaknya itu adalah Jungkook. tapi tunggu bukankah ia barusan berharap Jungkook akan menjadi suaminya? Rose tersentak dan segera menggeleng cepat.

Tidak tidak! Kenapa kau memikirkan hal itu- Rose

"Rose, cepat makan. Dari tadi kau hanya diam saja" ucap Jungkook yang sedikit membuat Rose kaget. Heyoon memiringkan kepalanya.

"bunda kenapa?" tanya nya kemudian. Rose pun menggeleng cepat.

"bukan apa-apa ayo makan lagi" ajaknya seraya mengambil sendok dan menyuap nasi kedalam mulutnya.

Rose mengantarkan Jungkook sampai ke depan pintu tokonya. Sekarang pria itu akan pulang dan membawa sebungkus roti yang menjadi tanda terimakasih karena telah menolong Rose tadi.

"makasih ya buat rotinya" ucap Jungkook berdiri di samping mobilnya.

"ya sama-sama" ucap Rose. Jungkook memasuki mobilnya dan menyalakan mesin, ia menuruni kaca mobilnya dan melambaikan tanyan pada Rose. Entah mengapa perempuan itu saan ini ingin berlama-lama bicara pada Jungkook, ia tak ingin laki-laki itu pulang lebih cepat. Tapi Jungkook punya kehidupannya sendiri dan mungkin ia sekarang ada peran yang lebih penting lagi di keluarganya. Tapi tetap saja Rose ingin bersamanya lebih lama.

Setelah lama melamun di depan toko Rose pun tersadar dan segera masuk karena cuaca semakin dingin.

Beberapa hari kemudian pria itu datang, awalnya Rose kira Jungkook tidak akan datang lagi karena mungkin sangat sibuk, kan tidak mungkin ia datang ke toko Rose untuk membeli roti terus.

Jungkook datang dengan mobilnya dan tentu saja dengan jas hitam yang rapi itu. Ia masuk ke toko Rose dan menghampiri perempuan itu yang sekarang tengah menyapu lantai. Rose menatap kedatangan orang itu dengan pandangan heran.

"tumben kau sepagi ini datang, bukankah toko ku belum buka?" ucap Rose. Pria itu tertawa kacil sambil memasukan tanggannya di saku celana.

"anu... sebenarnya aku datang ke sini-" perkataan Jungkook terpotong karena Heyoon berteriak dari lantai dua dan turun dengan langkah cepat.

"Bunda aku berangkat sekolah!!!" teriaknya seraya menghampiri mereka ia pun mengamnbil tangannya Rose dan menyalaminya.

"perlu aku antar?" tanya Jungkook.

"boleh" ucap Heyoon antusias.

"ah tidak usah repot-repot, aku juga bisa mengantarkannya" ucap Rose menolak.

"tidak apa-apa lagian kantorku juga searah dari sini"

Oh pantasan ia sering datang ke sini. Pikir Rose

Tapi maksudnya datang kemari itu apa? Masa ia datang hanya karena ingin mengantarkan anaknya pergi ke sekolah?

"ayo, kau juga mau ke pasar kan?" ucap Jungkook membukakan pintu mobil untuk Rose. Rose hanya terdiam melihat sikap Jungkook tapi ia kemudian menurut dan ikut masuk ke dalam mobil.

"Bunda, Heyoon tinggal dulu ya" pamit anak itu di depan pintu gerbang.

"hati-hati ya nak" ucap Rose dari dalam mobil dan di balas lambaian oleh anaknya yang berlari menemui temannya yang lain. Rose cepat-cepat menaikan kaca mobilnya karena ia tak ingin ibu-ibu itu melihatnya meski ia sempat melihat orang-orang itu melihatnya di dalam mobil. Pasti mereka akan mengosipnya habis-habisan.

"eh siapa itu yang bersama Rose di dalam mobil?" tanya seorang ibu.

"ah mungkin saja itu suaminya, kan suaminya kerja di tempat jauh" sahut ibu yang lain.

"tapi suaminya kerja di mana ya, tadi ku lihat pakai jas. Kayaknya pejabat tinggi deh"

"eh iya yah, kayaknya si Rose beruntung banget deh punya suami kayah gitu" ucap ibu-ibu yang lain dan percakapan yang tidak penting lainnya. 

Selama perjalanan mereka tidak ada bicara. Tak ada dari salah satunya membuka mulut untuk mengisi waktu selama perjalanan mereka sampai mobil tersebut berhenti di sebuah taman. Rose menggerutkan keningnya tak mengerti bukankah laki-laki di sampingnya ini ingin mengantarkannya ke pasar? Kenapa malah berkunjung ke tempat ini?

"Jungkook kau ingin membawaku kemana sih?" tanya Rose saat pria itu baru saja beranjak dari tempat duduknya dan membuka pintu mobil.

"kita berkencan hari ini" ucapnya kemudian keluar dari mobil. Rose terdiam dengan alisnya yang menukik. Apa? Berkencan? Apakah ia tidak salah dengar?

Rose menyusul pria itu dengan berlari kecil-kecil sedangkan Jungkook sudah berjalan agak jauh sambil tetap tidak menoleh ke belakang karena ia tahu Rose akan segera mengejarnya.

"bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Rose setelah sampai di samping Jungkook.

"tenang, sekretarisku bisa melakukan semuanya" ucap Jungkook enteng. Rose mengerucukan bibirnya seharusnya pria itu bilang dulu padanya kalau mereka ingin membuat rencana. Tidak ini tidak rencana mereka tapi rencana Jungkook sendiri.

"kau curang, aku tidak memakai baju yang bagus dan kau ingin jalan denganku dengan jas itu? Bukankah sedikit tidak cocok?" bukannya sedikit tidak cocok lagi malah sangat tidak cocok sekali. Rose jadi kesal sendiri, belum lagi pagi-pagi ia masih kucel dan tidak berdandan ingin berjalan dengan laki-laki menawan di sampingnya. Lain halnya dengan Jungkook yang pagi-pagi sudah berangkat ke kantor dengan jas rapi dan muka yang tentu saja kinclong, membuat karyawan-karyawan yang kebetulan lewat akan terpana.

Dunia memang tidak adil. :v

"kau kenapa cemberut terus?" Jungkook berjongkok berusaha melihat wajah masam Rose. Wanita bertubuh ramping itu mengalihkan mukanya masih tidak ingin menyahut.

"kamu masih marah ya gara-gara aku tidak merencanakan dulu tentang kencan ini" kata Jungkook menebak. Sudah jelas kok itu penyebabnya masih aja di tanya. Rose mengangguk malas tak lepas dari mukanya yang masam.

"kau belum menanyakan aku mau atau tidak berkencan denganmu" ucapnya kemudian. Jungkook menghela nafas menyadari kesalahannya, dia orangnya memang seperti itu selalu merencanakan semuanya sendiri tanpa meminta persetujuan dengan orang yang akan dia ajak.

"baiklah apa yang harus aku lakukan agar kau tidak marah lagi?" pinta Jungkook. Wanita itu terdiam sebentar memikirkan apa yang ingin dia minta dan dan menghela nafas sambil mengerjap pelan.

"tidak ada, aku mau pulang saja" katanya berbalik tapi di cekal Jungkook.

"eh kok begitu sih? Kita kan Sudah jauh-jauh datang kesini" Rose menoleh dan mendengus kesal. Sekarang ia benar-benar bertingkah seperti anak remaja yang labih.

"terus kau mau apa?" Jungkook terdiam beberapa saat sebelum menjawab kembali.

"bukannya berkencan denganmu?" sungguh Jungkook tidak tahu bagaimana cara memurdikan keadaan ini, dia sekarang benar-benar kaku.

"baiklah kalau begitu" Rose berjalan melewati Jungkook sambil menarik lengan jas pria itu. Jungkook hanya bisa mengikuti dari samping dan menatap wanita itu heran. Baru saja dia ambekan dan sekarang ingin berkencang dengannya dengan ceria dan semangat. Sungguh wanita yang aneh namun cantik. Eh?

Merekanpun menyuri terowongan yang diatapi dengan dedauan dan tanaman bunga di sepanjang kiri kanannya. Berjalan beriringan dan saling berpegangan tangan. Rose menjadi heran sendiri dengan dirinya. Kenapa ia mau menerima ajakan laki-laki yang baru ia kenal untuk berkencan? Bukannya ia selalu menjaga kontak dengan orang yang baru. Semuanya berjalan sendiri tampa ia sadari. Dan sekarang ia malah di samping seorang Jeon Jungkook yang adalah seorang pelanganggan setianya sekaligus lelaki menawan yang ia anggap selama ini. ada apa dengan dirinya?