Aodan tersenyum tipis, ia memegangi tangan Luna dengan erat, wajahnya berseri-seri dan ia mungkin tidak akan berhenti menggoyangkan tangannya kalau Luna tidak memelototinya.
"Aodan, kau bilang kau sudah dewasa, kan?" Luna mau tidak mau mengerutkan kening, melirik suami yang beberapa hari ini baru ia nikahi. "Bisa tidak jangan bertingkah konyol? Semua orang sedang melihat kita sekarang."
"Ah," gumam Aodan dengan malu. "Tapi aku sangat bersemangat, ini pertama kalinya aku naik pesawat, Luna."
Aodan tidak pernah berpikir naik pesawat sebelumnya, bukan karena ia tidak punya uang atau sedang menghemat uang, tapi ia merasa hal itu hanya membuang waktu. Ia bisa mengibaskan sayapnya dan sampai dengan singkat ke tempat lain.
Tapi karena luna ingin mereka bertingkah layaknya manusia normal, Aodan belajar sedikit demi sedikit tidak mengandalkan kekuatannya dan lebih tenang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com