webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
348 Chs

Rebutan Selimut

181

Malam hari kami baru pulang ke rumah Ambu. Tadi, kami berdua ketiduran sampai sore di Griawas. Jika suara petir tidak membangunkan, kami mungkin akan kemalaman. Mengingat moment tadi, rasanya aku tidak ingin waktu berputar maju.

Ketika terbangun dari tidur, aku berada di dalam dekapan dada bidang Pak Anton. Rasanya sangat nyaman, setelah sekian lama tidak interaksi dengan pria. Hari ini, semua itu aku rasakan tapi hati masih mengambang, inikah yang dinamakan cinta atau bias rasa.

Ambu menyambut kedatangan kami di bale-bale rumahnya. Ketika melihat jam, biasanya Ambu sudah tidur jam segini, tapi kenapa Ambu masih juga bangun. Aku menyalami Ambu begitu juga dengan Pak Anton yang dirangkul hangat oleh Ambu.

"Kalian teh dari mana aja? Kenapa baru pulang, Ambu kira enggak mau balik lagi," kata Ambu.

"Maaf Ambu, tadi kami ketiduran di kebun teh," jawab Pak Anton.

"Oalah begitu, kok bisa sampai ketiduran begitu? Parah banget kalian capek berarti bulan madunya," kata Ambu.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com