295
Sesampainya di kamar 307, aku langsung mengetuk pintu. Tetapi setelah cukup lama berdiri menunggu, tidak ada yang keluar dari sana, aku mulai khawatir. Apakah ini semua hanya jebakan saja? Atau Om Tama sengaja membuatku menunggu? Saat memegang gagang pintu benda itu tidak terkunci.
Itu artinya Om Tama ada di dalam kamar. Aku melangkah masuk tanpa dipersilahkan, tapi ternyata kamarnya kosong bahkan pintu kamar mandi pun terbuka. Tidak lama kemudian ada media dan juga pihak kepolisian yang masuk ke hotel melati.
Sontak saja aku terkejut dengan kedatangan mereka, karena tidak menduga akan ada penggerebekan malam ini. Sekarang aku paham apa tujuan Om Tama untuk menjebakku datang ke sini. Aku berusaha tenang karena memang tidak bersalah, tapi sialnya KTP tidak terbawa.
"Permisi Bu, Anda sedang apa di sini? Bisa ikut kami untuk pemeriksaan?" kata seorang Polwan.
"Silakan Bu, saya tidak berbuat aneh-aneh, kalian periksa saja," jawabku sambil menyerahkan tas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com