Rapat keluarga, begitulah kebiasaan yang keluargaku lakukan ketika ada sesuatu terjadi pada kami. Setelah menceritakan semuanya pada Mama, hatiku lumayan lega sekaligus cemas. Karena Ayah punya riwayat jantung yang sangat aku takuti.
Paman, Kak Dalfa, dan Kak Yuni sudah datang. Rumah kedua kakakku itu memang tidak terlalu jauh, jadi mudah saja untuk sampai ke rumah orang tuaku. Akan tetapi, kepadatan mereka yang sangat sibuk bekerja, kadang tidak ada waktu bahkan untuk sekadar bertemu keluarga.
Kami saling melepas rindu dengan berpelukan erat, Kak Yuni cukup lama mengusap punggungku. Tapi anehnya, aku tidak merasakan apapun atau tersentuh oleh sikap kakak perempuanku tersebut. Kami semua kemudian duduk di ruang tamu.
"Keluarga Denis memang keterlaluan. Sudah pernah menghina anakku, sekarang mereka memperlakukan kamu seperti ini? Sungguh keterlaluan mereka semua!" seru Ayah nafasnya tersengal seiring emosi dalam jiwanya.
"Iya, kenapa kamu diam aja sih Dinda," kata Kak Yuni.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com