Bang Anton masuk ke dalam kamar lalu duduk di sebelahku. Aku segera mundur menjauhinya bukan karena tidak mau bersamaan, tapi aku merasa malu dan belum siap untuk bicara. Bang Anton terdengar menghela nafas dalam-dalam sepertinya dia kesal.
"Maunya kamu itu apa sih sebenarnya? Aku jadinya serba salah mau ngapa-ngapain," kata Bang Anton.
"Ya nggak mau apa-apa. Sekarang aku belum siap aja ngomong sama kamu Bang," jawabku singkat.
"Terus mau sampai kapan siapnya? Sampai kamu nanti rontok anuannya," kata Bang Anton.
"Anuan apa sih ngomong jangan suka ngaco," kataku.
"Ya udah terus maunya kayak gimana? Kita udah malahan cukup lama dan berkali-kali pula terjadi. Kamu tahu yang namanya rumah kalau tidak dirawat. Beberapa bagian akan rusak Begitu juga dengan hubungan rumah tangga. Jika tidak segera kita perbaiki maka yang terjadi adalah kerusakan," ujarnya sambil melirik kepadaku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com