Anak-anak sudah masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Liburan di Bogor hanya tinggal dua hari lagi. Karena penasaran dengan mereka, aku masuk ke dalam kamarnya dan melihat keadaan mereka.
Betapa terkejutnya aku melihat keadaan kamar yang sangat berbeda dari biasanya. Entah bagaimana mereka mengangkat kasur hingga bisa dirapatkan seperti sebuah kasur besar. Mereka tidur berempat saling berpelukan, Kiara dan Kimberly, Lucas dan Darren.
Tidak terasa air mata meluncur deras melihat pemandangan yang membuatku terharu. Bang Anton tiba-tiba muncul di belakangku, dia kaget kenapa aku menangis. Tapi aku tidak mau menjawab dan hanya memegang tangannya.
Kenapa sayang kamu nangis tanya Bang Anton.
Aku terharu lihat kekompakan mereka Bang. Nggak nyangka juga mereka bisa aku, padahal Darin itu anak baru jawabku.
"Biarkan saja mereka akur dengan sendirinya. Seharusnya kamu bangga, kadang yang sedarah saja susah akurnya," kata Bang Anton.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com