"Lo udah nganggap kita ini keluarga bukan? Masih nganggap atau cuman omongan doang," kata Bang Anton kepada Danisya.
"Ya kalian keluarga gue. Jangan ngomong gitu lah antar ngajak berantem banget," kata Danisya.
"Ya udah kalau anak-anak udah nggak ada Bapak biologisnya. Bukan berarti dia bakalan kehilangan sosok figur Bapak lainnya. Sya gue siap jadi Bapak dari anak-anak lo kenapa lo harus khawatir dengan nasib mereka," kata Bang Anton.
Entah apa maksud Bang Anton mengatakan hal seperti itu, apa dia ingin menikahi Danisya dan menjadi suaminya. Atau cuman menjadi donatur seperti biasa mengeluarkan uang demi kepentingan anak-anak terlantar dan berkebutuhan khusus. Hatiku mendadak tidak enak mendengar ucapan Bang Anton.
Setelah melihat Danisya sudah tenang, kami berpamitan pulang sepanjang jalan Aku malas bicara dan memilih pura-pura tidur. Nonton sesekali terdengar membangunkanku, tetapi aku tidak peduli. Aku diam saja tidak punya hati ucapannya namun dia peka dan mencubit lenganku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com