157
Setelah mendapatkan nama kamar Mama dari resepsionis. Aku langsung pergi ke ruangan beliau, di sana semua orang sedang berkumpul, mereka sontak menatapku karena heran ada orang yang masuk tanpa permisi. Kak Yuni datang menghampiriku dengan gayanya yang biasa songong.
"Siapa kamu? Mau apa ke sini?" tanya Kak Yuni.
"Kak, ini aku Dinda, apa Kakak tidak kenal denganku?" tanyaku padanya.
"Jangan suka ngarang deh kamu. Dinda, Adik saya sudah meninggal lima tahun lalu," jawab Kak Yuni.
"Tapi aku beneran Dinda, Kak."
"Gimana kamu bisa mengaku sebagai Dinda. Wajah kamu aja beda jangan ngada-ngada deh Mbak, mungkin salah kamar kamu," imbuh Kak Dalfa menimpali.
"Aku saat ini memang nggak bisa buktikan kalau aku Dinda. Tapi aku berani sumpah, aku ini Dinda Ariani, Adik kalian. Aku ke sini pengen lihat Mama. Tadi aku ke rumah, tapi kata sekuriti Mama dirawat di sini sudah seminggu."
"Mbak ini makin ngaco aja, mana mungkin tahu alamat rumah kami," kata Kak Yuni.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com