199
"kamu mau aku apa kan sayang?" tanyaku pada Dinda.
"Terserah Bang Anton saja Aku pasrah," jawabannya membuat wajahnya terlihat sangat menggemaskan sehingga aku ingin terus menerkamnya di dalam dekapan.
Dinda terlihat sangat menikmati semua permainan yang kulakukan. Sepertinya dia tidak pernah merasakan hal ini, hingga saat aku menyentuh setiap tubuhnya dia menggeliat manja. Kami terus bergelut hingga Dinda merasa lelah, dia sangat lemas sampai aku tidak tega untuk mengeksplornya lagi.
Aku membawanya ke tempat tidur dan menyelimuti tubuhnya. Tapi tetap saja rasa penasaran karena baru menyentuhnya menggelitik naluri Lelakianku saat akan Meneruskan ke ronde selanjutnya suara presto malah menganggu kemesraan kami.
"Dasar presto menyebalkan. Aku pengen banting kamu deh," gerutuku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com