Kini hanya tinggal Gavin di ruangannya, dia sendirian menopang wajahnya dengan kedua tangan, dan menatap pada langit-langit di dalam ruangannya itu.
"Riana-Riana ... apalagi yang ingin kau dapatkan, harta sudah kau miliki. Kehidupanmu sudah lumayan nyaman, untuk apalagi kau mengganggu hidup Marcella," gumam Gavin tidak henti-hentinya merasa heran dengan perbuatan Riana.
"Kenapa kau melamun Nak, apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Sutedja.
Gavin terlonjak kaget ketika suara Papanya itu mengagetkannya. "Astaga! Papa! Kau membuatku kaget saja, Papa kenapa ke Ruanganku?" tanya Gavin menatap pada sang papa.
"Papa hanya ingin mengobrol denganmu, Papa ingin memastikan rencana kamu kedepannya seperti apa?" Sutedja sangat mengkhawatirkan Gavin yang masih saja sendiri, padahal, usianya semakin senja.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com