webnovel

Suami Yang Luar Biasa

Editor: Wave Literature

Jika dilihat lebih cermat, maka akan terlihat sorot kekesalan menyelimuti matanya.

Seharusnya dia menghentikannya saat tahu bahwa pamannya yang 'baik' telah berani mengikatnya dengan Lu Zijia.

Tapi entah kenapa, dia tiba-tiba teringat mata licik dan cerah wanita itu.

Dia berpikir, jika wanita itu berada di sampingnya, maka hidupnya yang membosankan akan lebih berwarna.

Jadi, dia menyetujui rencana pamannya yang 'baik' itu.

Namun ketika dia sendirian, tiba-tiba dia merasa jika apa yang dia lakukan sekarang sangat berbeda dengan gayanya dulu. Membuatnya merasa agak kesal.

Sekarang dia merasa jengkel lagi saat mendapatkan pertanyaan itu dari Lu Zijia.

Hanya saja, dia tidak menunjukkannya.

"Sudah selesai makannya?"

Mu Tianyan tidak menjawab pertanyaan Lu Zijia. Sebelum Lu Zijia menjawab, dia berkata lagi pada Paman He, "Bersihkan semuanya."

"Baik, Tuan Muda Kedua."

Paman He menahan semua rasa kagetnya, dia menjawab dengan hormat. Kemudian, menekan portofon yang dia pegang dan meminta pelayan lain membersihkan meja.

"Tunggu, Mu Tianyan kamu belum menjawab pertanyaanku. Seharusnya kamu tidak langsung pergi seperti ini, kan?"

Begitu mendengar Mu Tianyan menyuruh pelayan membersihkan meja, dia dengan cepat mengambil sumpit dan melahapnya lagi.

Lebih baik dia makan lebih banyak sebelum pelayan membersihkan ini semua.

Baru juga dia makan dua sumpit, Mu Tianyan sudah mengendalikan kursi roda meninggalkan ruang makan. Dia sudah akan berteriak menghentikannya…

Namun, Mu Tianyan berpura-pura tidak mendengarnya, suaminya yang luar biasa itu meninggalkannya begitu saja.

Lu Zijia membeku.

Dia baru saja terlahir kembali, dan tiba-tiba sudah punya suami yang terlalu kekanakan?

Tapi ketika teringat perlakukan 'lembut' Mu Tianyan semalam dan wajahnya yang luar biasa tampan ….

Lu Zijia tiba-tiba merasa senang memiliki suami yang luar biasa sepertinya.

Setidaknya, Mu Tianyan jauh lebih baik daripada pria baj*ngan yang disukai pemilik asli tubuh ini.

Karena dia sudah ada di sini, maka mau tidak mau dia harus menerimanya. Karena semuanya sudah terjadi, ikuti saja arusnya. Lagi pula, Tuan Muda Kedua Mu juga tidak akan bisa berbuat apa-apa padanya dalam kondisinya yang sekarang.

Melihat Mu Tianyan pergi, Mu Ruishu dengan cepat mengejarnya.

Lu Zijia membatin, 'Dasar pengikut kecil!'

"Nyonya Muda Kedua, Anda pasti sangat lelah. Mari saya antar ke kamar Anda?"

Mu Tianyan tidak bilang menyuruhnya tidur di kamar utama, jadi Paman He tidak berani membawa Lu Zijia ke sana. Paman He mengantar Lu Zijia ke kamar tamu.

"Oke, ayo."

Lu Zijia tidak merasa keberatan dengan panggilan Paman He padanya. Tidak ada gunanya sama sekali untuk mempedulikan hal itu.

Dalam perjalan menuju kamar tamu, entah sengaja atau tidak, Paman He menceritakan banyak hal tentang kediaman Mu pada Lu Zijia.

Contohnya, hanya ada dua garis keturunan dalam keluarga Mu. Yang tertua adalah paman Mu Tianyan.

Dan yang kedua adalah ayah Mu Tianyan.

Hanya saja, orang tua Mu Tianyan sudah lama meninggal. Kakak dan ipar perempuannya yang 12 tahun lebih tua darinya juga meninggal secara mendadak 3 tahun lalu, hanya menyisahkan Mu Ruishu sebagai anak satu-satunya.

Contoh lain, saat masih kecil, Mu Tianyan dikirim ke luar negeri untuk belajar. Dia baru kembali 3 tahun yang lalu.

Sepasang kakinya lumpuh sebelum dia sampai di rumah.

Namun, tidak ada yang berani merendahkannya walaupun dia lumpuh.

Karena meskipun kakinya lumpuh, dia hanya membutuhkan waktu setengah tahun untuk mengambil alih Grup Mu dari tangan pamannya. Dan membuat Grup Mu jauh lebih besar dari sebelumnya.

Saat ini, Grup Mu berhasil menjadi kerajaan bisnis yang besar dan kuat di tangan Mu Tianyan.

Contoh lainnya lagi, sebelum Mu Tianyan kembali, Mu Ruishu dianiaya oleh keluarga paman Mu Tianyan selama hampir satu bulan.

Untungnya, Mu Tianyan kembali satu hari lebih awal, jika tidak, bisa-bisa Mu Ruishu sudah kehilangan nyawanya.

Setelah kejadian itu, Mu Ruishu sangat takut pada semua orang. Bahkan jika ada yang mendekat padanya, dia akan langsung berteriak dan pingsan.

Mu Tianyan-lah yang sudah berusaha keras selama lebih dari setahun untuk membuat kondisi Mu Ruishu membaik.

Di saat yang sama, Mu Ruishu juga menjadi sangat bergantung pada Mu Tianyan dan menganggap Mu Tianyan sebagai satu-satunya penyelamatnya.

Itulah sebabnya Mu Ruishu sangat takut kehilangan Mu Tianyan, satu-satunya paman yang dia andalkan.

Itu juga alasan Mu Ruishu begitu memusuhi Lu Zijia tadi.