Di ruang belajar
"Paman, apakah dia benar-benar Bibiku?"
Mu Ruishu yang mengikuti Mu Tianyan masuk ke ruang belajar pun bertanya lagi untuk memastikan.
Mu Tianyan tiba-tiba menghentikan kursi rodanya dan berbalik. Dia menatap keponakan kecilnya yang bahkan tidak setinggi dirinya saat dia duduk.
Mu Ruishu sangat sayang sekaligus takut pada Mu Tianyan. Ditatap seperti ini membuatnya tak kuasa menahan rasa gugup.
"Berikan buah itu padaku."
Bukannya menjawabnya, Mu Tianyan justru mengulurkan tangan kanannya yang panjang.
Mu Ruishu tertegun sejenak sebelum dengan cepat menyerahkan buah kecil di tangannya pada Sang Paman.
Meskipun dia keberatan untuk menyerahkan buah beraroma enak ini, tapi sang pamanlah yang meminta. Jadi, Mu Ruishu dengan begitu baik memberikannya.
Namun, Mu Tianyan tidak makan buah hijau tersebut seperti yang Mu Ruishu kira sebelumnya.
Sebaliknya, dia mengambilnya dan hanya menatapnya dalam.
Mu Ruishu memiringkan kepala kecilnya bingung. Dia tidak mengerti dengan apa yang dilakukan pamannya.
Tok tok tok~~
Pintu ruang belajar tiba-tiba diketuk.
Setelah mendapat izin dari Mu Tianyan, Mu Yunhao pun membuka pintu dan masuk.
Tidak lama setelah pintu dibuka, tiba-tiba Mun Yunhao melihat benda hijau kecil melayang ke arahnya.
Mu Yunhao dengan cepat menangkapnya. Dia melihat bahwa itu adalah buah hijau dengan aroma manis yang sangat menggoda.
Mu Yunhao yang masih terkejut mendadak merasakan sesuatu. Ekspresinya mulai berubah.
"Buah ini…"
Mu Yunhao memandang Mu Tianyan tak percaya. Seolah-olah tengah mengkonfirmasi sesuatu padanya.
Mu Tianyan mengangguk samar, "Meskipun kekuatannya sangat kecil, tapi itu cukup untuk diserap oleh para prajurit."
"Tuan Muda Kedua, jadi buah ini …"
Mu Yunhao begitu terkejut setelah mendapat jawaban.
Energi spiritual sangat langka di bumi sekarang. Jika mereka dapat menanam buah semacam ini dalam jumlah yang besar, itu pasti akan cukup membangkitkan seluruh Dunia Bela Diri. Bahkan, hal tersebut membuat kegilaan bagi orang-orang yang ada di dalamnya.
Tentu, pasti ada kekurangan dan kelebihannya.
Jika masih belum mampu mengendalikannya, maka buah ajaib ini pasti akan menjadi bencana bagi mereka.
Mu Yunhao tidak tahu apa dia harus senang atau khawatir sekarang ini.
Mu Tianyan menjawab pertanyaannya dengan nada penuh makna, "Hanya ada satu buah seperti ini di dunia."
Artinya, buah yang memiliki energi spiritual dan dapat diserap oleh prajurit ini tidak boleh bocor.
Mu Yunhao telah mengikuti Mu Tianyan sejak kecil. Jadi dia langsung paham maksud dari ucapan pria itu.
"Baik, saya mengerti."
Meskipun Mu Yunhao merasa sangat sayang, tapi dia selalu mematuhi kata-kata Mu Tianyan.
Dia juga tahu bahwa seharusnya dia tidak menarik terlalu banyak perhatian.
Mu Tianyan mengembalikan buah itu pada Mu Ruishu dan memintanya untuk memakannya sekarang.
Mu Ruishu ingin memberikannya pada Sang Paman. Akan tetapi Sang Paman justru menyuruhnya memakannya. Jadi, dia hanya bisa makan buah harum itu dengan patuh.
Setelah memakannya, tubuh Mu Ruishu merasakan rasa nyaman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Mu Ruishu tidak menyadari apa yang terjadi pada wajahnya. Akan tetapi, Mu Tianyan dan Mu Yunhao melihatnya dengan jelas.
Wajah lemah dan pucat Mu Ruishu sedikit merona sekarang.
Walaupun seadanya, tapi ini adalah kejutan besar bagi Mu Ruishu yang sudah dari kecil memiliki kondisi tubuh lemah sehingga dia harus bergantung pada obat-obatan selama bertahun-tahun.
"Paman, buah yang diberikan oleh Bibi ini sangat enak."
Mu Ruishu menjilati bibirnya. Wajahnya tampak merekah penuh makna.
"Bibi?" Mu Yunhao terkejut.