webnovel

Awakening Of The Fallen Soul

Violet Charlotte, hanya memiliki dua pilihan dalam hidup. menjadi seorang Ratu di negeri nya, atau di negeri pasangannya. pilihan tersebut membuat nya di tuntut untuk terus-menerus melakukan hal egois, pilihan yang selalu membawanya ke ambang penyesalan tak berakhir. sedangkan takdir tidak memperdulikan hal tersebut, suka ataupun tidak, pada akhirnya Violet memang harus tetap memilih, dan menerima apapun hasil yang akan diterima dari keputusan nya.

Ni_zza · Historia
Sin suficientes valoraciones
131 Chs

antara Aldridge dan Carlo

kepergian Elva semalam, seolah seperti godam yang menghantamnya. setelah bertahun-tahun tak pernah melihat sosok wanita itu, tuhan kembali mempertemukan mereka dengan akhir yang mengenaskan.

pikirannya pun sejak semalam terus terjaga. perasaan sedih, gelisah, takut, semua terus membaur, membuat dirinya seperti jiwa tanpa raga. membuat nya terus memikirkan hal apa yang akan terjadi kedepannya.

apa akan lebih buruk, atau bahkan sangat buruk. Kevyan pun tak luput dari pikirannya, anak itu sungguh bernasib malang, hidup dilingkarkan takdir yang penuh akan drama penolakan, mulai dari memiliki seorang ayah yang bejat dan ibu yang sudah tenang di alam sana.

"apa yang kau pikirkan, Violet?" bisik Adam yang menyadarkan Violet dari lamunannya.

"hmm?"

"jangan melamun, fokus pada jamuan nya, agar tidak ada yang tersinggung nanti."

"iya," balas Violet singkat.

Adam kembali melanjutkan santapannya. sedangkan Violet, seperti tidak memperdulikan ucapan Adam sebelumnya, kembali melamunkan hal lain di pikirkan nya.

Adam yang menyadari hal itu pun, menatap kesal sebentar, lalu menyentuh tangan Violet yang langsung di tepis seketika.

"ada apa?" bingung Adam yang membuat anggota keluarga lainnya menoleh memperhatikan mereka.

"maaf," cicit Violet lirih.

"kenapa, Violet?" tanya Darrian yang sekarang menghentikan aktifitas makannya dan memfokuskan dirinya pada

Violet.

"tidak apa-apa, Darrian."

"ada sesuatu yang mengganggu mu? atau kau tidak suka dengan hidangannya? aku akan suruh pelayan membawakan mu makanan lain--"

"tidak, Darrian. lebih baik, lanjutkan makan mu saja," potong Violet yang merasa tidak enak karena telah mengganggu suasana jamuan kali ini.

Darrian menurut, ia kembali menggenggam sendok yang tadi diletakkannya, dan menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

"kau betul tidak apa, 'kan?" Adam menatap wajah Violet dari samping. posisinya yang duduk persis di samping Violet, membuatnya dapat melihat dengan jelas raut wajah istrinya itu.

"iya, aku tidak apa-apa."

"Violet, ada yang ingin ayah sampaikan padamu, Nak."

Violet mengalihkan pandangannya ke arah Axton, yang ternyata sudah menyelesaikan santapannya.

"apa, ayah?" tanya Violet ragu, perlu diketahui. rasanya sangat aneh bagi dirinya, ketika memanggil seseorang dengan sebutan 'ayah' selain kepada, Markz.

"Kerajaan Etherria, baru saja mengirimkan sebuah pesan kepadaku," lanjut Axton yang tersenyum ketika melihat perubahan raut wajah Violet.

"maksudku, ayahmu lah yang mengirimnya secara pribadi. beliau ingin kau dan Adam mengunjungi istana Etherria, ia sekarang sedang menahan rindu pada Putrinya." Axton tertawa ringan di akhir penjelasan nya, membuat yang lain menarik sudut bibir tersenyum.

"apa yang akan pergi hanya Violet dan Adam?" tanya Darrian.

"tentu saja, Darry. memangnya kalau kau ikut, kau akan berbuat apa di sana? mencari jodoh dari Etherria, heh?" canda Victoria yang membuat Darrian menarik sudut bibirnya kebawah. Darrian tidak suka jika ibunya mulai bersifat seolah sedang mengejek dirinya seperti ini.

"kau mau ikut, Darrian?"

"iya, ayah. aku hanya tidak yakin jika Adam bisa menjaga Violet dengan baik," jawab Darrian sambil memicingkan mata kearah Adam yang juga menatapnya dingin.

"Violet, mungkin setelah ini kau harus segera bersiap, perjalanan dari sini menuju Etherria akan sangat memakan waktu, lebih baik jika cepat dilakukan," kata Victoria yang dibalas anggukan oleh Violet.

Adam menatap Violet, perempuan itu hanya memasang tampang biasa, walau sempat terkejut mendengar kerajaan Etherria disebutkan oleh ayahnya, perempuan itu kembali menetralkan ekspresi nya.

"aku pergi dulu," ucap Adam yang bangkit dari duduknya.

"mau kemana, Adam?" tanya Victoria, Axton pun kini memandang kearah Adam.

"aku akan memberitahu, Freya. bahwa aku akan pergi ke Etherria."

"hahh, pergilah... beritahu selir jelek mu itu, dan kalau kau tidak akan datang ke kamar Violet malam ini, beri tau aku, biar aku yang menemani istrimu," sahut Darrian sambil memandangi Adam tak suka.

"Darry!!"

"kenapa, ibu? aku tidak ingin mendapat kalimat-kalimat ceramah dari ibu sekarang," balas Darrian yang sudah lebih dulu meninggalkan ruang jamuan keluarga kerajaan.

Victoria bergumam marah mendengar ucapan putra bungsu nya, kemudian menoleh menatap Adam yang masih berdiri tanpa ekspresi.

"ayah, ibu, aku juga akan pergi. ada banyak hal yang harus ku persiapkan sebelum waktu keberangkatan." Violet berusaha memaksakan sedikit senyum ketika Axton dan Victoria menatap dirinya, kemudian Violet membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruang jamuan.

***

"boleh aku masuk?"

Violet menatap pintu kamarnya yang tertutup, dapat ia dengar seseorang seperti meminta izinnya untuk masuk, dan ia tau siapa orang itu.

"masuklah."

cklek..

"Violet."

"ya?"

"bagaimana dengan Kevyan? kita akan membawanya atau--"

"tentu saja aku akan membawanya, Adam."

"aku sudah dapat menebak jawaban itu akan keluar dari mulutmu."

"lalu? kau datang kemari hanya untuk mengatakan hal itu?"

"bukan, sebenarnya bukan itu yang ingin aku bicarakan dengan mu."

"bicarakan? bicarakan apa?" bingung Violet, namun tak menghentikan aktifitasnya yang tengah memilah barang mana yang akan ia bawa.

"ini tentang Freya "

"aku rasa, urusan mu dengan Freya, tidak ada sangkut pautnya denganku," balas Violet acuh.

"Violet, aku tidak tau harus memberi pengertian yang seperti apa lagi, tapi Freya bersikeras ingin ikut bersama kita."

"terus apa hubungannya dengan ku?"

Adam mendudukkan dirinya di atas ranjang, tepat di hadapan Violet .

"kalau kau tidak keberatan, Freya bisa ikut bersama kita."

tangan Violet yang tengah menyentuh gaunnya itupun seketika terhenti di udara.

"maaf, tapi apa aku tidak salah dengar?" tanya Violet dengan tampang malasnya.

"Violet, aku tau ini sebuah pernyataan yang aneh, tapi aku juga tidak bisa terus-terusan menolak Freya."

"itu sama sekali bukan urusanku, lagi pula ayahku secara pribadi menulis dalam pesannya, bahwa ia sedang merindukan ku, bukan merindukan se.lir.mu!" kata Violet dengan penekanan saat menyebutkan kata 'selirmu'

"tolong mengertilah, aku tau bahwa--"

"dengar, Adam. jika selirmu itu ingin ikut karena tak tahan berjauhan dengan mu, kau bisa tetap tinggal disini. biar aku yang pergi, mungkin aku akan meminta Darrian menemaniku, lagi pula tadi Darrian juga menawarkan dirinya untuk itu kan."

"tidak!"

"kenapa tidak?" balas Violet mengangkat salah satu alisnya.

Adam menghembuskan napas kasar, "aku yang akan menemani mu, itu keputusanku!"

"lalu bagaimana dengan Freya mu tersayang?"

"kau tidak perlu membahasnya lagi, aku pastikan hanya kita berdua yang pergi." Adam bangkit dan pergi meninggalkan Violet, membuat Violet memaki dengan nada lirih.

"tadi memangnya siapa yang lebih dulu membahas Freya, dasar aneh!"

***

"hati-hatilah, sampaikan salam hormat ku pada ibu Ratu Arina."

Violet tersenyum simpul mendengar perkataan Victoria.

beberapa saat lagi, kereta kuda akan membawa dirinya dan Adam melakukan perjalanan cukup jauh, hanya beberapa pengawal yang akan ikut menemani.

"apa kau yakin, aku tidak perlu ikut?"

Violet terkekeh pelan saat Darrian menghampiri dirinya dengan wajah cemas, menurutnya, adik iparnya ini sudah berlebihan.

"kenapa kau terlihat begitu khawatir, Darrian?"

"entahlah, Violet. aku hanya merasa tidak dapat mempercayai si bodoh itu," jawab Darrian yang menatap sengit kearah Adam yang sedang berpeluk mesra pada Freya.

"sebenarnya, aku juga tidak ingin percaya pada dia," ucap Violet.

"jadi, apa aku boleh ikut?" tanya Darrian lagi.

"tentu tidak Darrian, kau harus tetap berada disini, menjaga kerajaan Barat selama sang Raja bepergian jauh, terutama kau harus selalu memastikan keamanan sang selir tercinta Raja."

"kau pikir aku aku akan Sudi melakukannya?"

Violet refleks tertawa singkat, ia juga mengeluarkan mimik wajah mengisyaratkan kepada Darrian agar berhenti mengeluarkan ucapan sarkas lainnya sebelum Adam menyadari hal itu.

setelah memastikan acara peluk memeluk antara Freya dan Adam selesai, barulah mereka memulai perjalanan. Kevyan, bayi lelaki itu masih nyaman dengan mimpi indahnya. di dalam kereta kuda tersebut juga terdapat box yang diperuntukkan untuk Kevyan, membuat Violet tidak perlu mendekap bayi itu selama perjalanan berlangsung.

"aku ingin kau mengetahui satu hal, Violet."

Violet tak menoleh, ia lebih memilih memperhatikan jalanan dari luar jendela yang berada dalam kereta kuda.

"tentang, Raja Aldridge. perlu kau tau bahwa ia sedang berada di istana Etherria. menjadi tamu kehormatan, karena tengah menjalani kerja sama bersama Carlo dalam usaha menggabungkan pasukan terkuat mereka, mereka juga melakukan pertukaran anggota, seperti penasihat Raja, dan perdana menteri, mungkin mereka tengah berniat membangun hubungan yang kuat satu sama lain."

jantung Violet berdetak cepat, wajahnya berubah pias.

"mungkin bukan hanya itu saja menurutku, mereka pasti akan melakukan hal lainnya, hal yang lebih besar. kalau bukan karena itu, buat apa Raja Aldridge sampai menetapkan akan berada di Etherria dalam jangka waktu lama, paling tidak mungkin sampai hari penobatan Carlo."

"dari mana kau tau?" tanya Violet pelan, namun masih tak mengalihkan pandangannya menatap luar jendela.

"aku dengar sendiri beritanya, ini sudah tersebar luas, tapi bagiku itu tidak penting, Violet. apa kau ingat hal yang pernah ku katakan padamu? jika kau ada bertemu atau berbicara pada Raja Aldridge, segera beritahu kepadaku."

***

jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan^^

Ni_zzacreators' thoughts