Sepeninggal Mursal, Azizah terdiam dalam kelasnya. Ucapan Mursal tadi penuh dengan rahasia, seakan ada yang dia maksudkan. Apa maunya? Apakah benar akan ada kejadian yang akan terjadi hingga akhirnya mereka juga menikah?
Jujur saja, dia belum memberi kepastian pada Ahmad karena mereka pun jarang bertemu. Ahmad cukup sibuk bulan Ramadhan ini, membuat mereka tak punya jadwal bertemu. Terakhir bertemu saat melihat gedung pernikahan, setelahnya tidak pernah lagi.
Dihelanya napas, lalu menyimpan kartu undangan itu. Dia melanjutkan bacaan, mencoba agar tak terbawa perasaan dan pemikiran dari ucapan Mursal tadi. Dia akan menanyakan langsung pada Ahmad kalau ada kesempatan bertemu sebelum sepuluh syawal nanti.
"Sepertinya kamu dekat dengan Pak Mursal," ucap seseorang dari kursi lain, membuat Azizah mengalihkan perhatian dan menatapnya. "Sampai dapat surat undangan khusus begitu, siapa dia? Dan apakah kamu mengenal Ain yang dimaksud dalam undangan ini?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com