webnovel

Assalamu'alaikum Idol (HIATUS)

Deeva adalah wanita berhijab yang mampu melihat warna tubuh seseorang. Warna tubuh yang sangat jelas ia lihat ketika berada di tempat gelap membuatnya penasaran. Terlebih karena kesehariannya yang ia anggap tak biasa semakin menarik perhatiannya. Hingga suatu ketika dia tanpa sengaja bertemu dengan seseorang Pria dengan warna tubuh merah darah yang sangat mengerikan. Apakah yang Terjadi? Mengapa pada saat yang bersamaan seorang Idol ternama menyelamatkannya dan membuat tenang karena warna tubuhnya yang berbeda? namun Menenangkan...

Hasrahnian_Hasnan · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
3 Chs

Sang Idola 1

Pagi itu Celine terbaring lemas karena demam. Deeva yang sibuk berbenah diri ingin segera menuju ke kampus selalu melirik kearah Celine yang terdesah-desah karena demamnya. Ia tidak tega untuk meninggalkan Celine sendirian di kamar saat Shafira juga sudah berada di kampus, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa dikarenakan mata kuliah pada pagi hari itu tidak bisa ia tinggalkan. Sudah tiga hari belakangan ini Celine kurang tidur dikarenakan tugas projek yang diberikan oleh profesor kepadanya, sehingga membuat kondisi tubuhnya menurun drastis.

"Kamu beneran tidak apa-apa? aku tidak tega meninggalkan kamu sendirian disini, apalagi dengan kondisi kamu yang sedang deman tinggi seperti ini.". Ucap Deeva dalam bahasa Inggris. Celine adalah teman sekamar Deeva yang berasal dari london, sedangkan Deeva dan Shafira sama-sama berasal dari Indonesia.

"Iya kok, aku tidak apa-apa. Kamu ke kampus saja sekarang, kamu sudah terlambat. Jangan samapai karena aku kamu malah akan mendapatkan masalah dengan kuliahmu. Aku hanya butuh sedikit istraha saja, lagi pula aku juga sudah minum obat dan memakan bubur yang kamu berikan." Nada suara Celine terdengar berat karena menahan dingin.

Wajahnya yang pucat pasih membuat Deeva tak tega untuk meninggalkan dirinya, namun dia sudah memikirkan cara agar ia bisa pulang lebih cepat untuk merawat Celine.

"Ya sudah.. Aku jalan dulu, tapi kamu jangan lupa minum obatnya sebentar siang yah? Aku sudah sediakan diatas meja. Buburnya juga jangan lupa dimakan sebelum kamu minum obatnya biar kamu kuat. Okeh!" Ia memegang pipi Celine dengan lembut. Deeva memang tipe teman yang sangat pengertian, perhatian dan penyayang. Jika ia tidak ke kampus, sudah tentu saja dia akan merawat Celine dengan baik.

"Tunggu Deeva..." Cegat Celine cepat dengan menahan tangan Deeva yang akan pergi.

"Aku boleh minta tolong sama kamu tidak?" tatapnya dengan mata yang penuh pengharapan.

Meski merasa ada sesuatu yang salah dengan tatapannya tersebut, Deeva tetap tersenyum hangat mengingat Celine yang sedang sakit. Untuk kali ini, Deeva akan melakukan apapun untuk membuat sahabatnya tersebut senang.

"Apa sih yang nggak buat kamu... emang apa'an sampai kamu pasang muka serius gitu?" karena penasaran, Deeva kembali duduk di samping Celine yang terbaring lemah. Deeva benar-benar berniat melakukan apa yang di inginkan oleh Celine, selama itu dapat membuat sahabatnya tersebut menjadi lebih baik.

"Beneran kamu mau? Kamu sudah tidak bisa menarik lagi kembali kata-kata kamu tadi. Kamu akan membuatku kecewa dan sakit hati kalau ternyata kamu malah menolaknya setelah kamu menyanggupinya tadi." Terang Celine yang masih saja bisa serius memikirkan hal lain, meski kondisinya sendiri masih butuh perhatian dari orang lain.

"Iya deh... kamu kan lagi sakit gini, untuk menebus karena tidak bisa merawatmu hari ini, aku akan lakukan apapun yang kamu mau. Asal apa yang kamu ajukan itu masih sanggup aku lakukan dan tidak aneh-aneh." Tegas Deeva mengingatkan sahabatnya yang satu tersebut, mengingat sifatnya yang terkadang sedikit bar-bar dan menakutkan.

"Kamu harus datang ke acara jumpa Fans hari ini di sungai Han, untuk meminta tanda tangan dari Ji Min. Soalnya hari ini tuh akan ada hadiah bagi yang beruntung. Dia akan mendapat Item yang bergambarkan wajah para member dan terlebih lagi akan dapat pelukan dari biasnya! Tolong yah.. yah.. yah..." demam yang ia derita tak menyurutkan semagatnya untuk tetap memikirkan idola kesayangannya.

Dia memang fans Fanatik Ji Min yang merupakan anggota KPOP Boyband SHADOW tersebut. Bahkan mungkin jika Tsunami sekalipun dia akan menyelamatkan Item dari idola kesayangannya tersebut dibandingkan dengan keselamatan dirinya sendiri.

"Ctakkkk!!! Jitak Deeva pada Celine. Meski saat ini Celine sedang sakit, Deeva refleks memukul kepala Celine karena kesal dengan dirinya yang malah memikirkan hal lain disaat kondisi tubuhnya masih lemah.

"Bukankah kau sudah bilang akan melakukannya?" Celine bersembunyi di balik selimutnya sembari mengeluarkan suara yang seolah sedang mengeluh dan menangis dengan apa yang sudah dilakukan oleh Deeva.

"Huffttt… Oke Itemnya akan aku usahakan, tapi tidak untuk pelukan yang kamu bicarakan tadi" Deeva menghela nafas pasrah karena tak punya pilihan lain sebab sudah menyanggupi keinginan dari Celine.

"Iya-iya.. Maaf. Aku cuman mau godain kamu saja. Oh iya, acaranya akan dimulai sekitar jam satu lewat, jadi kamu masih punya banyak waktu di kampus." Celine yang tau Deeva tidak begitu tertarik dengan dunia K-POP yang di gilainya terus saja mencoba menarik perhatiannya berharap suatu hari nanti sahabat akrabnya tersebut bisa memiliki ketertarikan yang sama.

"Ya sudah, aku pergi dulu yah. Kalau kamu ada apa-apa atau merasa kurang nyaman, kamu bisa menekan tombol satu di handphonemu saja." Terang Deeva kembali berdiri dan merapikan bajunya serta mengambil tasnya untuk berangkat ke kampus.

"Oh… kamu sudah mengatur panggilanku agar bisa terhubung langsung dengan nomor mu yah?" tanya Celine dengan sangat semangat meski nafasnya masih tersengal-sengal.

"Bukan, itu nomor ambulance!" jawab Deeva santai.

"Jahat!!!" maki Celine kesal sebab menganggap kalau Deeva tak ingin merawatnya dan malah menyerahkanya kerumah sakit.

"Aku khawatir demammu bisa menyebabkan kamu menjadi gila. Melihat kamu masih terus bisa bersikap semangat seperti itu, membuatku tidak yakin kalau kamu sedang demam jadi mungkin saja otakmu yang sedang bermasalah saat ini." Ucap Deeva sambil tertawa pelan memakaikan selimut kepada Celine.

"Aku akan menyuruh Shafira untuk segera pulang ketika dia sudah menyelesaikan kuliahnya, dengan begitu akan ada yang merawatmu dan memastikan obat serta makanamu sudah kau habiskan atau belum." Tambah Deeva lagi sebelum akhirnya dia benar-benar pergi meninggalkan Celine yang kembali tertidur karena demamnya.

Deeva adalah mahasiswa yang berasal dari Indonesia dan satu-satunya mahasiswa yang memakai hijab di kampusnya. Korea tidak seperti indonesia yang memiliki ragam agama dengan toleransi antar beragama yang sangat tinggi. Deeva terkadang mendapat banyak perlakuan yang tidak baik dari beberapa warga disana karena hijab yang ia kenakan. Ia selalu saja dianggap sebagai seorang teroris dan tidak jarang pula ia mendapat Bahasa untuk membuka jilbabnya karena ia berada di Korea. Akan tetapi Deeva tetap tegar dan menganggap bahwa ini adalah jalan baginya dalam mendapatkan Ridho Allah Swt dan ladang pahala.

Selain itu Deeva juga selalu mendapat dukungan dari teman-teman kampus dan dosen di Universitasnya dikarenakan Deeva adalah salah satu mahasiswa terbaik di kampus itu dengan segala bidang keahlian yang dimilikinya serta kebaikannya dan keramahannya terhadap semua orang tanpa membedakan ras, suku, maupun agama membuat dia sangat gampang untuk di cintai oleh banyak orang.