Setelah selesai meeting Ariani langsung kembali ke ruangannya. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa ruangan nya itu, serasa mendapatkan posisi nyaman untuk tubuhnya,, selang beberapa menit handphone nya berdering, enggan rasa nya dia menjawab, dia meraih handphone yang berada di meja depan nya dengan terpaksa, dan melihat Sebuah nomor baru, dia mengerjitkan dahi nya, "nomor siapa yaa" gumam nya.
"haloo" Ucap nya lembut ketika menjawab telepon nya.
"selamat pagi menjelang siang nyonya C.E.O"
suara Adrian
"Adrian" sahut Ariani tak percaya.
"ternyata kau hafal dengan suara ku"
"bagaimana bisa kau dapat nomor handphone ku"
"dirimu di ujung dunia pun aku bakalan tahu"
"kalau tidak ada yang penting, aku matikan"
"kau berani mematikan telpon atasan mu"
"kau lupa, kalau kau menjadikan aku C.E.O, dan setara dengan mu"
"hehee, iya nyonya, maaf, kini aku yang takut", "aku cuman ingin bilang, kau mengagumkan di rapat tadi, dan membuat ku semakin merindukan mu"
"kauuuuuu"
"jangan teriak teriak, percuma aku tidak di sana" "oiaa, aku menelepon mu untuk memberi tahu kan aku mengirim seorang asisten pribadi untuk mu, jadi kau tempati ruangan ku dan dia akan menempati ruangan mu"
"kauuuuu, benar benar yaaaaaa"
"sudah aku bilang jangan teriak teriak, simpan tenaga mu saat aku kembali"
"tidak usah kembali ,,,"ucap Ariani kesal dan memutuskan telponnya.
"dia pikir bisa pergi dan kembali sesukanya. dia bahkan kembali ke Surabaya tidak memberi tahu ku, dasar Adrian gilaaa" pekik nya sendiri . Sejujurnya dia kesal karena Adrian tidak memberitahu kalau akan kembali ke Surabaya dan saat ini sebenarnya dia merasakan hal yang sama yaitu merindukan Adrian tapi dia enggan jujur pada dirinya sendiri.
Suara telpon di ruangan nya berbunyi dan Ariani segera menjawab nya.
"iya, Ariani disini" ucap nya
" ..."
"hmmm, iyaa, saya tunggu diruangan tuan Adrian" ucapanya dan menutup telpon.
Tak Lama ruangan Adrian di ketuk, dan masuk lah Direktur hotel bersama seorang wanita yang kira kira usianya masih seumur an Ariani.
"selamat siang Nona," ucap Direktur
"siang, mari, ayok silah kan duduk" balas Ariani.
Direktur bersama wanita itu pun mendekat ke arah Ariani dan duduk di sofa bersama Ariani.
"ini Sasha, yang akan menjadi asisten pribadi nona dan membantu semua pekerjaan Nona" ucap Direktur memperkecil asisten yang dikirim untuk ku. "Hmm, iyaa, terima kasih banyak direktur sudah banyak membantu saya." balas Ariani. "sama sama Nona itu sudah menjadi kewajiban saya," sahut nya. dan di balas senyum manis oleh Ariani. "kalau begitu saya permisi dulu Nona," lanjut nya dan berdiri untuk meninggalkan ruangan Ariani, "jika butuh apapun segera hubungi saya" tambahnya, "iyaa baik, sekali lagi terima kasih pak" ucap Ariani.
Sepeninggalan Direktur , Ariani tinggal bersama asisstennya, dia bertanya tentang Sasha alamatnya dan pekerjaan nya sebelum disini. "Hmm, jadi sebelumnya kau adalah seorang sekretaris?" ucap Ariani "iya Bu" sahutnya sopan "Hmm, maaf,saat ini Kalau boleh tau berapa usia mu?" tanya Ariani "saya tahun ini 23 tahun Bu" jawab Sasha, 4 tahun lebih muda dari Ariani yang bulan 11 nanti tinggal 3 bulan lagi memasuki usia 26 tahun. "masih sangat muda, dan saya belum terlalu tua untuk di panggil ibu, jadi panggil saya nona saja seperti yang lainnya" sahut Ariani. "iya., maaf sebelumnya , baik Nona" sahut Sasha, "baiklah, disamping sana ruangan kamu, tapi sebelum itu tolong bereskan barang barang saya dan pindahkan kemari." pinta Ariani "baik nona" ucap Sasha, dan langsung berjalan menuju ruangan Ariani.