Setelah selesai makan , Ariani bergegas kembali ke kamar nya. Dia duduk di depan meja riasnya. Dia kembali mengingat pertanyaan papa nya dan mengingat jawaban yang dia berikan ke papa nya. Ariani menarik nafas dalam-dalam panjang dan menuju ke tempat tidur nya. Dia mencoba menutup matanya tapi tak bisa , ntah kenapa Adrian tiba tiba muncul di kepala nya. Dia kembali mengingat ucapan Adrian siang tadi 'kau harus belajar dan terbiasa, karena ketika menjadi istriku kau akan lebih sibuk', itu lah ucapan Adrian, dan kembali mengingat ucapan papa nya mengenai pernikahan,, "argghhhh,, kenapa sih sama mereka hari ini" ucap Ariani pada diri nya sendiri dengan nada kesal.
Ariani mengamati handphone nya. Dia kembali melihat ke arah layar handphone nya "Kok dia nggak nelpon sih?" ucap Ariani kesal pada handphone nya. Ariani merasakan ada sesuatu di hatinya namun Logikanya kembali melarang itu. Pikiran dan hatinya selalu saja beradu. "hufffttt, iyaa aku kangennnn diaaa" gumam nya sendiri . "kenapa sih dia nggak balik balik" lanjut nya lagi. "iyaaa, aku juga merindukan mu Adrian" akhirnya dia mengucapkan nya juga, namun tentu hanya pada diri nya sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~
Ariani berangkat bekerja seperti biasa. Kini dia sedang berada di ruangan nya, memeriksa beberapa dokumen dan beberapa kontrak. Bisa dikatakan pekerjaan nya double sebagai pengacara dan C.E.O, namun tentu gaji yang dia terima juga berkali kali lipat, dia sempat tertegun saat menerima gaji pertama nya di awal bulan kemarin , namun memperdebat kan itu dengan Adrian akan percuma karena memang rekening yang menstransfer pun atas nama perusahaan, jadi rasanya tidak perlu di perdebatkan.
Tak terasa sudah waktunya makan siang , Ariani tak menyadari nya. "nona, apa anda masih butuh sesuatu saya akan keluar makan siang" ucap Sasha yang menyadarkan Ariani dari segala pekerjaan nya. "ahhh, iyaa, kau pergilah , aku hanya akan meminta ob untuk membeli kan makan siang ku" sahut Ariani, dan Sasha pun menuruti ucapan Ariani.
Ariani melewati hari ini dengan segala aktivitas dan pekerjaan nya, hingga jam menunjukkan pukul 5 sore, dan dia bersiap untuk pulang.
Ketika di dalam mobil hp nya berdering.
"Cia Calling..."
"assalamualaikum sayang" ucap Ariani
"..... "
"aku baru mau pulang kerja"
"..."
"hmmm, baik lah, aku langsung kesana"
Ariani pun menutup teleponnya dan menjalankan mobilnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Ariani berhenti di parkiran sebuah restoran, dan dia pun bergegas masuk ke dalam nya.
Ternyata dia menemui ke-4 sahabat2 nya, namun ada 2 orang yang tak asing baginya dan tapi dia ragu dan mempercepat langkahnya menuju ke meja sahabat2 nya.
"Citra, Zaldiii" ucap Ariani tak mempercayai penglihatan nya. "haiii beb," "hai, tuan putri" ucap citra dan Zaldi bergantian, Citra pun berdiri memeluk Ariani. "yaaa ampunnn kangennya sama wanita berhati es ini" Ucap Citra seraya memeluk Ariani. "kalian datang kok ngabarin sihh" ucap Ariani. "hehee, kami tahu kamu sibuk," sahut Zaldi. "kalian juga, kirain ada apaan, buat aku panik aja di jalan" sembur Ariani ke, ke-4 Sahabat2 nya yang lain, "iyaa, emang sengaja" sahut Rifah. "Senang nya akhirnya bisa kumpul begini sama kalian semua" ucap Citra lagi, "iyaa nih, nggak nyangka hampir 10 tahun kalian tetap solid begini walau sudah pada merried" ucap Zaldi. "ehhh, ralat yaa, Ariani sama Citra belum tuh" sambut Lina, dan kami pun tertawa. "ehh tapi ,., kok kalian bareng ke sini nya,,,, ayooo ada apaaan" ucap Cia. "ehemmmm, sebenarnya gini guys,,,," ucap citra ragu "kaliam udah jadian ?" tanya Ariani memotong ucapan Citra. ternyata ucapan Ariani membuat ke-4 sahabat2 mereka sedikit terlihat kaget dan memelototi Citra dan Zaldi penuh selidik. Zaldi pun menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal "heheheh, yaa begitu lah, daann kami berencana menikah" sahut Zaldi. "hahhhhhhhhh" ucap ke-4 sahabat2 Ariani tak percaya. Namun Ariani hanya bersikap biasa seolah sudah bisa menebak nya. "Riii kok malah angguk angguk sambil senyum senyum sihh" sahut Cia, "yaaa, baguss, aku mah udah nebak" sahut nya Santai. "kami kesini mau minta persetujuan kalian dan restu Ariani," lanjut Citra, "yaahhh, kok restu ku sihh, yang ada juga restu orang tua kalian lah" sahut Ariani. "yaaa, biar bagaimanapun kan Zaldi dan kamu pernah dekat, aku nggak mau ada salah paham rii" sahut Citra "hahahha, kamu emang polos banget yaa cit," jawab Ariani "udahhh , kan aku juga yang dari awal ngedeketin kalian,, yaang ada dengar berita ini aku bahagia banget lah,,, iyaa kan. guys" lanjut Ariani, "tentuu ajaa kami dukung" jawab sahabat2 Ariani. Mereka' pun saling berpelukan. "Zaldi, jangan sakiti Citra yaa" ucap Ariani lagi. "siaappp tuan putri" jawab Zaldi, "apaan sihh zal, tuan Adrian putri kamu sekarang itu Citra" sahut kia, "hehehe, dia bukan tuan putri tapi dia Ratu Zaldi Alfian" jawab Zaldi , dan kami pun kembali tertawa bahagia. "senangnya bisa melepas rindu Seperti ini" ucap Ariani ke ke-4 Sahabat2 nya, namun sejujurnya pikiran nya adalah Adrian.