webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
402 Chs

Bab 128 - Pertengkaran Dalam Guild

Menyentuh hidungnya, arman mulai tertawa.

"Awalnya, aku tidak percaya bahwa kamu telah mempelajari salah satu tehnik Aura yang sangat mengerikan. Tapi setelah hari ini, Aku jadi penasaran siapakah yang telah mengajarkan hal itu kepada kamu.?" ungkap Ridho seraya mengangkat kedua tangannya kebelakang lehernya, sambil terus berjalan bersama kembali ke rumah Rini.

"Haha, tidak seperti yang kak Ridho pikiran. Sewaktu berlatih dimarkas, aku sempat kembali ke desa sepaku untuk membeli bahan. Saat itu aku ke perpustakaan untuk mencari referensi mengenai tehnik Aura." Sudut mulut Arman melengkung saat dia berbalik dan berbicara.

Mendengar itu, membuat Ridho berhenti untuk membahasnya lagi. Dia hanya tersenyum dan berkata: "Baguslah kalau begitu,!" Dia tidak memperpanjang pertanyaannya, itu karena dia sangat percaya kepada Arman.

Mengangkat bahunya, Arman menganggukkan kepalanya dan berkata: "Iya kak, sekali-kali kalian mesti mengunjungi perpustakaan untuk meningkatkan teknik kalian.!!".