webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
402 Chs

Bab 105 - Bertemu Kembali

"Apa!!!! Guru Indra,!!!!" seru paman Sapto ketika mendengar nama itu disebut, dia kaget dan tidak percaya.

"Eh,!!! Kenapa,?" panik paman Rasyid, nampak terlihat dari butiran keringat kecil menetes di wajahnya.

"Kamu tadi mengatakan tentang guru Indra.!! Apakah itu benar,!" paman Sapto mencoba untuk mengecilkan nada bicaranya seakan berbisik dengan paman Rasyid.

"Nantilah Aku ceritakan.! Aku lagi makan ini.!" kesal tapi itu hanya trik dari paman Rasyid agar paman Sapto tidak membahasnya lagi, tapi kalau dia masih membahasnya dikemudian hari maka mau tidak mau paman Rasyid mesti menjelaskan semuanya.

Arman yang sempat mendengar nama guru Indra disebut, lantas melirik ke arah mereka berdua, sedangkan yang lain tidak, itu dikarenakan mereka tidak tahu siapa itu guru Indra, jadi mereka mengganggap kedua orang tua itu sedang membicarakan sesuatu tentang masa lalu mereka.

"Ada apa man.?" Rini yang melihat Arman melirik kearah kedua orang tua itu lantas menegurnya.