webnovel

Bagian 20, Kesempatan Kedua

Bagian 20

Kesempatan Kedua

Di perjalanan pulang wajah Keira terlihat kebingungan.

"Jangan bingung bingung. Aku Alvin, Orang yang kemarin DM kamu." Ucap Alvin.

"Ohh iya. Soalnya kayak pernah liat deh." Ucap Keira.

"Iya aku alumni di situ juga." Ucap Alvin.

"Ohh, Mas kok tau saya?" Ucap Keira.

"Jangan panggil mas. Panggil aja Alvin. Siapa yang ga kenal sama kamu coba?" Ucap Alvin.

"Iya. Kok balik nanya?" Ucap Keira.

"Iya tau, Kamu adiknya Afran kan?" Ucap Alvin.

"Iya kok tau? Itu di depan belok kiri aja." Ucap Keira.

"Iya tau tapi cuma dikit." Ucap Alvin.

Mereka pun sampai di depan rumah Keira.

"Vin makasih banyak udah mau ngasih tumpangan." Ucap Keira.

"Iya sama sama." Ucap Alvin.

Kemudian Alvin melambaikan tangannya dan pergi. Keira pun masuk ke dalam rumah. Hujan masih saja belum berhenti hingga sore hari.

"Ternyata orangnya engga seaneh apa yang aku kira." Ucap Keira setelah ia masuk ke dalam rumah.

Kamila dan Jaka masih terjebak hujan di sekolahnya.

"Aduh gimana ini. Hujannya engga berhenti henti." Ucap Kamila.

"Ini hujan dari tadi loh padahal. Tapi biasanya kalo habis hujan lebat redanya tuh cepet." Ucap Jaka.

"Sok tau banget. Emang kamu yang bikin hujan? Cape tau nungguin dari tadi. Ucap Kamila.

"Engga juga. Tapi biasanya gitu. Tunggu aja. Dari pada kita nerobos hujan ujungnya sakit kan? Mending nunggu. Aku juga gamau kamu sakit." Ucap Jaka.

"Iya iya deh yang gamau aku sakit." Ucap Kamila sambil tertawa.

"Jaka!! Ini udah jam 5 lebih loh. Tapi ini cuma gerimis." Ucap Kamila.

"Mau pulang? Gapapa kehujanan? Pake aja nih jaket aku yang di tas. Ambil." Ucap Jaka.

"Iya, Beneran?" Ucap Kamila.

"Iya, Pake aja. Udah ayo pulang." Ucap Jaka sambil memakaikan Kamila jaket.

"Iya, Ayo." Ucap Kamila.

"Eh sebelum pulang. Aku minta ke kamu jangan bilang Arkan kalo Keira pulang di jemput orang ya. Takut kejadian yang dulu ke ulang lagi deh." Ucap Jaka.

"Iya. Aku pura pura gatau aja deh." Ucap Kamila.

Kemudian Jaka dan Kamila pun pulang. Jaka mengantar Kamila. Jaka pun pulang dengan membawa motor Arkan.

Sesampainya di rumah Jaka pun mentelfon Arkan.

"Hallo? Kenapa?" Ucap Arkan.

"Motornya gua bawa dulu. Gua kehujanan ini. Besok gua bawa." Ucap Jaka.

"Iya, Gua juga dah tau. Cuaca emang lagi engga baik." Ucap Arkan.

"Iya gitu deh." Ucap Jaka.

Jaka pun menutup telfonnya.

Setelah Keira pulang. Ia mendapat DM dari Alvin. Secara tak sadar, Setelah pertemuan pertama kalinya membuatnya menjadi sedikit lebih akrab. Keira yang seolah olah ingin tau bagaimana kehidupan Alvin karena rasa penasarannya.

Keesokan harinya. Arkan masih belum bisa berangkat sekolahnya. Arkan masih terbaring di kasurnya.

Arkan pun mentelfon Keira.

"Hallo? Gimana? Udah sembuh belom?" Ucap Keira.

"Pagi Keira. Belom. Aku keknya izin deh. 3 Hari keknya mau istirahat juga. Oiya gabisa ngejemput kamu, Hehe." Ucap Arkan.

"Wah, Jangan telat makan. Jangan telat minum obat juga. Iya gapapa aku kan bisa berangkat sendiri." Ucap Keira.

"Iya bawel. Sip Tiati Kei." Ucap Arkan.

"Eh bentar dulu, Motor kamu di pinjem Jaka?" Ucap Keira.

"Iya dia kemarin kesini sih. Nginep semalem." Ucap Arkan.

"Ohh gitu. Kirain itu kamu." Ucap Keira.

"Yakali aku lagi sakit maksa berangkat. Mana mungkin." Ucap Arkan.

"Iya deh. Dah ya." Ucap Keira.

"Iya, Dadah." Ucap Arkan.

Keira pun menutup telfonnya. Keira tidak menceritakan hal kemarin karena Keira berfikir jika Keira ceritakan akan memperburuk kondisi Arkan. Jadi Keira lebih memilih untuk menyembunyikannya.

Namun. Pada saat Keira akan berangkat ke sekolah. Ketika Keira sedang duduk di depan teras rumahnya. Tiba tiba ada mobil bewarna merah berhenti tepat di depan rumahnya.

"Eh itu mobil yang kemarin." Ucap Keira.

Kacanya terbuka. Kemudian ada seseorang yang melambaikan tangan. Ternyata itu Alvin.

"Keira!! Mau sekalian ga? Searah nih." Ucap Alvin.

Keira kebingungan dan berfikir.

"Ini kebetulan apa gimana sih? Masa iya tiap hari numpang. Mana Arkan lagi sakit lagi. Duh gimana." Ucap Keira.

Kemudian Afran ( Kakak Keira) pun keluar dari rumahnya.

"Siapa itu Kei? Temen kamu?" Ucap Afran.

"Bukan, Itu apa yah. Gimana ya." Ucap Keira.

"Lah? Dia ngapain?" Ucap Afran.

"Dia mau ngasih tumpangan ke aku. Tapi aku engga enak. Kemarin juga aku di kasih tumpangan." Ucap Keira.

"Kalo mau ikut, Ikut aja. Kamu juga ga minta dia buat ngejemput kan? Dia juga inisiatif sendiri. Abang juga mau keluar pagi nih. Ada kerjaan." Ucap Afran.

"Yaudah. Mau gimana lagi. Nurut deh. Dah berangkat dulu." Ucap Keira.

Kemudian Keira masuk ke dalam mobil. Dan Keira pun berangkat dengan Alvin.

Berbeda dengan Jaka. Jaka berangkat pukul 06:15 bersama Kamila. Jaka pun tidak mampir ke rumah Arkan terlebih dahulu. Jaka berniat mengembalikan motor Arkan nanti siang pada saat pulang sekolah. Jaka sengaja berangkat pukul 6 karena ia ingin mencari tau mobil yang kemarin menjemput Keira.

Ketika sedang duduk di depan kelasnya. Jaka melihat dari kejauhan. Jaka melihat mobil merah kemarin berhenti di depan gerbang sekolahnya.

"Eh Mil. Sini deh." Ucap Jaka memanggil Kamila.

"Itu orang yang kemarin nganterin Keira. Apa kita perlu tanya?" Ucap Kamila.

"Jangan deh, Jangan curiga ke Keira. Kasian Arkan masih sakit kalo dia denger kabar ini pasti kondisinya memburuk." Ucap Jaka.

"Okey deh." Ucap Kamila.

"Sial. Arkan lagi sakit. Malah ada kejadian kek gini kalo pun Arkan tau mungkin kondisinya memburuk." Ucap Jaka dalam hati.

"Dah ayo ke kelas." Ucap Jaka.

Jaka dan Kamila pun kembali ke kelas masing masing. Begitupun Keira ia masuk dan mengikuti pembelajaran.

Pada saat jam istirahat. Keira duduk terdiam melamun di depan kelasnya.

"Aneh banget. Kenapa ya? Ini aku jahat ga ya?   Kenapa Alvin harus dateng di hidup aku sih." Ucap Keira dalam hatinya.

Keira sedikit resah hari ini dan bingung. Kemudian Jaka dan Kamila pun menghampirinya.

"Keira!!! Kenapa lu? Ga jajan lu?" Ucap Kamila.

"Hallo Kamila, Jaka. Engga. Ga pengin jajan." Ucap Keira.

"Napa muka lu kek kebingungan gitu?" Ucap Jaka menyaut.

"Engga. Emang lagi engga mood aja sih. Dah gua masuk kelas dulu ya." Ucap Keira.

Keira pun masuk ke kelas. Jaka dan Kamila pun berjalan menuju kelasnya. Sembari mengobrol.

"Iya, Engga perlu di tanya juga. Mungkin dia kebingungan." Ucap Jaka.

"Ngejalanin hal yang emang bukan niatnya. Bahkan hati nuraninya menolak. Tapi raganya memaksa untuk berjalan." Ucap Kamila.

Jaka dan Kamila pun menuju kelasnya masing masing dan melanjutkan perjalanan.

15 Menit sebelum bel berbunyi. Mobil bewarna merah yang di milikinya sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

Alvin sudah menunggu sembari ia mengobrol dengan Pak Satpam.

Jaka dan Kamila keluar dari kelasnya dan melihat mobil merah. Kemudian Jaka melihat ada seseorang yang sedang mengobrol dengan Pak Satpam. Jaka memperhatikannya.

"Dia lagi. Makin hari di biarin malah ngelunjak nih orang." Ucap Jaka.

"Udah udah jangan emosi gitu. Kita juga harus liat kondisi Arkan dulu." Ucap Kamila.

"Iya sih. Sekarang kita ke rumah Arkan dulu deh. Tapi jangan bilang kalo Keira pulang dan berangkat bareng tuh orang." Ucap Jaka.

"Ayo. Ntar mampir beli buah buat Arkan ya." Ucap Kamila.

"Okay." Ucap Jaka.

Jaka dan Kamila pun menuju rumah Arkan.

Keira pun keluar dari kelasnya. Ia berjalan menuju gerbang keluar sekolah. Pada saat Keira berjalan keluar Alvin menghadangnya.

"Hai Keira." Ucap Alvin.

Keira berhenti.

"Ohh hai." Ucap Keira.

Keira terlihat lesu.

"Kenapa lesu gitu? Gimana sekolahnya tadi?" Ucap Alvin.

"Engga gimana gimana." Ucap Keira.

"Nih aku punya sesuatu buat kamu Kei. Bentar aku ambil dulu di mobil." Ucap Alvin.

"Hadeh, Ni orang mau ngapain sih." Ucap Keira dalam hati.

Kemudian Alvin mengambil plastik di dalam mobilnya dan Ia berikan pada Keira.

"Nih coba buka." Ucap Alvin.

Keira pun membukanya dan Keira sedikit terkejut.

"Ini buat aku?" Ucap Keira.

"Iya, Buat siapa lagi emang." Ucap Alvin.

Ternyata bingkisan tersebut berisi cemilan kesukaan Keira, Martabak unyil. Senyum merekah bahagia terlihat di bibir Keira.

"Dah ayo pulang." Ucap Alvin.

Keira lupa. Kebahagiaan yang di berikan oleh Alvin membuatnya lupa ada seseorang yang sedang menderita di balik senyumnya.

Keira pun masuk ke dalam mobilnya. Kemudian Alvin mengantarnya pulang.

Pada saat di mobil. Ada percakapan kecil.

"Ini makanannya aku makan ya." Ucap Keira.

"Iya, Habisin kalo bisa. Eh kamu emang suka martabak unyil ya?" Ucap Alvin.

"Iya. Ini cemilan favorit aku." Ucap Keira.

"Ohh gitu. Dua hari ke depan sibuk engga kira kira?" Ucap Alvin.

"Engga tau." Ucap Keira.

"Yaudah deh." Ucap Alvin.

Hari demi selangkah demi selangkah. Alvin sudah sedikit akrab dengan Keira.

Jaka dan Kamila menjenguk Arkan dengan membawa 1 keranjang buah.

"Arkan." Ucap Jaka sambil mengetuk pintu.

"Masuk Jak." Ucap Arkan.

Jaka dan Kamila pun masuk ke rumah Arkan.

"Napa lu Arr? Tumben banget sakit." Ucap Kamila.

"Eh Kamila? Kehujanan gua Mil. Sebenernya cuma engga enak badan. Tapi males banget berangkat. Ga vit." Ucap Arkan.

"Ohh gitu. Nih gua bawain buah." Ucap Kamila.

"Ngerepotin banget deh. Makasih ya." Ucap Arkan.

"Kalem aja kek sama siapa." Ucap Kamila.

"Eh Mil lu kalo mau bikin teh atau kopi bikin aja. Ada kopi tuh di lemari." Ucap Arkan.

"Kamila gua bikinin kopi dong." Ucap Jaka.

"Kamu kan ga sakit kenapa ga bikin sendiri. Ar lu mau kopi apa teh?" Ucap Kamila.

"Masa Arkan doang." Ucap Jaka.

"Kopi aja deh Mil gua lama banget ga ngopi." Ucap Arkan.

"Iya iya. Lu mau apa Jak? Cepet nih gua bikinin." Ucap Kamila.

"Kopi dong." Ucap Jaka.

Kamila pun menuju ke dapur.

"Gimana keadaan lu sekarang? Membaik?" Ucap Jaka.

"Sebenernya udah membaik sih. Mungkin besok gua ga berangkat dulu. Gua udah bilang ke Keira kalo mau izin 3 hari sih." Ucap Arkan.

"Andai dari kemarin lu ga sakit. Keknya Keira engga akal gini." Ucap Jaka dalam hati.

"Ga bosen lu di rumah mulu? Oiya ntar gua pulang pake motor gua sendiri ya. Ntar gua masukin motor lu deh. Makasih nih udah ngepinjemin motor." Ucap Jaka.

"Kok gua makin nyaman di rumah ya. Iya kalem." Ucap Arkan.

"Udah lah Arr, Sehabis 3 hari lu berangkat kek biar bisa barengan lagi gitu." Ucap Jaka.

"Iya juga si." Ucap Arkan.

"Iya tuh, Kita kek kurang nyatu kalo engga ada lu." Ucap Kamila.

"Lah udah jadi aja kopinya nih." Ucap Jaka.

"Minum dulu Arr." Ucap Kamila.

Mereka bertiga bersulang. Jaka dan Kamila menghabiskan waktu sore harinya di rumah Arkan. Sebelum matahari terbenam mereka pun pulang.

Keesokan harinya. Hari masih berjalan seperti biasanya. Arkan di rumah pemulihan. Jaka dan Kamila yang berangkat bersama. Dan Keira yang masih saja bingung. Keira di jemput lagi oleh Alvin.

Hari berjalan namun Arkan belum benar benar tau Keira di jemput oleh Alvin. Yang ia tau Keira berangkat sekolah menggunakan angkutan umum atau Ia di antar oleh kakaknya (Afran). 

Di hari ke 4 Arkan sudah benar benar sembuh. Ia hari ini berangkat sekolah. Ia bangun pukul 05:00 Pagi. Ia menjemput Keira pukul 06:10 lebih pagi dari biasanya.

Sesampainya di rumah Keira. Arkan menunggu di depan rumahnya.

Setelah menunggu beberapa menit. Arkan melihat mobil bewarna merah berhenti persis di depan rumah Keira. Itu Alvin, Tapi Arkan belum mengetahuinya.

Alvin tidak keluar dari mobilnya. Alvin hanya melihat dari kaca mobilnya. Alvin bingung harus bagaimana kala itu. Alvin hanya duduk di dalam mobilnya.

Selang beberapa menit Keira keluar. Keira berhenti dan kaget. Keira melihat adanya Arkan dan Alvin. Kemudian Keira berjalan mendekati Arkan.

"Arr ayo berangkat." Ucap Keira.

Arkan masih memerhatikan mobil merah tersebut.

"Itu siapa?" Ucap Arkan bertanya pada Keira.

"Itu...."

Sontak Afran berteriak.

"KEIRA!!! DI PANGGIL IBU TUH KATANYA ADA YANG KETINGGALAN." Ucap Afran.

Keira pun berlari masuk ke dalam rumah. Ternyata botol minum Keira ketinggalan. Ia mengambilnya. Pada saat Keira masuk ke rumah. Mobil bewarna merah tersebut pun pergi. Arkan masih menunggu Keira. Setelah Keira mengambil botol minumnya. Arkan dan Keira pun berangkat.

Arkan merasa janggal terhadap mobil bewarna merah tersebut, Tapi Arkan mencoba untuk menghilangkan pikiran pikiran negatif. Mungkin saja Ia hanya berhenti sejenak berisitirahat. Pikirnya.

Di perjalanan pun Keira hanya diam ia bingung dan takut jika menjelaskan semuanya menjadi berantakan. Rasa takut Dan bingung menghantuinya.

Namun Arkan masih saja seperti biasanya. Arkan percaya pada Keira. Ia tidak berubah sedikitpun.

Sepulang sekolah Keira langsung mentelfon Alvin. Keira seolah meminta maaf karena ia tidak memberitau nya jika Keira berangkat bersama Arkan. Namun jawab Alvin dengan tenang ia mengiyakan dan memaafkan Keira. Hubungan mereka benar benar dekat.

Malamnya Arkan di ajak Nongkrong oleh Jaka dan Ido.

"Arkan." Ucap Jaka memanggil Arkan didepan rumahnya.

Arkan keluar membuka pintu.

"Kemana?" Ucap Arkan.

"Beneran lu ga laper? Mumpung lengkap orangnya." Ucap Jaka.

"Iya juga sih. Yok." Ucap Arkan.

Kemudian mereka bertiga pun berangkat pergi ke angkringan langganan mereka.

Sesampainya disana Arkan, Jaka, Ido dan Kaila mereka duduk bercerita, Bersendau gurau.

"Eh lu ga nanya Alvin lagi?" Ucap Jaka.

"Siapa tuh?" Ucap Ido.

"Dia Kakel kita, Dia juga kemaren kemaren nge DM Keira." Ucap Arkan.

"Lah udah sampe DM an?" Ucap Jaka.

"Pantes aja udah berani ngejemput sama nganterin Keira sekolah." Ucap Jaka dalam hati.

"Iya Keira bilang sendiri." Ucap Arkan.

"Aman ga tuh pacar lu Kan?" Ucap Ido.

"Gua percaya Keira." Ucap Arkan.

Kadang luka memang berawal dari kata percaya.

Di saat yang sama. Sejuk dan suasana membosankan. Kala itu Keira terpuruk dan kebingungan. Tiba tiba suara handphone Keira berbunyi.

"Hallo? Siapa?" Ucap Keira.

"Keluar yok. Aku pen makan deh tapi ga ada temennya." Ucap Alvin.

"Kok suaranya beda. Ini bukan Arkan." Ucap Keira dalam hati.

Keira terdiam.

"Hallo ini aku Alvin." Ucap Alvin.

"Ohh. Alvin ternyata." Ucap Keira.

"Gimana? Mau ga?" Ucap Alvin.

Keira berfikir.

"DUHH GIMANA YA. GUA JUGA BOSEN. TAPI. DUHH. TAPI MASA KELUAR SAMA COWO LAIN." Ucap Keira dalam hati.

"Gimana yah." Ucap Keira.

"Kalo gamau gapapa sih. Engga maksa juga." Ucap Alvin.

"Yaudah ayo. Aku siap siap dulu ya." Ucap Keira.

"Okay." Ucap Alvin.

Keira bersiap siap. Dan Alvin pun menjemputnya. Pada malam itu pukul 20:00. Keira dan Alvin menuju ke cafe. Namun tempat cafe tersebut tepat di depan angkringan. Jaka melihat mobil tersebut.

"Eh? Itu mobil yang kemarin. Ada yang ga beres nih." Ucap Jaka dalam hati.

"Eh Arr. Coba telfon Keira." Ucap Jaka.

Jaka memberikan kode kepada Ido melalu kedua tangannya. Ido pun memahaminya.

"Kenapa emang?" Ucap Arkan.

"Telfon aja dulu siapa tau dia lagi pengin makanan angkringan kan? Bisa lu beliin. Sekalian biar bisa ketemu." Ucap Jaka.

"Tumben lu pengertian gini." Ucap Arkan.

Arkan pun mentelfon Keira.

"Ga di angkat." Ucap Arkan.

"Coba sekali lagi kalo ga lu chat coba." Ucap Jaka.

Arkan pun mencobanya.

"Ga di angkat. Gua coba chat aja dulu." Ucap Arkan.

Selang beberapa menit.

"Gimana di bales ga?" Ucap Jaka.

"Ga di bales. Tumben banget Keira gini." Ucap Arkan.

"Dia sibuk kali." Ucap Kaila.

"Bentar. Arr temenin gua beli kopi di cafe depan yok." Ucap Jaka.

"Tumben banget lu? Lu hari ini kenapa dah?" Ucap Arkan.

"Udah, Ayo temenin gua." Ucap Jaka.

Sebelum Jaka berjalan menuju cafe ia chat kepada Ido. Ia berkata.

"Do. Nanti kesini ya. Setelah gua masuk. Lu ikut aja di belakangnya sama Kaila. Agak penting kalo di jelasin panjang." Pesan dari Jaka.

Kemudian Arkan dan Jaka pun menuju cafe tersebut. Jaka melihat dan memastikan mobilnya benar.

Jaka masuk ke dalam cafe. Berjalan. Arkan pun mengikutinya. Namun Jaka belum melihat Keira begitupun Arkan. Pada saat Jaka duduk dan sedang memesan 1 kopi ia melihat Keira.

"Ternyata bener dari firasat gua kemarin." Ucap Jaka dalam hati.

Pada saat kopinya datang Jaka langsung mengajak Arkan keluar.

"Ikut gua sini deh. Ada hal menarik." Ucap Jaka.

Jaka keluar membawa kopinya. Arkan mengikutinya dari belakang. Pada saat Jaka berjalan Jaka melewati Keira. Dan Jaka menyapa Keira dengan sedikit keras.

"Keira." Ucap Jaka.

Jaka tetap berjalan. Arkan pun berhenti. Jaka mencari Ido.

"Heh Do. Sini." Ucap Jaka.

Ido ikut masuk begitupun juga Kaila.

"Itu mereka ga berantem? Mana rame lagi." Ucap Kaila.

"Ga bisa juga kita nyuruh Arkan pulang. Kita liatin dari sini aja kalo berantem baru kita kesana pisahin." Ucap Ido.

Arkan menengok. Keira pun kaget. Namun Arkan hanya berkata.

"Ohh?" Ucap Arkan.

Kemudian Arkan pun pergi. Keira mengejarnya. Keira berteriak.

"ARKAN!! TUNGGU DULU!!" Ucap Keira.

Arkan sengaja tidak mendengarkannya dan terus berjalan. Arkan pun menyalakan motornya dan pergi. Jaka Dan Ido pun mengikutinya.

"Jaka, Aku ikut boleh ga?" Ucap Keira.

"Itu gimana si Alvin?" Ucap Jaka.

"Biarin aja dia!! Sekarang Arkan dulu aja." Ucap Keira.

"Yaudah ayo naik." Ucap Jaka.

Jaka, Keira, Ido Dan Kaila pun mengejar Arkan.

Setelah beberapa menit mengejarnya. Mereka kehilangan arah Arkan. Arkan melaju terlalu cepat.

"Kemana lagi nih Do?" Ucap Jaka.

"Ntar. Tenang dulu." Ucap Ido.

"Duh gimana ini?!!! Duh salah banget." Ucap Keira.

"Kita berpencar aja. Gimana?" Ucap Ido.

"Boleh deh Ayo." Ucap Jaka.

Mereka berpencar Jaka ke arah kanan dan Ido ke arah kiri.

Di perjalanan yang gelap. Lampu lampu kali ini tidak menghiasi jalanan. Berada di tengah tengah sawah. Keira berteriak.

"ARKAN!!! ARKAN!!! KAMU DIMANA!!!" Ucap Keira.

Berkali kali Keira berteriak di setiap jalan. Berharap Arkan cepat di temukan dan kembali lagi.

"ARKANN!!! AYO PERBAIKI LAGI!!! AKU MENGINGINKANMU SEKALI LAGI!!!" Ucap Keira.

"Dia salah tapi. Dia tetep tanggung jawab. Dia kurang kendali engga juga keknya. Ntah lah perasaan manusia emang rumit. Bahkan kita gatau gimana bentuk perasaan kita sendiri." Ucap Jaka dalam hati.

Mereka masih mencarinya. Hingga 1 jam lamanya Jaka belum menemukan dimana keberadaan Arkan.

"Kaila, Pulang agak malem gapapa kan?" Ucap Ido pada Kaila.

"Gapapa, Udah izin juga." Ucap Kaila.

"Kalo mau pulang aku anterin dulu juga gapapa Kai." Ucap Ido.

"Engga. Itu btw Arkan kok bisa ya? Si Keira selingkuh gitu jalan sama orang lain. Padahal dulunya yang ngarep ke Arkan kan Keira." Ucap Kaila.

"Mungkin materi. Ntah lah. Kita juga gatau gimana mereka berdua ngejalanin hubungan. Yang kita liat cuma mereka pas bertengkar sekarang." Ucap Ido.

"Materi juga belum tentu ngebuat kita nyaman." Ucap Kaila.

"Iya. Tapi ntah lah kalo kita ketemu Arkan coba kita ngomong baik baik aja." Ucap Ido.

Ido pun mempercepat motornya. 1 Jam lebih terlewat Ido melihat motor yang sama persis di gunakan oleh Arkan. Motor tersebut berhenti tepat di Alfamart.

"Dia nih keknya." Ucap Ido.

Ido melihat Arkan menduduk. Arkan duduk namun kepalanya di taruh di meja tepat di sebelahnya ada minuman soda yang biasa ia minum. Arkan menutup semuanya matanya.

"Nah ini baru dia. Ketemu nih. Ada minuman soda motornya juga sama. Eh Kaila jangan telfon Keira dulu. Kita ngobrol dulu sama Arkan. Aku juga belum tau masalahnya apa." Ucap Ido.

Ido turun dari motornya begitupun Kaila. Ido mendekatinya dan duduk di sebelahnya. Kaila mengikutinya.

"Kan kenapa lu? Kok bisa jadi berantakan gini?" Ucap Ido sambil menepuk punggung Arkan.

Arkan memukul mukul meja.

"Eh Do, Dia nangis keknya." Ucap Kaila.

Arkan menangis, Sampai tersengguk sengguk.

"Iya kita diemin aja dulu. Biar Arkan lega." Ucap Ido.

Malam itu Arkan benar benar hancur. Arkan benar benar kecewa. Semua kepercayaan yang ia gantungkan pun ikut hancur. Ekspektasi yang berada dalam pikirannya pun tidak sesuai dengan kenyataan.

Kenyataannya kepercayaan yang benar benar ia percayai kini menjadi bumerang. Teramat patah. Kini pecah bagaikan piring yang jatuh sulit tuk kembali utuh.

"Berapa Kali Gua bilang "Gua percaya Keira." Berapa kali!!! Berapa kali gua bilang ke orang orang kalo gua percaya Keira. Sepercaya itu gua sama Keira!!!" Ucap Arkan.

"Gua bersyukur banget dengan adanya Keira di hidup gua. Dia juga orang yang nolongin ibu gua pas sebelum ibu gua meninggal. Dia juga yang nenangin gua, Nemenin, Nyariin, Ngebuat sesuatu, Apapun itu!!! Gua suka cara Keira memperlakukan gua!!!" Ucap Arkan

"Aku telfon Jaka dulu. Mending kalo dia ngomel ngomel lagi rekam aja Kai." Ucap Ido pada Kaila.

"Okay." Ucap Kaila.

Kaila pun merekamnya. Ido Mentelfon Jaka.

"Dimana?" Ucap Jaka.

"Lu puter balik aja. Terus lu ke kiri. Ikutin jalan sampe ketemu Alfamart. Gua di Alfamart sama Arkan." Ucap Ido.

"Okay. Gua kesana." Ucap Jaka

"Gimana Jak gimana?!!" Ucap Keira.

"Arkan di Alfamart sama Ido. Dah ni mau kesana." Ucap Jaka.

"Akhirnya ketemu juga kamu Arr." Ucap Keira.

Mata Keira berkaca kaca.

"Kenapa?!! Kenapa banyak hal yang hilang lagi. Ada berapa banyak lagi yang pergi. Kepercayaan, Kepercayaan, Kepercayaan, Kekecewaan, Kekecewaan Kekecewaan." Ucap Arkan.

Arkan masih saja menutup matanya dan menangis.

Ido dan Kaila masih menunggu Jaka dan Keira.

"Dia gapapa nih Do?" Ucap Kaila.

"Agak khawatir sih, Tapi keknya gapapa deh. Bentar lagi juga Keira dateng." Ucap Ido.

"Apa yang bakal Keira lakuin ya." Ucap Kaila.

"Ntah liat aja dulu." Ucap Ido.

Arkan membuka matanya. Ia duduk seperti biasa. Arkan bertanya.

"Kenapa? Orang Tulus selalu gagal?" Ucap Arkan.

"Orang tulus ga pernah gagal dalam mencintai. Ia mencintai dengan sebenak raga dan jiwanya. Namun anehnya orang tulus selalu tersakiti." Ucap Kaila.

Selang 1 jam lebih. Jaka dan Keira pun datang. Keira langsung turun dan berlari. Arkan pun melihat nya. Namun raut wajah Arkan berubah. Saat Keira duduk Arkan langsung berdiri dan pergi namun Ido menahannya.

"Mau kemana lu." Ucap Ido sambil memegang Arkan.

"Lepasin gua. Mau pulang gua." Ucap Arkan.

"Arkan minta maaf." Ucap Keira menyaut.

"Lu beneran gamau nyelesein dengan baik baik? Beneran mau langsung berakhir? Hubungan yang hampir 1 tahun itu mau lu sia sia in?" Ucap Ido.

"Dia sendiri juga yang mau mutusin hubungan 1 tahunnya." Ucap Arkan.

"Tapi Arr?!!" Ucap Keira.

"Kenapa?!! Kenapa lagi?!" Ucap Arkan.

"Kamu? Gamau dengerin penjelasan aku?" Ucap Keira.

"Mau cerita dari awal? Itu cuma bikin tambah sakit!!" Ucap Arkan.

"Ohh. Okay." Ucap Keira, Keira menangis.

"Arr. Dengerin dulu penjelasan Keira. Cinta emang isinya sakit dan bahagia. Lu boleh ngomong sakit sekarang, Tapi lu gaboleh ngelupain kalo lu juga pernah Bahagia sama Keira." Ucap Kaila.

Arkan seakan tertampar dengan ucapan Kaila. Arkan menarik nafas.

"Yaudah. Gimana? Coba jelasin." Ucap Arkan.

"Duduk dulu sini, Jangan berdiri lah ga enak di liatnya." Ucap Ido menyuruh paksa Arkan duduk.

Sembari menunggu Keira tenang dari tangisnya. Arkan diam duduk merenung.

"Kalo kamu ga ikhlas dengerin penjelasan aku kamu boleh pergi aja." Ucap Keira sambil menangis.

"Ssttt udah jangan ngomong dulu, Tenangin dulu." Ucap Kaila.

Arkan masih duduk dan diam. Ia masih menunggu Keira berhenti menangis.

"Okay. Aku mulai dari kamu sakit. Dari hari itu pas pulang sekolah hari pertama kamu ga berangkat tuh aku pas pulang sekolah hujan lebat dan aku lagi nungguin jemputan tapi lama banget. Terus tiba tiba ada mobil warna merah nyamperin aku. Pas itu dia nawarin tumpangan awalnya aku gamau dan pas itu dia ngaku kalo dia namanya Alvin habis itu aku masuk. Dan setelah hari itu dia selalu ngejemput aku. Dari kejadian itu lumayan akrab jadinya dan aku juga mulai lupa sama kamu. Maap. Terus pas hari ketiga kamu sakit. Aku di kasih kejutan sama Alvin. Dia ngasih aku martabak unyil. Iya aku gatau dia tau darimana kalo aku suka makanan itu aku terima makannya dan aku makin lupa sama kamu. Pas hari ke empat, Pertama kali kamu masuk sekolah lagi setelah 3 hari kamu sakit. Pas itu kamu tau kan? Mobil yang di depan rumah. Dia itu Alvin yang mau ngejemput aku. Nah pas aku pulang sekolah aku juga telfon dia dan bilang minta maaf karena lupa bilang kalo di jemput Arkan aku juga udah tukeran nomor WhatsApp tanpa sepengetahuan kamu. Dan malemnya dia ngajak buat nongkrong di cafe sekalian makan katanya. Tadi aku juga lagi bosen jadi. Aku ikut. Sebenernya udah bimbang tapi akhirnya ya aku mau. Mungkin kayak gitu awalnya. Maaf." Ucap Keira yang bercerita sambil menangis.

"Hidup di kasih sakit, Udah sembuh tetep aja di kasih sakit." Ucap Arkan.

"Iya iya aku tau aku salah. Aku lupa sama kamu di saat saat kamu sakit." Ucap Keira.

Arkan menarik nafas.

"Kalo mau lanjut gapapa, Sana lanjut. Aku bersyukur karena ketemu kamu di hidup aku. Tapi aku selalu berusaha untuk ga nyesel buat ngelepas kamu. Mau gimanapun kalo emang dia yang kamu mau. Dia yang mungkin bisa di bilang punya segalanya. Mobil pun ada. Dan bisa ngejemput, Nganter kamu tanpa kehujanan dan kepanasan. Dah gapapa kalo kamu mau dia (Alvin). Aku ngelepas kamu dari sekarang. Sekarang terserah." Ucap Arkan.

"Sifat labilnya keluar lagi." Ucap Ido dalam hati.

Keira terdiam.

"Nanti juga dia bakal nyariin kamu lagi. Bahkan dia bakal ngasih effort lagi lebih dari itu. Mungkin kamu bakal tau orang yang bener bener effort sama kamu dari pada aku. Beberapa kali aku selalu percaya kamu juga akhirnya percuma, Dan ini akhir yang aku dapet dari ekspetasi percaya sama kamu." Ucap Arkan.

"Keliatannya kecewa banget Arkan." Ucap Kaila dalam hati.

"Maaf udah buat kamu kecewa, Maaf udah buat kamu seberantakan ini, Aku tanggung semua kesalahan aku. Kamu beneran gamau mulai dari awal?" Ucap Keira.

"Mulai dari awal dan nantinya kecewa lagi?!" Ucap Arkan.

Keira berdiri lalu Keira memeluk Arkan. Keira menangis.

"Kamu?!! Beneran? Kita bakalan berakhir? Aku bahagia sama kamu. Inget ga pas di rumah sakit dulu? Kamu peluk aku? Itu pertama kali ketemu dan itu nyaman banget.

Inget pertama kali aku minta nomor WhatsApp kamu? Waktu itu. Inget pas temen temen dateng pas kamu berduka? Aku dateng lebih awal ke rumah kamu, Aku pengin bantuin kamu waktu itu karena aku tau kalo nyiapin semuanya sendirian itu cape. Pertama kali makan bareng sama kamu. Pas di rumah. Itu kayak kedengarannya biasa tapi hal hal itu yang susah buat di ulangin. Waktu itu kamu di hukum, Kamu mulai cerita waktu itu. Terus dari hari itu kita makin deket, Kita makin saling sama sama. Sekarang? Kamu ngelepas aku? Sekarang kamu biarin hal hal itu jadi kenangan yang selalu terbayang dalam hidup aku Arr? Aku rasa kita masih bisa satu jalan Arr cuma karena aku salah satu kali? Kamu mau korbanin hubungan 1 tahun itu? Aku ga rela dan aku mau masih mau memperbaiki, Aku mau kamu sekali lagi. Tapi kalo cuma aku yang mau semuanya ga bakal bisa jalan. Kamu gamau kasih aku kesempatan kedua?" Ucap Keira.

Raut wajahnya berubah, Arkan memegang pundak Keira lalu berkata.

"Dari pada aku harus mengenal, Berteman, Lalu berbagi kisah lagi dengan orang lain. Mungkin... Semuanya ga akan sama seperti apa yang aku dapetin sekarang. Hari ini kamu... Bener bener buat aku hancur, Kecewa, Sampai kepercayaan aku hilang." Ucap Arkan.

"Arr?! Kamu beneran? Kita putus?" Ucap Keira.

"Pikirin lagi Arr, Udah hampir satu tahun hubungan lu. Apa mau lu mau biarin Keira berlarut larut dalam kesedihan gitu?" Ucap Jaka menyaut.

"Kamu yang ngebuat kecewa, Kamu juga yang nyembuhin. Aku percaya itu. Pisah cuma ngebuat kita berdua terluka. Aku kasih kamu kesempatan kedua." Ucap Arkan.

"Hah?!! Beneran?!!! Aku janji bakal..." Ucap Keira dengan gugup.

"Sstt udah diem gausah janji janji." Ucap Arkan memotong pembicaraan Keira.

Keira menangis bahagia. Arkan memeluknya.

Ido, Jaka dan Kaila pun ikut tersenyum.

"Lu terbaik dah Arr." Ucap Jaka.

Arkan menerima semua kesalahan Keira. Arkan memaafkannya. Meskipun terdengar berat bagi Arkan, Namun Arkan menghargai Keira karena mau mengakui kesalahannya dan ternyata masih terselip rasa bersama.

Keira ingin selalu berada di samping Arkan. Ia meminta kesempatan keduanya. Dan Arkan masih memberi Keira kesempatan kedua.

Di bandingkan dengan memulai kisah dengan orang lain. Memberi kesempatan dan memberi tempat untuk orang yang pernah membuat kita kecewa mungkin itu terlihat lucu. Tapi kita gabisa bohong juga kalo kita pernah sama sama bahagia.

Denganmu sakit, Tanpamu sakit. Kamu obat sekaligus penyakit. Kamu kesedihan sekaligus kebahagiaan. Kamu api dalam kegelapan, Menerangi namun bisa membakar. Kamu menyangkut semuanya bahkan ketika kecewa masih saja terselip sedikit rasa bahagia

                                End

Tokoh Dan Tanggal Lahir :

Arkan.             : 4 Juli (Cancer)

Keira.              : 27 Februari (Pisces)

Ido.                  : 15 Agustus (Leo)

Jaka.                : 17 Januari (Aquarius)

Kamila.           : 19 Juni (Gemini)   

Key.                 : 4 September (Virgo)

Kaila.              : 8 Oktober (Libra)

Novia.             : 25 April (Taurus)             

Alvin.              : 18 April (Aries)