webnovel

Bagian 19, Di bandingku, Hujan Lebih Mengerti Tentangnya

Bagian 19

Di bandingku, Hujan Lebih Mengerti Tentangnya

Selepas Keira memberitahu semuanya pada Key, lega akhirnya. Karena semua hal yang biasa Keira ceritakan pada Key sudah tercapai. Sekarang Keira sudah miliki Arkan sepenuhnya. Saat hubungannya membaik dan saling memahami Keira dan Arkan sudah sampai ke 9 bulan.

Namun.... Ada seseorang yang ingin datang ke hidup Keira. Ia bernama Alvin. Ia adalah alumni dari sekolah Keira. Ia lulus tahun kemarin. Ia anak yang sangat sangat di sayang oleh orang tuanya. Bisa di bilang Alvin adalah keluarga yang berkecukupan. Kehidupan Alvin sekarang adalah sebagai pekerja kantoran. Alvin bekerja di perusahaan ayahnya. Di bandingkan dengan melanjutkan kuliah Alvin lebih memilih untuk ikut bekerja di perusahaan ayahnya untuk menambah pengalamannya. Alvin melihat Keira pada saat ia masih duduk di bangku kelas 12. Ia mengatakan pada dirinya sendiri "Kalau setelah lulus nanti aku akan mencoba masuk ke kehidupanmu." Begitu ucap Alvin. Alvin terpacu dalam raut wajah Keira yang begitu manis. Namun Alvin tidak berfikir panjang kalau Keira sudah mempunyai pacar, Ia mengacuhkan pikirannya sendiri. Alvin mencoba untuk masuk ke kehidupan Keira.

Hari itu Alvin sudah menemukan Instagram Keira. Ia mencoba untuk mengfollow. Karena Alvin benar benar orang asing bagi Keira tidak celah untuk masuk ke kehidupannya selain lewat sosial media nya. Alvin benar benar mencoba kali ini. Bertaruh ucapnya.

Setelah 3 hari Keira pun memfollback Alvin. Terkejut melihat handphonenya ketika Alvin tau instagramnya telah di follback oleh Keira. 1 Hari setelahnya Alvin mencoba untuk mereply snapgram. Alvin berharap bisa berkenalan lewat DM dan berujung bisa bertemu.

Namun setelah melihat notif tersebut Keira langsung mentelfon Arkan.

"Hallo? Kenapa sore sore nelfon? Kangen?" Ucap Arkan.

"Ini loh, Penting tau." Ucap Keira.

"Kenapa?" Ucap Arkan.

"Ada orang ngefollow Instagram aku." Ucap Keira.

"Terus kenapa Kei? Dia aneh aneh ke kamu gitu?" Ucap Arkan.

"Engga, Dia keknya kakel ( Kakak Kelas) kita deh." Ucap Keira

"Kakel? Emang kita ada kakel? Kita kan udah kelas 12?" Ucap Arkan.

"Dasar lemot!!! Kalo ga di jelasin mesti engga paham. Itu Kakel pas kita kelas 11 loh." Ucap Keira.

"Ohh, Siapa namanya?" Ucap Arkan.

"Alvin." Ucap Keira.

"Alvin? Aku gatau sih, Mungkin dia ga terkenal." Ucap Arkan.

Keira tertawa.

"Jangan gitu Arkan, Tapi instagramnya udah aku follback. Engga apa apa kan?" Ucap Keira.

"Gapapa, Engga kenal juga. Aku percaya kamu kok Kei." Ucap Arkan.

"Yaudah cuma mau nanya itu aja, Aku tutup telfonnya ya Arr. Jangan lupa makan kamu." Ucap Keira.

"Iya dadah Keira." Ucap Arkan.

Bahkan Arkan acuh tentang hal sekecil itu. Arkan terlalu percaya kepada Keira karena semuanya akan baik baik saja. Terlalu percaya, Bahkan melepas semuanya pada Keira. Sepercaya itu Arkan pada Keira.

Berharap semuanya berjalan baik baik saja, Tapi semesta tak tinggal diam tuk mendewasakan mereka. Mungkin beberapa masalah masalah kecil ia bisa lewati. Tapi ntah dengan kali ini. Firasatnya memburuk.

Arkan mentelfon Jaka.

"Hallo? Kenapa? Mau ngajakin nongkrong?" Ucap Jaka.

"Engga. Mau nanya gua." Ucap Arkan.

"Sok tanya apaan?" Ucap Jaka.

"Lu kenal Alvin engga? Alumni sekolah kita. Dia lulus tahun kemarin." Ucap Arkan.

"Alvin? Siapa dia? Engga. Banyak deh keknya yang namanya Alvin di sekolah kita. Kenapa emang Arr? Lu mau kek dulu lagi? Kejadian 2 tahun lalu sama Afran?" Ucap Jaka.

"Banyak yang gatau ternyata. Gapapa si. Cuma lagi nyari orang aja. Engga bakal gua kek dulu lagi." Ucap Arkan.

"Kalo kek dulu lagi gapapa sih. Nanti gua ikut." Ucap Jaka.

"Ga bakal, Dah gua tutup telfonnya." Ucap Arkan.

Arkan pun menutup telfonnya.

"Kenapa lagi dia nih." Ucap Jaka setelah Arkan menutup telfonnya.

Arkan sedikit khawatir. Bahkan mempunyai firasat yang buruk tentang ini. Tapi setelah Arkan berfikir.

Jika aku tak percaya dengan Keira semuanya tak akan pernah sampai sejauh ini. Jangan sampai kita terpisah karena hilang kepercayaan. Aku benar benar seutuhnya percaya pada Keira.

Karena yang bisa Arkan lakukan sampai sekarang hanyalah percaya. Percaya akan Keira. Keira tak akan benar benar membuangnya. Tapi apa jawab semesta.

Selang satu hari. Alvin mencoba untuk berkenalan dengan Keira lewat DM. Alvin memberanikan diri.

Namun selang beberapa jam Keira tidak membalas DM Alvin.

Keira bingung. Perasaannya tidak enak.

"Ini gimana ya? Apa bilang Arkan aja? DUH. Bilang aja deh. Biar engga salah paham." Ucap Keira.

Keira pun mentelfon Arkan.

"Arr angkat cepetan." Ucap Keira pada saat handphone masih berdering.

"Hallo? Ini Keira yaa?" Ucap Arkan yang baru terbangun dari tidurnya.

"Ihh tuh kan, Kamu mesti bangun tidur. Cuci muka dulu sana." Ucap Keira.

"Bentar dulu, Duduk dulu ngumpulin nyawa." Ucap Arkan.

"Ihh cepetan Arr, Ini mau ngomong loh." Ucap Keira.

"Bentar lima menit, Habis ini cuci muka." Ucap Arkan.

Setelah duduk selama lima menit untuk mengumpulkan nyawanya. Arkan pun bergegas untuk mencuci muka.

"Nih aku udah cuci muka. Kenapa emang Kei? Kek nya penting banget." Ucap Arkan.

"Lama banget." Ucap Keira.

"Cuma lima menit loh tadi. Udah kenapa? Cerita coba." Ucap Arkan.

"Ini, Alvin nge DM aku. Gimana menurut kamu? Gausah di bales apa ya?" Ucap Keira.

"Eh jangan gitu dong Kei. Nih ya bales aja gapapa selagi dia engga berlebihan gapapa kok. Aku selalu percaya kamu Kei. Tenang aja." Ucap Arkan.

"Beneran? Aku bales gapapa?" Ucap Keira.

"Iya gapapa. Aku percaya kalo kamu engga bakal aneh aneh. Siapa tau juga penting kan?" Ucap Arkan.

"Iya deh nurut aja. Ntar kalo ada apa apa aku kabarin kamu lagi yaa." Ucap Keira.

"Iya Keira." Ucap Arkan.

"Dah aku tutup dulu, Jangan lupa makan." Ucap Keira.

"Iya. Dadah." Ucap Arkan.

Telfon pun di tutup oleh Keira.

Arkan tidak ingin berburuk sangka apapun terhadap perlakuan Alvin. Arkan tidak ingin menebak nebak setelah ini terjadi apa, Arkan mempercayakan semuanya kepada Keira. Arkan menganggap Alvin mempunyai urusan penting dengan Keira.

Selang dua hari Alvin menunggu balasan dari Keira. Akhirnya Keira membalasnya.

"Hai?" Pesan dari Alvin.

"Hai juga." Pesan dari Keira.

Melihat notif tersebut di layar handphonenya membuat Alvin gembira. Tak lama kemudian Alvin langsung membalas DM dari Keira. Namun balasan dari Keira tidak secepat Alvin membalas DM nya.

Alvin berfikir untuk berhenti namun... Alvin sudah memulainya. Pikiran Alvin terkadang berubah ubah. Tapi Alvin percaya pada dirinya sendiri kalau. Alvin dapat memasuki kehidupan Keira.

Keira kaget karena Alvin sangat cepat membalas DM Keira.

"Makin hari ni orang makin aneh. Jadi takut." Ucap Keira.

"Baiknya gimana ya. Mending ngabarin Arkan aja deh." Ucap Keira.

Keira mentelfon Arkan.

"Hallo. Ini mesti tentang Alvin." Ucap Arkan.

"Ihh, Harusnya basa basi dulu. Kamu engga sibuk?" Ucap Keira.

"Lama kalo basa basi Kei. Aku? Sibuk? Engga lah. Langsung aja. Kenapa dengan Alvin?" Ucap Arkan.

"Jadi kemarin aku bales DM nya tapi tau ga? Dia bales DM aku cepet banget. Fast respon banget dia. Aku punya firasat buruk deh." Ucap Keira.

"Hmm... Cara menangani orang fast respon. Kata orang orang fast respon tuh bikin ilfeel. Menurut kamu gimana? Bener ga?" Ucap Arkan.

"Engga sih, Kalo lagi penting fast respon sih gapapa tapi kalo ini. Aduh kek gimana ini Arr. Ga jelas banget. Orang asing tiba tiba kek gini." Ucap Keira.

"Hmm bentar mikir dulu." Ucap Arkan.

"Gimana ini!!!" Ucap Keira.

"Hmm... Aku tau Kei. Gimana kalo kita coba sesuatu. Coba deh kamu jangan bales DM dia ntar coba dia ngedm lagi apa engga." Ucap Arkan.

"Tapi dia DM gini "Salken Keira." Gitu masa aku diemin." Ucap Keira.

"Kamu bales dulu aja. Ntar kalo sehabis ini mati topik kamu read aja. Siapa tau dia engga DM kamu lagi." Ucap Arkan.

"Boleh juga. Coba aja dulu yaa." Ucap Keira.

"Iya." Ucap Arkan.

"Yaudah. Makasih banyak Arkan." Ucap Keira.

"Iya sama sama. Kalo ada apa apa bilang aja gapapa Kei." Ucap Arkan.

"Iya, Selalu." Ucap Keira.

Kemudian Keira menutup telfonnya.

Keira berfikir.

"Kenapa gua ga nanya ke dia (Alvin) aja ya? Tapi kalo nanya ke Alvin juga nambah masalah. Lagian ni orang ngapain si DM DM gua segala. Bikin ribet orang aja." Ucap Keira.

Keira pun membalas DM nya. Kemudian Alvin tidak membalasnya secara langsung. Alvin mendiamkannya sampai beberapa hari karena Alvin sudah sibuk bekerja membantu perusahaan ayahnya.

Kala itu hari Rabu, Selepas pulang sekolah hujan turun sangat lebat. Keira kebingungan.

"Arr? Ini kapan kita mau pulang? Nunggu hujan reda?" Ucap Keira.

"Kalo nunggu hujan reda kelamaan. Mending kita pulang bareng hujan." Ucap Arkan.

"Hah? Bareng hujan?" Ucap Keira.

"Iya bareng temenku." Ucap Arkan.

"Siapa temen kamu?" Ucap Keira.

"Hujan. Dah ayo." Ucap Arkan.

Kemudian Arkan dan Keira pun pulang dengan menerobos hujan yang lebat.

"Arkan. Hujannya lebat banget. Lama banget ga hujan hujanan." Ucap Keira berteriak.

"Seru kan." Ucap Arkan.

Kemudian Arkan pun bergegas untuk mengantar pulang Keira terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah Keira.

"Aku langsung ya? Dadah Kei." Ucap Arkan.

"Dadah, Tiati Arr." Ucap Keira.

Kemudian Arkan pun pulang. Setelah sampai rumah Arkan langsung mandi dan membersihkan diri.

Namun setelah selesai mandi dan membersihkan diri tiba tiba badan Arkan terasa tidak enak. Tiba tiba Arkan batuk. Namun Arkan menganggapnya biasa.

Setelah itu Arkan pun tertidur. Setelah Arkan bangun tiba tiba badan Arkan terasa tidak enak. Arkan mendadak pilek dan batuk.

"Duh masa gua sakit sih." Ucap Arkan.

Selang beberapa menit handphone Arkan berdering. Terdengar ada yang mentelfonnya.

"Eh Keira?" Ucap Arkan.

Arkan pun mengangkat telfonnya.

"Hallo Arkan. Gimana udah di rumah?" Ucap Keira.

"Udah di rumah, Aku engga mampir mampir sih. Ini aku bangun tidur." Ucap Arkan.

"Nah pinter. Sekarang sering tidur siang nih." Ucap Keira.

"Iya, Eh Keira aku ga enak badan deh. Kek pusing pusing gitu." Ucap Arkan.

"Iya, Bentar jam 5 aku kesitu. Cuma pusing aja? Panas ga? Ntar aku bawa obat." Ucap Keira.

"Jadi pacar peka banget Keira." Ucap Arkan.

"Iya, Kalo bukan aku siapa lagi coba yang mau dateng ke rumah kamu." Ucap Keira.

"Iya deh, Makasih Keira." Ucap Arkan.

"Aku tutup dulu telfonnya ya. Dadah." Ucap Keira.

Kemudian Keira pun menutup telfonnya, Bersiap siap untuk ke rumah Arkan dan membawa sedikit obat yang Keira punya.

Setelah selesai bersiap siap Keira pun langsung menunju rumah Arkan. Sesampainya disana Keira merawat Arkan. Keira juga tak lupa untuk membeli makanan sebelum Keira ke rumah Arkan.

Keira benar benar bagaikan segalanya di mata Arkan. Keira benar benar bisa menggantikan posisinya Ibunya.

"Eh Arr, Aku jam 9 pulang ya." Ucap Keira.

"Iya gapapa, Aku makasih banget. Udah di beliin obat, Makanan terus juga di rawat lagi. Makasih banyak Kei." Ucap Arkan.

"Iya sama sama Arkan. Mungkin bener kalo aku bakalan selalu ada buat kamu. Mungkin." Ucap Keira.

"Iya deh, Aku percaya itu. 15 menit lagi tuh jam 9. Mending kamu beresin barang barang kamu dulu." Ucap Arkan.

"Iya." Ucap Keira.

"Oiya Kei, Dah jam 9 pulang aja langsung ya. Jangan mampir mampir. Dah malem." Ucap Arkan.

"Iya, Ga bakal mampir mampir kok. Arr cepet sembuh ya. Biar bisa berangkat sekolah bareng lagi. Aku pulang dulu yaa. Dadah." Ucap Keira.

"Iya, 1 Hari kedepan bakalan sembuh kok. Tiati Kei." Ucap Arkan.

Kemudian Keira pun pulang. Beberapa menit setelah Keira pulang. Handphone Arkan berbunyi.

"Hallo? Siapa?" Ucap Arkan.

"Gua Jaka, Keluar yok." Ucap Jaka.

"Gila lu." Ucap Arkan.

"Kenapa? Pen ngopi gua di angkringan." Ucap Jaka.

"Gua lagi sakit, Lu belum tau si ya. Badan gua rada panas." Ucap Arkan.

"Lah kok lu sakit? Napa lu?" Ucap Jaka.

"Tadi gua pulang nerobos hujan." Ucap Arkan.

"Ada ada aja lu Arr. Gua ke rumah lu ya. Tapi besok gua sekolah pake motor lu gimana? Boleh ga? Nyobain motor lu." Ucap Jaka sambil tertawa.

"Yaudah, Kesini aja. Gua juga besok belum tentu berangkat. Tadi Keira kesini tapi dah pulang jam 9 sih." Ucap Arkan.

"Iya. Kenapa Keira ga nginep?" Ucap Jaka.

"Gatau gua lah. Ga di bolehin mungkin sama Ibunya." Ucap Arkan.

"Yaudah gua otw ya." Ucap Jaka.

Jaka pun mematikan telfonnya dan langsung bergegas ke rumah Arkan.

Kemudian pagi harinya. Ketika Arkan terbangun pukul 06:15

"Lah? Lu dah bangun?" Ucap Arkan pada Jaka.

"Iya bangun pagi gua tadi. Tuh di meja ada nasi bungkus, Gua tadi beli 3. Makan tuh. Gua mau berangkat." Ucap Jaka.

"Tumben banget lu. Makasih deh. Dah Jangan lupa izinin gua ya." Ucap Arkan.

"Beres dah." Ucap Jaka.

Kemudian Jaka pun berangkat. Arkan pun mengirim pesan lewat WhatsApp. Arkan memberi tau Keira kalau hari ini tidak berangkat sekolah.

"Kei. Aku hari ini engga berangkat. Masih ga enak badan." Pesan dari Arkan.

"Iya aku juga tau. Cepet sembuh ya. Jangan lupa minum obat." Pesan dari Keira.

Jaka yang berangkat menggunakan motor Arkan hampir semua orang di sekolah mengira itu adalah Arkan. Keira berangkat dengan di antar oleh kakaknya (Afran).

Saat itu pada saat pulang sekolah. Hujan turun lagi dengan lebat. Jaka meneduh dengan Kamila. Jaka dan Kamila berniat untuk menjenguk Arkan. Berbeda dengan Keira. Keira masih menunggu angkutan umum di depan gerbang sekolahnya.

Pada saat itu juga Alvin di perintah oleh Ayahnya untuk membeli sebuah barang barang untuk kebutuhan perusahaannya. Lalu pada saat Alvin sedang memilih material hujan pun datang. 15 Menit setelah memilih Alvin sudah mendapatkan apa yang Ia mau. Kebetulan Tokonya berada di dekat sekolahnya Keira. Dan pada saat itu juga Alvin bertemu dengan Keira. Alvin melihat dari kaca mobilnya ternyata Keira sedang menunggu sendirian di depan gerbang sekolahnya.

Namun terlihat dari kejauhan ada 1 mobil bewarna merah cerah yang berhenti di depan Keira. Keira pun kebingungan. Lalu kaca mobilnya pun terbuka. Dan ternyata itu Alvin. Keira belum mengetahuinya.

"Keira ya?" Ucap Alvin.

"Kok kenal?" Ucap Keira.

"Mau numpang sekalian ga?" Ucap Alvin.

"Engga, Gausah." Ucap Keira.

"Udah masuk aja, Dari pada nunggu lama. Jam segini kemungkinan angkutan umum udah ga ada." Ucap Alvin membujuk Keira.

Kemudian Keira pun menuruti apa yang Alvin katakan. Keira masuk ke dalam mobilnya. Dan Keira di antar pulang oleh Alvin.

Ntah bagaimana caranya Alvin lewat di depan gerbang sekolah dan kebetulan ada Keira. Alvin masih mengingat persis bagaimana wajah Keira. Alvin tidak sedikitpun lupa.

Namun sialnya Jaka dan Kamila melihat Keira masuk ke dalam mobil merah tersebut.

"Mil, Kamu liat kan?" Ucap Jaka.

"Iya." Ucap Kamila.

"Aku punya firasat buruk setelah ini deh." Ucap Jaka.