webnovel

Bagian 14, 3 Orang Satu Nyawa

Bagian 14

3 Orang Satu Nyawa

Perjalanan pulang kali ini berbeda dari sebelumnya, Arkan tidak lagi membahas tentang masa lalu yang konyol dan membuat Keira tertawa di sepanjang jalan. Kali ini sinar senja menyinari mereka berdua.

"Kei?" Ucap Arkan.

"Iya, Kenapa Arr?" Ucap Keira.

"Tadi ngobrol apaan sama Novia?" Ucap Arkan.

"Ohh, Sama Kak Novia... Engga ngobrolin apa apa sih, Cuma bahas tentang kamu. Tapi cuma sedikit kok." Ucap Keira.

"Duh, Tiba tiba kepo deh, Cerita dong Kei." Ucap Arkan.

"Tumben banget tiba tiba kamu gitu. Tapi ya, Aku baru tau loh. Kamu punya temen kecil ternyata." Ucap Keira.

"Novia udah bukan lagi temen kecil si Kei, Aku udah anggep dia Kakak aku sendiri." Ucap Arkan.

"Iya, Dia ngesupport kamu banget si Arr, Tapi kadang dia ngesupport kamu dari belakang. Tanpa sepengetahuan kamu." Ucap Keira.

"Tuh, Berarti tadi kamu berdua ngomongin aku ya..." Ucap Arkan.

"Iya, Aku juga nanya ke Kak Novia tentang kamu, Katanya kamu polos pas kecil." Ucap Keira sambil tertawa.

"Tuh kan, Tapi ya mau gimana lagi si Kei, Anak kecil kan emang polos." Ucap Arkan.

"Tapi polosnya kamu beda dari yang lain katanya." Ucap Keira.

"Jadi pengen balik ke masa kecil deh. Emang polosnya aku kayak gimana?" Ucap Arkan.

"Kayak orang yang di tuduh jadi maling, Padahal bukan maling." Ucap Keira sambil tertawa.

"Itu mah ceritaku tadi sebelum sampe ke Alfamart." Ucap Arkan.

"Iyaa deh. Arr menurut kamu... Kak Novia orangnya kayak apa? Coba sebutin tiga." Ucap Keira.

"Ohh,Tiga? Satu, Kakak aku sendiri. Dua, Baik. Tiga, Selalu ngasih sesuatu yang positif walaupun kesannya agak galak." Ucap Arkan.

"Ohh gitu." Ucap Keira.

"Sekarang gantian deh, Menurut kamu Novia gimana?" Ucap Arkan.

"Baik, Pendengar, Suka ngasih saran yang baik baik. Dia juga ngasih amanat ke aku, Persen sesuatu." Ucap Keira.

"Cuma 3? Amanat apa? Kasih tau dong." Ucap Arkan.

"Iya, Gaboleh katanya Arkan gaboleh tau. Nanti deh belum waktunya." Ucap Keira.

"Yah, Pelit. Paling juga di suruh belajar. Eh Kei ini mau langsung pulang?" Ucap Arkan.

"Iya deh kek gitu. Iya langsung pulang. Kan udah sore juga, Emang mau kemana lagi?" Ucap Keira.

"Ntar kalo langsung pulang, Ibu kamu ngomel ngomel." Ucap Arkan.

"Hah? Ngomel ngomel?!! Emang aku habis ngapain ngomel ngomel?" Ucap Keira.

"Iya, Ibu kamu ga di beliin makanan?" Ucap Arkan.

"EHH IYA, DULU KAN UDAH JANJI YA..." Ucap Keira.

"Iya, Sekarang mau beli makanan apa buat Ibu kamu? Oiya sukanya mie ayam ya..." Ucap Arkan.

"HAH? ARKAN... KOK KAMU INGET SEMUA!!! Kamu juga dulu janji bakal ngingetin, Dan sekarang kamu tepatin janji kamu. Dan kamu inget makanan favorit Ibu." Ucap Keira.

"Lah iya ya, Aku dulu janji. Aku inget itu di luar kepala si Kei." Ucap Arkan.

"Tapi, Kamu bisa inget sedangkan aku engga." Ucap Keira.

"Udah udah, Ni bentar lagi nyampe di warung mie ayam, Ntar kamu yang pesan yaa... Aku nunggu di motor. Okay?" Ucap Arkan.

"Iya, Okay." Ucap Keira.

Tak menyangka Arkan masih mengingatnya. Mengira Arkan tak akan memikirkan hal sepele seperti itu. Pikir Keira. Tapi ternyata ia masih mengingat janjinya dan makanan favorit ibunya. Walau ia sempat menutupi nya dengan kata " Itu udah hafal di luar kepala" pungkasnya. Keira sangat senang akan hal kecil tersebut bahkan di banding dengan dirinya ia masih suka lupa untuk membelikan makanan untuk Ibunya. Hal kecil itu menjadi hal yang paling istimewa menurut Keira.

Setelah Arkan dan Keira membeli mie ayam, Arkan langsung mengantar Keira pulang. Arkan pun pulang. Sesampainya di rumah ia langsung memberikan mie ayamnya ke Ibunya. Perasaan senangnya tidak bisa tertutupi. Ibunya pun ikut senang karena di ia mendapat makanan favoritnya.

"Raa? Kok senyum senyum terus." Ucap Ibunya.

"Engga, Gapapa." Ucap Keira.

"Semenjak kamu deket sama Arkan, Pasti ada 1 atau 2 hari kamu keliatan bahagia banget." Ucap Ibunya.

"Iya Arkan ternyata masih inget sama janjinya sendiri." Ucap Keira.

"Janjinya sendiri?" Ucap Ibunya kebingungan.

"Iya, Pas itu aku pernah bilang. Kalo kita keluar berdua lagi Jangan lupa buat beliin Ibu makanan, Terus aku juga bilang kalo makanan favorit Ibu itu mie ayam dan Arkan masih inget itu. Terus setelah aku ngomong gitu Arkan bilang kalo kita keluar berdua bakal beliin Ibu mie ayam dan ternyata beneran. Ternyata dia masih inget janjinya. Udah gitu aja deh Bu." Ucap Keira.

"Kan, Kalo sama Arkan tuh bawaannya bahagia terus." Ucap Ibunya.

"Iya, Udah Ibu makan dulu aja. Nanti keburu dingin mie nya Bu." Ucap Kiera.

"Ibu makan dulu ya Raa." Ucap Ibunya.

"Iya. Selamat makan Bu." Ucap Keira.

Melihat Ibunya memakan makanan favoritnya. Keira senang. Ibunya makan dengan lahap dan penuh kenikmatan.

"Raa, Ini mie ayamnya beli dimana? Kok enak banget si?" Ucap Ibunya.

"Beli di pinggir jalan, Itu Arkan yang nyari warungnya." Ucap Keira.

"Ini enak loh, Besok kapan kapan Ibu tanya ke Arkan deh, Ibu mau beli sendiri." Ucap Ibunya.

"Sampe segitunya Bu." Ucap Keira.

"Eh Ini beneran enak Loh Raa." Ucap Ibunya.

"Iya deh Bu, Jadi tau kan mana mie ayam yang paling enak." Ucap Keira sambil tertawa.

"Iya Raa." Ucap Ibunya.

"Udah Bu, Habisin dulu mienya ntar baru lanjut ngobrol." Ucap Keira.

Kemudian Keira langsung mengambil Handphone nya dan mengirim pesan lewat WhatsApp pada Arkan.

"ARR, IBU SUKA BANGET SAMA MIE AYAMNYA, MAKASIH YAA." Pesan dari Keira.

Arkan tidak membalas pesan Keira selang beberapa jam, Setelah ia mengantar Keira dan pulang. Ia langsung tertidur tanpa berfikir apapun. Ia lelah karena menghabiskan energinya seharian. Terlebih lagi, Ia pada saat di Alfamart ia menceritakan tentang Ibunya lagi dan itu sangat menguras tenaganya. Istirahat agar semua penat hilang dan kembali sehat.

Arkan bangun pukul 03:00 Pagi. Ia bangun mengecek dengan mengecek Handphone dan melihat jam nya. Terdapat 1 notif dari Keira.

"Notif dari Keira???" Ucap Arkan.

Kemudian Arkan langsung membalasnya, Ia membacanya.

"Eh Aku ketiduran loh kemarin, Habis pulang nganter kamu langsung tidur. Wahh.... Ikut seneng deh. Untung aja kemarin aku inget ya. Sama sama Kei." Pesan dari Arkan.

"Ini masih jam 3 masa siap siap sekarang ya? Kepagian ini mah, Tidur lagi aja kali ya?" Ucap Arkan.

Arkan kemudian memilih untuk tidur kembali.

Keira bangun pukul 05:30, Setengah enam pagi. Ia langsung membuka handphonenya dan membalas pesan dari Arkan.

"Kemarin Ibu juga bilang mau beli sendiri, Apa karena enak banget yaa... Kamu bisa tidur jam 6? Serius? Kok bisa? Berarti kamu ga main dong? Tumben kamu bangun pagi banget Arr. Paling juga kamu tidur lagi." Pesan dari Keira.

Keira membereskan yang akan dibawa dan bersiap siap. Tak lupa juga ia mengingatkan Jaka Dan Kamila untuk bangun dan bersiap siap. Keira tidak mengirim pesan pada Ido karena Keira tidak memiliki nomor WhatsApp miliknya.

Arkan terbangun lagi pukul 06:00. Ia tidak langsung membuka handphonenya. Ia langsung bangun dari kasurnya dan bersiap siap.

Pagi itu terlihat sibuk, Ntah itu Arkan, Keira, Kamila Dan Jaka, Semuanya sibuk. Pukul 07:30 telah tiba, Keira sudah siap dengan barang yang di bawanya. Keira berpamitan dan langsung berangkat menuju rumah Arkan. Selang beberapa menit Keira sampai di rumah Keira.

"Arkan, Arkan." Ucap Keira sambil mengetuk pintu.

"Iya masuk." Ucap Arkan.

"Udah bangun lagi ternyata." Ucap Keira sambil berjalan masuk ke dalam rumah Arkan.

"Udah mandi Arr?" Ucap Keira.

"Udah, Sebenernya males banget mandi deh. Ntar juga di sana mainan air kan? Ntar mandi lagi." Ucap Arkan.

"Iya beda la, Sekarang kan mandi pagi, Kalo nanti mandi siang. Gitu Arr." Ucap Keira.

"Terus? Sorenya? Mandi lagi?" Ucap Arkan.

"Kalo itu si terserah kamu, Lagian kamu rajin banget mandi." Ucap Keira Tertawa.

"Loh? Kamu belum mandi?" Ucap Arkan.

"Engga gitu Arr, Gatau deh suka suka kamu aja." Ucap Keira.

"Bahas mandi sampe ribut." Ucap Arkan.

"Iya itu cuma sama kamu doang." Ucap Keira.

Arkan mengambil handphonenya dan mentelfon Ido.

"Telfon siapa?" Ucap Keira.

"Telfon Ido. Kenapa? Mau ngomong?" Ucap Arkan.

"Engga, Cuma tanya aja si." Ucap Keira.

Ido langsung mengangkat telfon Arkan dan berkata

"Iya bentar lagi gua kesitu, Sabar dikit kek." Ucap Ido.

"Tau aja lu, Baru mau ngomong gua. Yaudah tiati." Ucap Arkan.

Kemudian Arkan menutup telfonnya

"Gimana Ido? Aku tadi chat Kamila katanya lagi kesini sama Jaka, Bentar lagi mereka sampe." Ucap Keira.

"Sama, Ido juga lagi kesini." Ucap Arkan.

Keira masih menyimpan pertanyaan pertanyaan yang membuatnya bingung di kala di Alun alun kota pada saat ia bertemu Kamila pagi itu. Keira masih mengingatnya dan membawanya. Keira ingin bertanya langsung kepada Arkan tapi perasaanya tidak mengizinkan untuk bertanya pada Arkan. Ia bimbang.

"Eh, Arr." Ucap Keira.

"Iya kenapa?" Ucap Arkan.

"Engga, Ga jadi. Ehh itu siapa yang dateng." Ucap Keira.

Tepat pada saat Keira ingin bertanya kepada Arkan, Salah satu temannya datang. Sialnya percakapan mereka pun terpotong.

"Bentar deh, Sini Jak masuk dulu. Tinggal nungguin Ido aja ni." Ucap Arkan.

"Loh, Udah disini lu Kei?" Ucap Jaka.

"Udah dong, Selisih 15 menit an sama lu si." Ucap Keira.

"Tinggal nungguin Ido aja ini sih." Ucap Jaka.

"Bentar lagi mungkin." Ucap Arkan.

Terdengar suara motor Ido...

"Nah tuh, Siapa tuh." Ucap Jaka.

Arkan langsung keluar membuka pintunya...

"Lama banget ga ketemu, Apa kabar lu Kan." Ucap Ido.

"Alhamdulillah baik, Lu gimana? Wah lu sama siapa Do?" Ucap Arkan.

"Baik dong, Oiya Itu cewe gua." Ucap Ido.

"Tuh Kai, Kenalan sama Arkan sahabat kecil aku." Ucap Ido pada Kaila.

"Salken, Kaila." Ucap Kaila sambil berjabat tangan dengan Arkan.

"Langgeng terus yaa buat kalian." Ucap Arkan.

Kemudian Jaka pun keluar, Begitupun Keira dan Kamila.

"Lah ada lu Jak, Si paling engga pernah ngumpul, Si paling sibuk ni." Ucap Ido.

"Jangan gitu dong Do, Malu nih mana banyak cewe lagi. Eh tapi sekarang emang sering ngumpul?" Ucap Jaka.

"Udah engga si, Udah pada sibuk masing masing." Ucap Ido.

"Gapapa deh, Emang udah waktunya sibuk juga. Kita juga udah ngehabisin waktu kita buat ngumpul selama bertahun tahun." Ucap Arkan.

Kamila berbisik kepada Keira.

"Kei kamu tau itu siapa?" Ucap Kamila.

"Itu Ido, Temen lamanya Arkan. Keknya udah temenan dari SD, Tapi gatau dari kapan." Ucap Keira.

"Ohh, Jaka pernah cerita keknya deh, Aku lupa." Ucap Kamila.

"Eh, Oiya Kenalan dulu sama Kaila ni, Eh Kan itu cewe yang dulu?" Ucap Ido.

"Iya namanya Keira." Ucap Arkan.

"Oiya lupa deh, Kalo yang satunya? Baru pernah liat nih, Pacarnya Jaka?" Ucap Ido.

"Katanya si baru mau pacaran, Friendzone gitu." Ucap Arkan.

"Apa lu Arr, Sok tau bener. Masih temenan loh. Btw itu namanya Kamila." Ucap Jaka.

"Yah yah, Kapan nembak lu Jak." Ucap Ido.

"Tolong lah Do, Jangan bahas hal kek gitu di depan orangnya." Ucap Jaka.

"Iya iyaa." Ucap Ido sambil tertawa.

Kemudian Jaka, Keira dan Kamila berkenalan dengan pacar Ido, Ia bernama Kaila.

Kaila adalah pacar Ido, Ido dan Kaila menjalin hubungan selama 2 bulan, Dan hubungan mereka masih baik baik saja. Ia satu sekolah dengan Ido dan satu angkatan. Siapa sangka orang pendiam seperti Kaila dapat memikat seorang Ido yang tingkahnya selalu mencoba mencairkan suasana. Tidak ada yang bisa di katakan mungkin atau tidak mungkin. Jika resiko dan keberhasilan akan tetap ada dalam hidup.

Selang beberapa menit, Setelah percakapan percakapan layaknya seseorang yang baru bertemu setelah bertahun tahun, Mereka pun bergegas untuk berangkat ke pantai.