webnovel

Apologize To Love

Takahashi Shinsuke adalah seorang detektif berlisensi. Namun, dia memiliki rahasia yang bahkan dirinya sendiri pun tidak mengetahui rahasia semacam apa itu. Hanasaki Kenkyo masih belum delapan belas tahun ketika dinikahkan dengan Takahashi Shinsuke. Gadis kecil itu harus menikah demi menjalankam wasiat sang ayah yang telah meninggal dan demi menyelamatkan dirinya dari lilitan hutang. Tapi, tak Kenkyo duga bahwa suami yang jaraknya cukup jauh dari usianya itu, ternyata bukan seperti yang dipikirkannya. Rahasia suaminya sangat aneh. Shinsuke memiliki dunianya sendiri. Tidak ada yang bisa membawa dia kembali ke dunia nyata. Dunia yang terlihat olehnya, berbeda dengan dunia yang terlihat oleh Kenkyo. Bahkan ketika dia bertemu dengan kedua putra kembarnya pun, Shinsuke masih mengira mereka sebagai orang lain. *** Kenkyo ingin menyelamatkan keluarganya dari bayangan masa lalu. Oleh karena itulah, Kenkyo membawa keluarganya untuk tinggal di Indonesia. Kenkyo pikir merawat dua anak kembar itu tidak terlalu susah, meski Shinsuke tidak berkontribusi banyak. Namun, ternyata itu sangat sulit. Belum lagi dua anak kembar mereka yang terlibat pertengkaran hanya karena hal sepele. Ini adalah perjuangan Kenkyo dan dua anak kembarnya. Mereka bertiga bertekad untuk membawa Shinsuke kembali ke istri dan anak-anaknya. Dan beberapa masalah rumit yang dihadapi si kembar karena dia tidak dijaga oleh ayah mereka selama ini.

Mijun_123 · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
165 Chs

Meminta Bantuan

Langit mendung, tapi angin tidak memberi tanda akan turun hujan. Pukul setengah lima sore. Mereka bertiga harus melewati taman perbatasan kompleks kalau mau sampai area perumahan. Jaraknya sekitar 700 meter lebih sedikit. Berjalan empat ratus meter, tepat di samping taman yang lebih mirip lapangan, Kensuke mendadak berhenti, otomatis Kyosuke dan Rini mengikuti.

"Kenapa?" tanya Kyo dan Rini bersamaan.

Ken menyengir. Sebelah tangan sibuk mengusak rambut—lagi. 

"Duduk dulu, yuk. Aku ada perlu sama Rini." Ia meninggalkan, menempati kursi besi panjang paling dekat.

Kyo menyipitkan mata. Apa-apaan maksud Ken itu? Jangan-jangan mau nembak lagi? Wah, keduluan dong? batin Kyo.

Lain Rini. Mendengar kalimat tersebut membuatnya yakin Kensuke mempunyai maksud penting. Ia turut duduk samping Kensuke. Sejenak, mereka menghiraukan keberadaan Kyosuke yang masih berdiri bersama banyak dugaan.

Dengan satu tangan bebas, Kensuke merogoh saku celana seragam, mengeluarkan karet gelang bekas nasi uduk yang selalu ia bawa ke mana saja. Ia sejak pagi begitu malas hingga membiarkan surai coklat agak panjangnya tergerai meniru gaya Kyosuke.

Kensuke ingat banyak orang telah salah menyangka ia sebagai kembarannya gara-gara mengubah model, Arka satu-satunya yang memanggil secara benar ketika bertemu di tangga.

Kensuke menyodorkan karet bekas nasi uduk itu pada Rini, menggerakkan atas-bawah. "Tolong ikatkan rambutku, Rini. Gerah sekali dari tadi."

Rini sih menurut saja—sudah bawaan kecil dia jarang membantah—mengambil alih benda yang biasanya ada di warung-warung itu, meletakkan di pergelangan. Dia meminta Kensuke miring ke kanan, mengambil sejumput semi sejumput rambut bergelombang Kensuke.

Dia pernah membantu saudaranya yang berambut agak panjang juga untuk menata mahkota, jadi tidak terlalu kaku sekadar melaksanakan permintaan sederhana, meski belum bisa disebut lihai.

Menggenggam hasil tatanan dalam tangan kiri, Rini menggigit pinggiran benda kepunyaan Kensuke demi membuat lebih dekat ke jemari. Pelan, dia mulai memasukkan rambut Kensuke di tengah kuciran, memutar kucir dua kali agar kencang namun terasa nyaman karena lumayan kendur.

Selesai.

Dia tersenyum puas melihat kerjanya yang tergolong rapi untuk ukuran remaja lelaki.

Rini menepuk puncak kepala Kensuke.

"Sudah. Lebih lega sekarang, Ken?"

Ken mengangguk antusias. Kensuke yang penasaran ganti menarik ponsel, mematikan daya lalu berkaca. Di layar depan dominan hitam, ia tidak hanya mendapati rambutnya terikat sesuai keinginan tetapi juga garis bibir Rini yang melengkung mirip bulan sabit terbalik. Rini masih berasa di belakangnya.

Wah ... manis! batin Kensuke.

To be continued ....