Setelah mendapat perawatan dari dokter, kini kondisi Zahra jauh lebih baik dari sebelumnya. bersama dengan Brian dan Al, Zahra berusaha ikhlas untuk menerima ujian Tuhan untuk dirinya. walau tidak dipungkiri olehnya air matanya terus mengalir mengingat anak yang berada di dalam kandungannya masih tidak terselamatkan.
"Sayang, jangan menangis lagi. aku tidak bisa melihat air matamu mengalir. air mata Zahra sangat berharga dan hanya keluar disaat pemiliknya bahagia." Ucap Brian.
"Mama, maafkan Al. jika Al menemani Mama ke rumah sakit, kejadian ini tidak akan terjadi pada Mama dan juga adikku." Kata Al, membuat Zahra dan Brian saling tatap.
"Sayang, Mama tidak apa-apa. lagipula ini bukanlah salahmu." Ucap Zahra membuat Brian dan mendekati anak dan istrinya.
"Sayang, semua ini karena kesalahan ayah yang tidak menjaga adikmu dan Mama. maafkan ayah." Mereka saling berpelukan.
"Brian kapan aku bisa pulang? aku tidak ingin berlama-lama disini." Brian tersenyum mendengar perkataan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com