•note : kita butuh waktu untuk memikirkan hubungan ini. Apakah tetap menggenggam erat, atau saling melepaskan?
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Empat bogeman mentah mendarat di pipi seorang cowok berseragam basket, dia terkapar di rooftop setelah di pukul habis-habisan oleh seorang cowok yang berseragam putih abu-abu.
"Bangsat!" umpat Anka, ia menghampiri Gio lalu menarik kerah baju adik kelasnya itu.
Bugh!
Satu pukulan keras membuat Gio pingsan di tempat. Tak ada perlawanan sejak awal, Anka lah yang mendominasi sampai akhir.
Anka menyeka keringat di pelipisnya lalu membuang ludah. Pandangannya menajam ke arah cowok yang tepar di lantai.
Dua laki-laki tampan yang berjaga di pintu rooftop ber-tos ria. Mereka ikut senang setelah Anka membogem habis wajah adik kelas sok jagonya itu.
"Keras, bung!" ujar Galih, dia berjalan menghampiri Anka lalu menepuk bahu sahabatnya itu.
"Kenapa nggak sekalian lemparin aja ke bawah?" usulnya gila.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com