webnovel

Film Jepang

1. Film Jepang

Sebut saja namanya Andi karena namanya di cerita ini adalah Andi Fernanda, tentu saja otomatis panggilannya Andi.

Ga penting banget yaa...

Andi bersekolah di sekolah paling ganas se-kota. Sekolah negeri yang isinya alien-alien jenius berkantong tebal. Yang kerjaan tiap hari belajar sampai rambutnya nggak sadar udah keriting. Rata-rata mereka punya otak bertenaga tegang tinggi dan Andi cuma segede 1,5 volt yang setara sama batere abese.

Sebodoh-bodohnya Andi, tetep aja di masuk ke kelas IPA, yang notabene kelas kasta paling tinggi bagi anak SMA se-Indonesa. Tidak tahu apa yang menyebabkan jurusan itu menjadi idaman tiap pelajar SMA. Yaa Andi udah pasti jadi upil kecil di antara murid-murid pintar lainnya.

Authornya dulu anak IPS yaaa, bukan IPA.

Andi adalah cowok paling terkenal di sekolah. Maksudnya terkenal bebalnya. Nggak itu juga sih, Andi memang terkenal dari kegantengan wajahnya. Tapi dalam cerita ini mematahkan bahwa ganteng bukanlah segalanya. Kenapa ganteng bukanlah segalanya? Makanya baca cerita ini.

Dari dulu Andi memang bertekad menjadi pria yang terganteng satu kota. Namanya anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Jadi dulu ada anak sebayanya yang bertanya. Jadi Andi menjawab, "Menjadi orang setampan tingkat kelurahan."

Anak yang bertanya protes, "Goblok, tingkat kelurahan udah dipegang sama gua."

"Kecamatan?" tanya Andi lagi dengan polosnya. Ingus di hidung tidak berhenti naik turun.

"Itu dulu udah dipegang sama Bang Somad Domino," balasnya lagi..

"Sekota?" tanya Andi lagi.

"Boleh, tapi lo harus saingan sama gua. Soalnya gua udah urus proposal naik ke tingkat kota. Syaratnya lo harus godain satu cewek aja."

"Siapa?"

"Suka-suka lo. Yang penting cewek."

Alhasil Andi berpikir keras mencari cewek pertama yang bakal dia godain. Akhirnya Andi mendapati seorang cewek berambut pendek. Namun, tingginya dua kali tinggi badannya. Cantik, baginya tiada yang lebih cantik daripada wanita itu.

"Cantik sekali hari ini," ucap Andi dengan muka imutnya.

"Nape? Mau minta uang buat main pe'es? Tiap hari main pe'es, apa ga sengklek otak lo besok." Andi dipentung pakai sendok sayur sama Mama.

"Yaelah, Ma. Muji doang."

Merasa sudah berhasil menggoda cewek walaupun mamanya sendiri, Andi jadi merasa pantas buat menjadi kandidat pria tertampan se-kota, sampai saat ini.

Andi punya teman-teman yang tidak kalah gilanya daripada dia.

Felix Lee adalah anak pengusaha beras di kotanya. Sebagai keturunan Tionghoa, tentu saja punya mata tipe minimalis kaya Ernes Prakasa gitu. Ni anak agak pendiam sedikti, tidak seperti Andi yang aduhai tiada duanya.

Kalau Agus Toni, anak orang jawa yang bapaknya punya sawit yang luasnya bisa buat makan dua keturunan sekaligus. Orang kaya besar yang setiap hari mandi pake uang sawit. Bapaknya punya kebun di Sumatera dan Kalimantan.

Nanang Adiansyah ini yang agak beda sedikit. Bapaknya ustad, anaknya bejat. Dia memang lahir dari keluar berpendidikan. Bapaknya S3 di Mesir, sedangkan Ibunya S2 di UGM. Eh dia malah jadi es teler. Nggak tahu gimana besarnya nih anak.

Sebuah julukan yang mereka beri sendiri melekat hingga sekarang. Karena Andi berasal dari keluarga Minang, maka Andi menjulukinya dengan sebutan Anak Amak. Lain halnya dengan Agus, karena dia berasal dari keluarga Jawa, maka dia menjulukinya dengan sebutan Mother's Son.

Lah ini bukannya bahasa Inggris ya, suka suka dialah.

Nakal boleh, durhaka jangan. Itu kata mereka.

LINE

Andi : Lu semua ada di mana coeg? Masa gua di tinggalin. Read by 3

Jangan read aja njing. Lu pada di mana sekarang? Read by 3

Coeg lu....

Felix : Ah bacot lo. Lo yang salah kali, boker lo kelamaan.

Andi : Woi sipit, lo di mana?

Felix : Udah dari kecil kita sahabatan, masa ga tau kami lagi di mana. Sini lo, ada

yang ena nih.

Pikiran Andi langsung konek ke kalimat Felix. Ia langsung ke kelas Nanang di kelas 12.IPA.3. Bersebelahan dengan kelas Andi 12.IPA.2. Andi langsung ke kerumunan Anak Amak yang sedang asyik di belakang kelas. Sebuah handphone menjadi titik fokus mereka.

"Woi, anjing lo pada. Ga ngajak-ngajak gua lagi. Parah lo. Jepang ya?" Andi langsung mendekat ke mereka. Ya seperti biasa, kerjaan anak laki-laki kalo lagi ngumpul di belakang kelas.

"Jepang, dong. Pecinta produk jepang," kata Felix

"VVIBU LO TAVVURAN BOZZ." Agus memainkan tangannya kaya sendi si temennya udin gambut.

"Geser lu, njing. Ini adeganya udah tegang ga? Udah mulai panas ga?" tanya Andi ga sabaran. Nih anak kalo yang beginian makin semanangat.

"Asu, jangan nempelin tangan lo ke anu gua, dong. Maho lo. Udah untung gua donlotin nih." Agus merasakan tangan Andi lagi nyantol di itunya. Yaa itunya ... yaa tangannya.

"Yaelah, ga sengaja coeg. Punya aja kaga lo."

"Nang, lo cek tiap minggu ya situsnya. Miminnya sering update terbaru," kata Agus ke Nanang.

"Aman, untuk kawan gua apa yang enggak. Gua pake paket bapak gua."

"Astajim, donlotnya pake paket bapak lo lagi. Kurang ajar lo." Andi langsung neplak pala Nanang.

Andi melihat seorang cewek mendekat. Terlihat cantik dengan rambutnya yang panjang. Sudah biasa sih mereka di deketin sama cewek-cewek seperti itu. Namun cewek yang satu ini lain. Terkesan kaya huluk betina yang baru keluar dari kandangnya.

"BUK ANDI AMA TEMENNYA NONTON BOKEP BUKK!!!"

Cewek itu langung lari buat ngadu ke guru terdekat. Andi yang kaget langsung ngejar tuh cewek. Diikutin dengan ketiga Anak Amak yang lain.

"SOMVLAK LU, YAH! JANGAN LARI LU!" teriak Andi sambil mengejar wanita itu.

***