Pagi di desa, tuan tanah muda menggigil kedinginan di sebuah beranda rumah, wajah nya memucat dan penampilannya juga sangat mengkhawatirkan.
Di tambah gerimis menyendu halus, seperti nya hujan tengah awet hari ini, memaksa manusia enggan bertebaran, dedaunan melekat sangat erat memeluk pohonya menerima ikhlas setiap tetes air dari langit.
Ibu Sekar nyaris saja menjatuhkan bola mata, saat dia membuka pintu utama kediaman Durga, jantung wanita setengah abad itu dibuat melompat.
"Astaghfirullah, nak? Kamu disini? Dari semalam? Kamu gak pulang nak?"Serunya diatas wajah cemas.
"Apa dia sudah bangun Bu?"Dg bibir gemetar pria itu malah balik bertanya.
"Tunggu ibu ambilkan teh hangat buat kamu"ibu sekar masuk kedalam rumahnya.
Sebelum menuju dapur untuk menyiapkan teh, dia memasuki kamar sang anak, dan saat pintunya di buka ternyata gadis itu tengah duduk merenung terpaku di kasur king size nya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com