Gadis itu kembali mencari kayu di rimba, tertatih tatih sampai nafas nya terasa sesak, keringat mengucur di dahi, sementara kayu di pangkuan tetap harus di turuni demi menyambung asa yang tak kunjung guyup menimpa diri.
Baju kurung outfit keseharian nya itu sampai tersobek karna tersangkut di dahan dan ranting yang mati.
"Hah... Kapan hidup akan berpihak kepada hambamu ini Tuhan, terlalu berat aku menjalani kesendirian dan kesepian ini" gumam hatinya.
Namun kayu tetap di pangku nya menuruni perbukitan dengan lengan baju yang robek sebelah.
Sesampainya di lurah yang tak berbatu itu, tanah berwarna kemerahan saksi nafas nya terengah.
"Kapan hujan akan mengguyur disini, kering sekali, tidak ada tanaman yang mampu tumbuh" ucapnya.
Dia mulai berjalan mengikat kayu bakar itu dengan erat dengan seutas rotan, dan kini menjunjung nya di kepala, senyum leganya lepas setelah melihat beberapa warga yang mulai tampak hilir mudik mencari suaka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com