"Kamu perlu tau rasa sakit yang kamu berikan itu seperti apa, jadi cukup nikmati apa yang aku berikan."
Kynan mengambil pisau yang menancap si paha Vania dengan kasar, Vania berteriak histeris dan kakinya bergetar. Darah semakin mengucur membasahi lantai tempat Vania berpijak.
"Jangan menangis, kamu yang sudah memulai semuanya. Aku hanya melanjutkan apa yang kamu mulai." Air mata Vania membasahi pipinya, mulutnya di sumpal dengan kain oleh Kynan membuatnya tidak bisa berteriak dengan keras.
"Kamu tau kalau kamu sudah memancing di air keruh? Kamu salah memilih musuh Vania, seharusnya kamu tidak melakukan semua ini dan kamu bisa memulai hidup kamu dengan tenang, tapi apa yang kamu lakukan?"
Vania hanya tertunduk diam meratapi nasibnya kini, pria yang di depan Vania bukanlah pria yang dulu selalu takhluk dengan tubuh indahnya, Vania gagal dengan apa yang dia rencanakan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com