Bukan karena takut bertemu, tapi aku belum berani untuk merasakan sakit lagi.
Aluna
***
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu, Aluna memutuskan untuk pindah tempat tinggal. Kebetulan dia mendapatkan sewa apartemen yang sangat murah melihat perabotan yang ada dan dimana apartemen ini berada. Merasa mendapatkan sebuah keberuntungan, Aluna tanpa berpikir panjang lagi untuk menyewanya.
Hari-hari Aluna kembali seperti dulu lagi setelah dia pindah tempat tinggal, Aluna pikir mungkin Kynan sudah lelah mengganggunya atau mungkin juga Kynan sudah mendapatkan gadis baru. Aluna juga mendapatkan kerja part time yang lebih baik dari sebelumnya dengan gaji yang lumayan besar, Aluna merasa keberuntungan sedang berpihak kepadanya.
Setelah satu tahun berada di negeri orang Aluna berniat untuk pulang ke kampung halamannya, dia sudah sangat merindukan kedua orang tuanya di Magelang. Awalnya dia akan tetap disini sampai kuliahnya selesai tetapi disaat Aluna mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari seorang pelayan cafe, dia tidak merasa kebingungan dengan masalah keuangan lagi dan bisa menabung untuk membeli tiket pesawat.
Pagi ini Aluna berangkat ke kampus, dia ada jam kuliah di pagi ini. Kakinya melangkah ke kamar mandi untuk mandi. Saat berada di depan cermin, matanya melotot, lehernya penuh dengan bercak merah dan dadanya juga sama. Aluna panik, dia takut jika dia alergi sesuatu atau semacamnya yang menyebabkan tubuhnya muncul bercak merah. Aluna segera mandi dan dia berniat bertemu dengan dokter nanti setelah jam kuliahnya selesai.
Sampai di kampus pun Aluna terlihat lesu, akhir-akhir ini dia selalu merasa lelah saat bangun tidur dan celana dalamnya selalu basah seperti dia telah melakukan pekerjaan disaat tidur, Apakah dia mengalami mimpi atau dia tidur sambil berjalan? Aluna sendiri tidak tahu, setiap malam setelah minum susu kemasan yang selalu menjadi rutinitas Aluna, dia selalu merasakan kantuk yang sangat luar biasa dan langsung terlelap seakan mati, dia tidak tahu apa yang terjadi dan dia mimpikan setiap malam.
"Hai Lun!" Toni memanggil Aluna yang sedang melamun di taman kampus dan duduk disebelahnya. Aluna menatap Toni dengan tatapan lemah.
"Haaiiii...." jawab Aluna lemah membuat Toni mengernyitkan dahinya heran.
"Kamu sakit?"
"He em, sepertinya aku sakit Ton. Lihat leherku tiba-tiba muncul merah - merah seperti ini, mungkin aku alergi sesuatu." ucap Aluna sambil memperlihatkan bercak merah yang ada di lehernya. Toni melihat dengan tatapan tidak percaya, kenapa banyak sekali kissmark di leher Aluna?
"Kamu yakin tidak tahu itu kenapa?" Tanya Toni memastikan, melihat kearah mata Aluna mencari kejujuran di mata sahabatnya itu.
"Yakin. Aku salah makan kali ya kemarin? Duuuhh gimana ini Ton? Bahaya nggak ini ya? Di dadaku juga banyak. Apa menyebar ya ini? Jangan-jangan nanti menyebar ke seluruh tubuh ?" Aluna nerocos kebingungan, sedangkan Toni melotot saat Aluna bilang di dada Aluna juga banyak kiss mark. Kenapa wanita di depannya ini sangat polos?
"Kamu yakin semalam tidak melakukan sesuatu atau merasakan sesuatu?" tanya Toni kembali dan mengangguk pasti memberi sebuah jawaban sangat yakin.
"Semalam pulang kerja aku langsung tidur sih Ton, setelah ganti pakaian aku minum susu seperti biasa, terus langsung tidur. Apa susunya sudah kadaluarsa ya Ton jadi ditubuhku muncul bercak merah seperti ini?" tanya Aluna sambil mengetuk-ngetuk keningnya mengingat apa yang dilakukan semalam. tingkah Aluna yang polos membuat Toni tersenyum geli. Kalau susu itu kadaluarsa dia sudah kejang-kejang bukannya muncul banyak kissmark di leher, batin Toni .
"Tunggu! Kamu minum susu setiap malam?" Aluna mengangguk. "Oke, coba nanti malam jangan minum susu itu dulu. Takut seperti apa yang kamu bilang tadi kalau seandainya sudah kadaluarsa. Tapi kamu tidak makan apa-apa selain susu kan?" Aluna lagi-lagi mengangguk. "Kalau begitu, jangan minum susu dulu. Tunggu sampai merah di lehermu hilang." saran Toni dan Aluna mengangguk mengiyakan.
***