webnovel

Kamu Pasti Qingqing, Kamu Cukup Cantik

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Orang tua Nian Lie memintanya pergi ke rumah utama?

Ning Qing tidak mengerti niat mereka. Tetapi dia baru menyadari saat dia sudah duduk di mobil untuk perjalanan menuju ke rumah utama.

Sepanjang jalan, Ning Qing merasa tidak nyaman.

Ketika dia tiba di rumah utama keluarga Nian, dia melihat rumah bergaya tradisional kuno dan mencium aroma gaharu di udara. Membuat sarafnya menjadi tegang.

Kepala pelayan Lu membawanya berjalan di sepanjang taman sampai di sebuah paviliun.

Dari kejauhan, Ning Qing melihat seseorang duduk di sebelah meja.

Kepala pelayan Lu berhenti lalu berkata dengan hormat, "Nyonya, Nona Ning sudah sampai."

"..."

Ning Qing tidak berbicara, akhirnya kepala pelayan Lu mengulurkan tangannya kemudian menuntunnya menaiki tangga.

Ning Qing melangkah maju sambil menatap wanita dengan pinggang ramping di depannya.

Dia memakai qipao berwarna hitam panjang sepergelangan kaki. Pinggangnya seperti pohon dedalu lemah yang terkena angin. Rambut hitamnya yang berkilau diikat menjadi sanggul di belakang kepalanya, dan jepit rambut giok berada di antara rambutnya. Posturnya ramping sekaligus terlihat bermartabat.

Secara kebetulan, wanita itu menoleh ke belakang. Dengan alis tipis dan mata melengkung indah. Wajahnya yang terawat baik, menunjukkan tidak dimakan usia.

Ning Qing tertegun untuk sementara waktu. Dia jelas terlihat seperti wanita berusia dua puluhan atau awal tiga puluhan.

Saat Ibu Nian melihatnya, matanya menyala, kemudian dia maju untuk meraih tangannya. "Oh, kamu pasti Qingqing, kan? Putraku memiliki selera yang bagus. Kamu sangat cantik."

"..."

"Cepat, kemari dan duduklah." Dengan senyum di wajahnya, dia menarik Ning Qing yang kaku untuk duduk. Dia lalu menoleh kemudian berkata kepada paman Lu, "Pak tua Lu, minta orang dapur untuk membawakan sarang burung, supaya Qingqing bisa memakannya untuk merawat tubuhnya."

Kepala pelayan Lu menunduk, "Ya."

Lalu dia pergi.

Ibu Nian terus tersenyum, bahkan dengan senyum yang seperti itu, dia tidak menunjukkan giginya, sikapnya sangat anggun.

Kecantikan abadi. Dia melihatnya dari Ibu Nian Lie.

Ning Qing tetap diam, Ibu Nian kemudian bertanya dengan suara hangat, "Mengapa kamu tidak berbicara? Apakah aku membuatmu takut?"

Ning Qing melirik tangannya yang dia genggam oleh Ibu Nian kemudian menggelengkan kepalanya, "Tidak."

"Baguslah kalau begitu." Wajah Ibu Nian lembut dan hangat, dia menatapnya dari atas ke bawah. Setelah itu alisnya yang ramping dan panjang sedikit mengernyit.

"Kamu ini terlalu kurus. Bagaimana bisa kamu merawat diri dengan baik jika kamu sekurus ini?" Kekhawatiran ini datang secara tak terduga, membuat Ning Qing merasa sedikit tidak berdaya.

Sejak dia sadar dari komanya, untuk beberapa alasan, dia sangat jijik dengan orang lain yang menyentuhnya.

Saat ini, Ibu Nian memegang tangannya dengan erat, sepertinya tidak berniat melepaskannya. Dia jelas tidak nyaman, tetapi dia tidak punya alasan untuk menarik tangannya.

Karena dia merasakan kehangatan dan cinta seorang ibu darinya.

"Kamu perlu makan lebih banyak ketika sarang burungnya diantarkan nanti. Kamu bisa mengambil sisanya saat pulang nanti. Kamu harus merawat tubuhmu dengan baik, kamu mengerti?" 

Ning Qing mengangguk patuh, "Oke."

Ibu Nian tersenyum lalu menepuk tangannya, "Kamu pergi ke perjamuan tadi malam kan? Aih, itu semua karena ayah Lie'er, yang tiba-tiba tidak enak badan. Jadi kami kembali lebih awal dan kami tidak sempat bertemu denganmu. Sayang sekali."

Ning Qing tersenyum, "Tidak apa-apa. Ayah... Bagaimana keadaan dia sekarang? Apakah dia sudah lebih baik?"

Senyum Ibu Nian tetap tidak berubah. Matanya lembut dan cantik, dia terlihat sangat tulus.

"Jangan khawatir. Pamanmu sudah baik-baik saja. Tadi pagi dia juga sudah pergi ke kantor."

Panggilan ini membuat hati Ning Qing sakit.

Dia melihat Ibu Nian lagi, wajahnya yang hangat dan cantik masih tersenyum. Seolah-olah dia tidak menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah.

Ning Qing menepis pemikiran itu dari kepalanya kemudian menundukkan kepalanya, "Itu bagus."

Ada keheningan singkat di antara keduanya.

Tidak lama kemudian, sarang burungnya diantarkan. Ibu Nian melepaskan tangan Ning Qing kemudian menyerahkan mangkuk porselen kepadanya, "Qingqing, cepat cobalah."

Ning Qing mengambilnya lalu mencobanya di bawah tatapan lembut Ibu Ning. Rasanya sedikit manis dan lembut di mulutnya.

Ibu Nian tersenyum kemudian bertanya, "Bagaimana?"

"Ini lezat."

"Baguslah jika kamu menyukainya."

"Biar kulihat siapa dua orang wanita cantik ini?"