webnovel

Chapter 3: Cynthia Feltros

Sosok figur dalam baju zirah mulai datang ke tempat dimana mereka berada. Bianca pun berbalik arah untuk melihat siapakah yang telah datang.

Seluruh tubuhnya kecuali beberapa bagian sela persendiannya telah ditutupi pelat baja. Disela pelat baja ini ditutupi oleh kulit dan beberapa rantai terlihat di sekitar beberapa bagian tubuhnya.

Dari ukiran-ukiran yang tersebar di sekitar zirahnya ini, Bianca mengetahui bahwa tokoh berzirah di depannya adalah Cynthia Feltros yang merupakan salah satu kerabat dekat Bianca.

Keluarga Feltros dan keluarga Vilhelmina Elysium telah berkerabat sejak nenek moyang Keluarga Feltros yang merupakan tangan kanan dari keluarga kerajaan Vilhelmina dan telah membantu keluarganya masuk ke kerajaan Apatura di kala runtuhnya kerajaan vilhelmina.

Cynthia memiliki sifat yang keras kepala dan tidak kenal takut, namun terhadap keluarganya Cynthia memiliki sifat yang lembut lagi penyayang. Bianca sering bertemu dengan Cynthia saat menemui keluarga Feltros.

Keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat hingga Bianca menganggapnya sebagai Kakaknya sendiri.

Di saat kematian Grace, Cynthia yang saat itu tengah melindungi perbatasan dari serangan kerajaan lain langsung membawa seluruh anak buahnya untuk menyerbu markas utama musuh. Menyingkirkan semua atasan perang lawan dan berlari kembali ke kediaman Vilhelmina Elysium cuma untuk menghibur Bianca.

Prestasinya ini menjadikan Cynthia sebagai penyihir terkuat di Kerajaan Apatura. Namun bagi Bianca, Cynthia adalah lebih daripada itu.

.

.

.

"Maaf Aku tidak bisa membiarkan drama ini berjalan lebih lama lagi."

Suara yang Anggun tapi kaya akan rasa percaya diri bagaikan seekor singa betina, gambaran yang sesuai dengan sifat dirinya yang tak kenal takut dan selalu siap untuk menegakkan keadilan.

"Cih, engkau datang jauh lebih cepat dari pada perkiraan ku"

Wajah Kian kini menunjukkan perasaan yang terganggu. Kekesalannya ditujukan kepada tokoh berzirah di depannya seolah-olah orang berbaju zirah di depannya ini telah mengganggu permainan kesukaannya.

"Sambutanmu memang 'meriah' tapi ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat aku lalui"

Cynthia sambil mengelap kelopak bunga di pundaknya. melihat ke Bianca yang telah menghentikan belatinya sebelum menusuk Alimentarius.

Bianca terlihat cemas seperti seorang anak yang ketahuan tengah melakukan sesuatu yang buruk. Cynthia yang menyadari ini melambaikan tanganya memastikan Bianca bahwa semua ini bukanlah salahnya.

'Semua ini adalah rencana busuk Alimentarius. Bianca hanyalah korban dilam situasi ini.'

Cynthia kemudian mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan mengarahkannya ke arah Kian.

Kian yang tadi melirik ke arah Bianca langsung kembali menatap Cynthia dengan senyumnya yang lebar.

"Cynthia eh~ nama yang bagus~ aku tidak sabar menjadikanmu salah satu 'bunga' di 'taman bunga-ku' keh… keh.. Keh,, ah, dimana sopan santunku.. Bagaimana dengan sebuah Perkenalan… ini tidaklah adil jika aku mengetahui nama dan kekuatanmu… Namaku Kian."

Kian memperkenalkan dirinya sambil membungkukkan badannya. Dari bawah tubuhnya, bunga-bunga mulai bermekaran dan mengelilingi tubuh bianca.

Cynthia merasa geram dengan gaya Kian yang berlagak seperti seorang pria terhormat. Dia telah melihat Kian mempermainkan Bianca dan hal itu sungguh tidak dapat dimaafkan.

Tanpa basa-basi, Cynthia meluncurkan dirinya dengan kecepatan yang tidak bisa diikuti mata menghancurkan bunga-bunga di sekitarnya dan melancarkan tebasan ke tubuh Kian dengan harapan mengakhirinya dalam satu tebasan.

Tapi yang muncul adalah luka potong di sepanjang badannya Kian yang tidak dalam. Tidak hanya itu, Cynthia menyadari bahwa kecepatannya melambat ketika dia memasuki area berbunga ini.

Kian yang menerima luka tebasan pun terkejut namun wajah terkejut tersebut diganti dengan senyuman sinis.

"Wow.. wow.. Wow… itu luka terbesar yang pernah orang lakukan padaku. Biasanya 'mereka' mengamati kekuatanku dulu...Tapi engkau tidak… engkau langsung ingin mengakhiri ku begitu saja. Aku semakin ingin menjadikanmu salah satu koleksiku"

Kian pun mengambil nafas dalam sebelum menggenggam 'sesuatu' di udara.

"JADILAH BUNGAKU CYNTHIA!!!"

Pengalaman Cynthia mengatakan bahwa apa yang digenggamnya adalah senjata. Dan tentu saja ia segera merasakan sebuah {maksud serangan} yang akan datang menghampirinya.

Cynthia dengan cepat mampu menghindarinya.

Sesaat kemudian suara dentuman terdengar lokasi tempat Cynthia berdiri yang kini telah ditumbuhi bunga. Cynthia kembali merasakan {maksud serangan} dan menghindarinya. namun {maksud serangan} ini ikut membelok mengikuti dirinya dan mengenai zirahnya.

Zirahnya Cynthia kini mulai ditumbuhi bunga yang ikut semakin menghancurkan zirahnya. Seolah-olah bagian baju zirah yang mengenai serangan tersebut akan berubah menjadi bunga.

'Cih'

Cynthia memutuskan untuk menggunakan sihir pada matanya untuk melihat aliran sihir di sekitarnya. Dari sihir tersebut Cynthia dapat melihat sebuah cambuk panjang yang muncul dari tangan kiri Kian. menyadari ini, Kian mulai menyerang mata Cynthia dengan sihir.

Sihir ini cukup ampuh menyebabkan Cynthia berhenti melihat aliran cambuk tersebut dan bahkan menerima beberapa cambukan dari kian yang menyebabkan beberapa bagian di sisi samping zirahnya telah berubah menjadi bunga.

Cynthia mencoba untuk menembakkan beberapa sihir petir ke kian dan mencoba untuk menyulutkan ladang bunga tersebut dengan Api . Namun setiap sihir yang masuk melewati ladang bunga melemah.

sihir api tidak dapat membakar bunga yang ada dibawahnya. Justru bunga-bunga tersebut menyerap serangan sihir yang datang.

Cynthia tidak punya jalan lain lagi selain menyerang Kian dari jarak dekat. Kian pun dengan sombongnya yakin bahwa ini adalah serangan yang seperti sebelumnya dan bersiap 'menerima serangan' Cynthia untuk menyerangnya disaat dia masuk karangan bunganya.

Tapi serangan ini berbeda dari yang sebelumnya. Cynthia mulai mengaktifkan beberapa mantra sihir [[Thunder Blessing: Cumulus ], [ Thunder Enhancement: Coil], [Thunder Enhancement: Sundering Strike]..]

beragam sihir mulai digunakan pada yang ada di tanganya. pedang yang tadi digunakan kini telah menjadi pedang besar yang dilapisi kekuatan petir, api, dan cahaya.

Kian menyadari meskipun bunganya dapat menyerap energi yang dipancarkan oleh pedang tersebut, Energi yang dikeluarkan masih cukup besar untuk membahayakan hidupnya. Serangan itu mengenai Kian yang berusaha untuk untuk melindungi dirinya dengan kedua tangannya.

Sebuah ledakan terjadi di tangan kanan Kian yang kini hancur. Kian pun hanya bisa menggertakan giginya saat dorongan yang terbentuk mendorong dirinya ke udara.

Memanfaatkan kesempatan ini, Cynthia kembali mengayunkan pedangnya keatas. Ayunan pedang tadi berhasil menyayat sebagian besar leher Kian yang juga memperlihatkan lokasi 'inti' yang diketahui menjadi kelemahan tiap Iblis.

"Kegh.. Krah!!"

Sayatan di tubuh kian membuatnya kesulitan berbicara dan melancarkan sihir apapun. Kian menutupi di luka leher dengan apa yang tersisa dari tangan kanannya dan mulai mengayunkan cambuknya dengan liar ke segala arah dengan tangan kirinya.

Tidak hanya itu Kian mulai mengumpulkan energi sihir di mulutnya.

Cynthia yang memiliki perasaan buruk dari energi yang terkumpulkan, berupaya untuk mencegah Kian dari melepaskan serangannya. namun dalam sekejap sebelum Cynthia sempat melakukan apa, Kian telah melepaskan energi tersebut ke arahnya.

Dari mulut kian keluar sebuah proyektil berupa rangkaian bunga. Rangkaian Bunga tersebut mulai bermekaran yang memperbesar ukuran proyektil sihir yang ada di depan Cynthia.

Cynthia dapat menghindari serangan ini namun aliran bunga ini tidak berhenti. Hal ini membuat Cynthia mengerutkan keningnya. Proyektil rangkaian Bunga itu tidak berhenti setelah melewati dirinya dan justru terus membesar dan bergerak ke kedalam hutan.

seolah-olah Cynthia bukanlah target dari serangan ini.

Menyadari arah perginya serangan tadi cynthia yang masih menghindari cambuk yang Kian terus ayunkan langsung menyadari siapakah yang ditargetkan oleh proyektil tersebut. Cynthia dengan cepat membuat sebuah formasi sihir dan Berbicara dengan Keras

"AWAS! ADA SERANGAN BESAR YANG DATANG KE TEMPAT KALIAN"

Dia tidak datang ke sini sendiri. Cynthia dan teman-temannya datang kesini dengan tujuan untuk menghentikan rencana Alimentarius yang akan membuat pakta dengan iblis dengan menggunakan Bianca.

Cynthia menyadari kemana mereka pergi setelah orang tuanya memberi tahu tentang keberadaan reruntuhan kerajaan Vilhelmina.

Selagi orang tuanya berupaya menghentikan Victor Tell, Cynthia dan adiknya Amaryllis Feltros mengumpulkan beberapa temannya dan pergi ke reruntuhan tersebut.

Sesampai di hutan tersebut, pancaran cahaya dari tengah hutan membuat mereka menyadari bahwa mereka telah terlambat. mereka melaju ke lokasi cuma untuk disambut dengan sihir bunga yang terus tumbuh seolah berusaha untuk mengubur tubuh mereka.

Tidak hanya itu sihir ini juga melepaskan racun yang telah mengenai kuda mereka. memaksakan mereka untuk berjalan kaki. Cynthia memutuskan untuk melaju terlebih dahulu untuk menghentikan penyihir yang mengeluarkan bunga ini.

Beberapa suara mulai masuk ke kepala Cynthia

'Oke'

'Benarkah?! Ah itu dia!'

'Kak, kami berhasil menghindarinya. Apakah kamu baik baik saja?'

'Aku baik-baik saja cepat kemari!'

Mendengar pembicaraan teman-teman dan adiknya, Cynthia pun menjadi lega sepertinya mereka telah berhasil menghindari serangan yang dilancarkan. Cynthia kembali bersiap untuk menyerang Kian dengan pedangnya yang masih dibalut petir.

Kian yang menyadari bahwa serangannya tidak bekerja, kini memperlihatkan wajah yang sedikit kesal. Cynthia yang menyadari perubahan ekspresi ini merasakan percaya dirinya kembali naik. Rasa semangatnya sekarang memuncak ditandai dengan serangannya yang semakin kuat dan cepat.

Keduanya melanjutkan pertarungannya dengan kondisi Kian semakin memburuk sejak banyak serangan yang dilancarkan berhasil mengenainya. Namun, tidak ada serangan yang berhasil mengenai 'inti' yang terletak pada lehernya. Cynthia terus mengerahkan pedangnya hingga-.

Sebuah ledakan energi terjadi. Suara dentuman tersebut datang dari belakang Cynthia.

Mendengar suara ledakan itu, dia menyadari perubahan pada ekspresi Kian yang kini kembali tersenyum lebar. Dia bersegera menghubungi temannya untuk mengetahui apa yang telah terjadi.

'APA YANG TERJADI!'

'Kak, s..s…sihir tadi telah mengenai sebuah desa, coleith dan Irma kini berusaha mencari korban yang masih selamat.'

'S.. semua orang telah berubah menjadi bunga.

'...'

Cynthia kini berada dalam dilema. Baru saja Cynthia telah bersyukur bahwa dia dan kelompoknya berhasil menghindari gelombang sihir tersebut tapi sebagai dampaknya, kini orang-orang di desa itu yang menjadi korban.

Apakah lebih baik jika dia yang menerima serangan tersebut? Tapi, dalam sekejap semua pemikiran tersebut telah hilang. Semua kerusakan ini berasal dari Iblis itu.

Cynthia harus melenyapkannya secepat mungkin sebelum jumlah korban semakin meningkat. Cynthia kembali melihat ke arah Kian, matanya Cynthia kini kemerahan.

Beragam emosi yang terbendung mulai berkeluaran dari wajahnya yang ditutupi helm -mungkin tidak untuk waktu yang lama. Karena Cynthia tidak menyadari sebuah cambuk telah diayunkan di depan matanya.

Suara dentuman muncul di kepala Cynthia yang kini kehilangan Helm-nya yang telah berubah menjadi bunga. Memperlihatkan rambut pirang panjang hingga ke lututnya.

"Kak Cynthia…"

Bianca Tidak bisa Membantu kecuali Bergumam di dalam hatinya.

Double Upload?! wow wkwkw...

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Funggencreators' thoughts