webnovel

malaikat kecil

Satu hari berselang ,,,

dari cerita dan impian yang awalnya tidak bisa ku percayai dengan mudah,,

bagaikan mempercayai datangnya musim kemarau di kutub Utara,

bagaikan melihat surga dari adanya cahaya senja dilangit Antartika,

bagaikan menatap cahaya indah dari adanya Aurora di langit asia,

dan bagaikan menyaksikan turunnya salju di Padang pasir gersang dari langit istana Cleopatra,

sungguh sulit dipercaya , tapi bagaimana pun sulit membangun ceritanya tapi kini aku justru bisa bertemu malaikat kecil yang berumur 1,8 tahunan yang sangat tampan sedang tertidur namun masih sering mengigau karena demam tinggi yang dialaminya 38,0 derajat Celcius sangat tinggi apalagi untuk anak seusianya memicu kejang yang membahayakan bagi nya, untunglah dokter dan perawat nya selalu siaga memantau kondisi suhu tubuhnya beberapa kali memasukkan obat penurun panas dan vitamin untuk malaikat kecil yang lemas dan pucat di hadapanku ini, untunglah tidak diperparah dengan diare, apabila itu terjadi kasihan sekali anak ini, mungkin kondisinya akan lebih menghawatirkan dari sekedar yang sekarang.

aku sengaja meminta om Surya untuk mengunjungi bayi Meira disaat ayahnya sedang tidak menunggu dirumah sakit, dan juga aku hanya ingin menjenguknya saja dan memperkenalkan aku sebagai kerabat dekat Tante Aini yang kebetulan ikut nebeng mobil om Surya yang hendak pulang dari berbelanja ke pusat perbelanjaan besar di kota BL yang sekaligus berlibur ke pusat perbelanjaan dan wisata taman hiburan karna libur sekolah, aku tidak ingin terlihat mencolok dengan keberadaan ku di dalam dua situasi yang berbeda namun dalam moment yang sama, dalam moment perjodohan ataupun perkenalan yang belum bersifat resmi dan diresmikan bagi kedua belah pihak, aku lebih dulu memberikan kode kepada om Surya dan Tante Aini bahwa mereka cukup memperkenalkan aku sebagai kerabat nya saja dan bukan sebagai orang yang akan diperkenalkan sebagai calon ibu sambung bagi malaikat tampan ini.

," bagaimana Sur,, apa sudah ada calon untuk Raiz dan calon ibu untuk anaknya?" tanya seorang ibu yang sudah berumur paruh baya kepada om Surya yang tadi ku Salami dan beliau adalah ibunya Raiz

" sebenarnya saya sudah ada pandangan Bu, tapi saya ragu apakah Raiz mau menerima dia atau enggak, karna posisinya ini baru beberapa bulan dari meninggalnya istrinya, saya takut Raiz masih keberatan untuk saya perkenalkan dengan perempuan itu."

" kalau itu biar saya yang bicara langsung ke Raiz, yang penting calonnya mau menerima anaknya Raiz Juga, kasihan semenjak ibunya meninggal dia terus saja rewel , susah minum susu susah makan sampai badannya kurus begini dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan kami sudah sering bolak - balik keluar rumah sakit dan beberapa kali harus ganti dokter spesialis anak, "

" lah mas Raiznya dimana Bu Lis?" tanya Tante Aini untuk sekedar berbasa basi tentang keberadaan Raiz yang sebenarnya kamu sudah tahu bahwa Raiz sedang bekerja dikantornya

" saya sengaja menyuruh Raiz berangkat kerja karna sudah sering kantor ditinggal Raiz karna sering menginap dan menunggu anaknya dirumah sakit, "

selain ibunya yang sudah paruh baya tersebut di sana juga ada wanita cantik yang di perkenalkan tadi sebagai adik Raiz dia bernama Ana persis kakaknya dia juga cantik , ada juga seorang laki -laki yang seumuran dengan Ana yang diperkenalkan sebagai suami ana, dan ada juga si mbk pengasuh si anak.

" coba Sur lihatlah kondisinya , kamu kan perawat lihat lah kira-kira bagaimana baiknya kalau menangani anak yang kondisinya seperti itu."

,aku yang sedari tadi ingin melihat bayi mungil tampan yang dari tadi kupandangi lewat batas kaca jendela luar ruangan perawatannya yang lumayan lebar dan elite, maklum keluarga Raiz sangatlah terpandang sehingga lumrah demi cucu pun akan mereka usahakan yang terbaik sesuai kapasitas mereka.

om Surya pun memberikan kode kepada ku lewat tatapan matanya juga untuk ikut mendekat ke arah si bayi mungil itu.

" sini Zhabin coba diliat kamu kan juga orang kesehatan coba bantu om lihat bintik- bintik merah ini apa?"

aku pun menuruti permintaan nya dan segera mendekat ke posisi bayi yang sedang di infus di tangan kirinya tersebut,

" oh saudara mu ini orang kesehatan juga ya, ?,

kalau begitu benar sekalian ndok bantu cucu ibu ini ndok gimana coba baiknya, kami sudah sangat bingung."

aku mengangguk dengan permisi dan tersenyum senang karena akhirnya aku dipersilahkan melihatnya dari dekat, sampai si mbk pengasuhnya juga memberikan aku cukup tempat dengan ia bergeser pindah posisi,

perlahan aku mendekat dengan kuucapka bismillah ,,, bimillahi lakhaula wala kuwata Illa Billah perlahan ku pegang kaki kanan nya dengan perlahan dengan ku raba dan kurasakakan suhu di kakinya kemudian kupindahkan tanganku di dahinya dengan sangat pelan dan hati-hati memang demamnya sudah tidak panas lagi tapi tetap suhu hangat mengalir di badannya dengan sesekali mengigau dan terlihat tidurnya tidak nyenyak bahkan sering dalam tidurnya reflek pindah posisi yang terlihat tidak nyaman sehingga menghawatirkan mengganggu selang infus yang terpasang ditangan kanan nya, ku elus lembut dahinya dan kemudian elus pula dadanya sampai ke perut dan sampai diperut ku raba juga perutnya dalam kondisi lebih panas dan kembung , mungkin karna itu bayi ini rewel ."

" terakhir dikasih obat apa mbk? tanyaku sama pengasuhnya

" cuma obat yang langsung masuk ke selang mbk katanya sih tadi parasetamol katanya, cuma itu aja."

" adx pake pempers ya?" tanyaku lagi

beberapa dari mereka saling berpandangan dengan seksama dan lalu menjawab kemudian , mungkin mereka agak kaget dengan tingkah ku

" iiya mbk, " jawab pengasuhnya kemudian di susul si Ana mengiyakan

"boleh saya lepas pempersnya?" tanya ku pada mereka semua kemudian ku pandangi Tante Aini dan om Surya setelah nya dan mereka pun mengiyakan untuk aku menelateni anak ini dengan hati- hati

" iya Ndak papa ndok, silahkan apa saja boleh siapa tahu bisa lebih baik kondisinya ." jawab Bu Lis semua orang dalam ruangan pun hening fokus melihatku menelatenu si kecil,

setelah kulepas pemper yang sama sekali belum basah karena ompol si bayi .

" MbK ,,, saya boleh minta celana yang meresap keringat dan berbahan lembut dan dingin di kulit, sama selimut ya sama minyak telon donk?"

kemudian kuganti pempers dengan celana berbahan kain yang dingin sesuai yang ku minta, kemudian ku kompres perutnya ,kemudian ketiak nya dan beberapa tempat yang sensitive terhadap rangsangan panas dengan tisu yang kubasahi air kran beberapa kali, setelahnya ku usap dan ku elus dengan minyak telon di bagian perutnya hingga si bayi terbangun dan menatapku dalam dengan diam tanpa menangis dan tidak pula tersenyum hanya tatapan datar dengan tetap ku elus perutnya perlahan,

" assalamualaikum ,,, adx ganteng ini Tante obatin sebentar ya di pijit ya biar sembuh ya, .''

sering aku mengajaknya mengobrol,

"MbK saya boleh minta buah naga mbk sama madu sama rebusan labu ya , tolong labunya di hancurin terus di saring terus di campur madu ya 2 sendok , aku mau suapin si adx ya."

keluarganya dan si mbk mengiyakan dengan antusias walaupun sebenernya raut wajah mereka agak sedikit kaget tapi mereka tidak complaine sama sekali, setelah pesanan datang aku pun menggendong si bayi dan ku dekapkan ke dadaku dan ku sandarkan kepalanya di pundakku dan sembari ku usap dan ku pijit punggungnya perlahan sambil ku ajak berdiri di dekat jendela sambil ku bawa tiang infus nya, dengan maksud memberikan kenyamanan.

alhamdulilah kondisi si adx bertambah tenang dan tidak juga menangis,

aku berbisik di telinganya perlahan,,

" habis ini sembuh ya dek , cepet sembuh."

setelah beberapa saat posisinya ku pangku dengan setengah duduk bersandar di tanganku dan perlahan- lahan ku rayu untuk meminum sedikit air putih yang ku suapi dengan sendok,. akhirnya ia pun mau 3 sendok air putih untuk membasahi kerongkongan nya kemudian kusiapi dengan bubur madu dicampur rebusan labu yang sangat lembut, bahkan takaran yang seukuran bayi yang tadi ku takar juga ia habiskan, setelahnya ku suapi lagi dengan air putih kembali dan kini ia meminum nya dengan cukup banyak ,

neneknya yang menyaksikan cucunya mulai mau makan dengan porsi agak banyak terlihat sangat bahagia sampai entah apa lagi yang mereka bicarakan dengan om dan Tante sampai aku tidak fokus pada mereka tapi justru tetap fokus nya.

setelahnya ku baca beberapa bungkusan obat dan ku minuman vitamin kepada nya dan ia pun tidak menolak pada akhirnya.

kemudian sekali lagi ku gendong ia tepat posisi didepan dada dengan kepalanya ku senderkan di bahu ku dengan ku selimuti dengan selimut bayinya yang bernuansa kartun biru muda , sambil sesekali ku sedikit lebih menepi dari keramaian dan obrolan mereka yang antusias atas cucu atau keponakan mereka.

tetap kuusap lembut punggungnya dan ku baca beberapa ayat Alquran sehingga tidak lama ia pun tertidur dengan nyenyak dan tidak lagi mengigau,

tidak lama dari itu dokter spesialis anak pun datang berkunjung untuk visit kondisi nya.

". selamat siang,maaf ya di ganggu bagaimana kondisi anak Muhammad Nil author sekarang, " tanya dokter Luluk spesialis anak yang seorang dokter wanita lembut

" ternyata namanya Nil ,,, nama yang bagus seperti nama sungai Nil yang semoga memberikan banyak manfaat dan penghidupan seperti Nil yang menyuburkan tanah bagi negara-negara yang dilaluinya.

" dokter barusan tidur sedari tadi mengigau, saya belum meriksa temperatur terakhir tapi , sudah mau makan dok, vitamin juga sudah saya minumkan , tapi belum saya kasih susu dok lebih saya fokuskan minum air putih untuk me -rehidrasi dan setelahnya baru susu, maksud saya selagi dia mau makan bakal saya pancing untuk mengembalikan nafsu makannya dulu dok tadi saya suapi labu dan madu dok saya haluskan, sebelumnya perutnya kembung dan panas jadi juga saya kompres dok. " jawabku panjang lebar dan lebih detai dan terperinci sesuai yang saya lakukan pada nil

" ih bagus silahkan lanjutkan, ibunya orang medis ya?" tanya nya padaku

" bukan dok, hanya paramedis, bagian laboratorium , tapi bukan ,,,," ,,

belum selesai menjawab dokter meminta izin untuk memeriksa kondisinya lewat punggungnya karna Nil masih tepat berada di dekapan ku dengan stetoskopnya,

" Bu, tidurin yuk, saya periksa dulu perutnya ya.!"

"oh iya dokter ." aku menuruti perintah dokter tetapi saat aku menempatkannya pada ranjang pasien Nil justru terbangun dan menarik tanganku dengan sedikit merengek untuk supaya tidak mau dilepaskan

" iya nak sebentar , dokter mau lihat perut adx ya sebentar ya," kataku lembut

" ini perutnya sudah tidak kembung lagi ko ya bagus sudah ini, sudah pipis belum ya?" tanya dokter Luluk

" belum dok ."

" tinggal dipantau demam nya saja, coba suster di temp dulu suster ," perintah dr .Lulu pada asistennya tetapi sekali lagi Nil menolak dan aku pun meminta supaya aku saja yang melakukannya dan ia pun mengizinkan sehingga Nil pun menuruti dan mau ku pasangi alat pengukur suhunya.

setelahnya

"36, 5 dokter ," jelasku.

" okeh sudah bagus sekali ,akhirnya demamnya turun juga ya dex ya,, banyakin makan dan minumnya kalau bisa pipis banyak atau menngis keluar air mata itu bagus tanda dia tidak dehidrasi lagi nanti kita lihat lagi nanti malam ya semoga tidak naik lagi ya." jelas dokter

" terima kasih ya dok." jelas ku

" iya , mamahnya ni yang hebat sekalinya tindakan langsung sembuh ya dek, "

" saya Tante dokter." jelas ku dengan tertawa

" oh iya kah?, masak " heran dokter

kemudian ku gendong lagi Nil di dekapanku dan langsung ia pun memeluku erat dengan lagi kepalanya ia sandarkan di bahuku, kemudian dr Luluk pamit , tidak berapa lama Nil pun tertidur kembali sampai aku tidak tersadar tatapan aneh sekaligus senang ibu Lis dan ana kepadaku, aku pun canggung dan tersenyum juga tidak sadar ada seseorang mengucapkan salam dari arah luar pintu dan kemudian suara langkah kaki memasuki kamar

" assalamualaikum?'"

dan tidak sengaja wajah yang sudah lama tidak ku tatap lama kini aku bisa memandangnya lagi dengan tidak disangka -sangka, dia pun melihat ku dengan kaget juga....