webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
114 Chs

Chapter 29

Ruui

Siang ini aku hanya duduk sendirian di ruang klub sastra karena Kaito dan Ai absen bersamaan hari ini.

Bruak ...

Suara pintu ruang klub sastra yang dibuka seseorang dengan kasar.

"Loh?! kok cuma ada kamu Ruui?", tanya Sakura yang tadi membuka pintu.

"Mereka berdua gak masuk hari ini ... kau pasti mau tanya tentang berita di internet itu kan?", tanyaku dengan wajah datar.

"Hoi! Ruui ... apa ini semua kerjaan mu?", tanya Sakura mendekat ke arah ku.

"Hmm ... kau tau kan? kita gak akan bisa buat Kaito nulis lagi, kecuali dengan bantuan Ai", ucapku kembali fokus ke novel yang ku baca.

"Hmm ... iya juga sih, tapi soal Mina?", tanya Sakura seraya duduk di bangku yang biasa digunakan Ai.

"Itu urusan mu", jawab ku dengan dingin dan tetap fokus pada novel yang ku baca.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

"Akhirnya selesai huh ...", ucapku menghela nafas dan sedikit meregangkan tubuh ku yang kaku karena duduk berjam jam.

Tanpa sadar aku menulis novel semalaman. Aku pun terkejut ketika melihat jam dari smartphone ku yang sudah menunjukan jam 1 siang.

Hee?! karena kebawa suasana aku jadi lupa hari ini sekolah.

Coba chat Ruui senpai aja lah.

Aku pun mengirimkan pesan ke Ruui senpai dan tak menunggu lama smartphone ku kembali berdering tanda telepon masuk.

"Haa?!, apa maksud mu dengan menulis novel semalaman", kata Ruui senpai saat aku mengangkat telepon.

"Maaf ... aku kebawa suasana, aku gak sadar aku nulis ampe siang", jelasku dengan nada datar.

"Hmm ... hari ini langsung kumpulin ke pak Kakegawa, udah selesai kan?", tanya Ruui senpai.

"Hmm ... besok aja", ucap ku dengan nada malasku.

"Ngomong ngomong pacar mu gak masuk juga hari ini, dah dulu ya", ucap Ruui senpai seraya memutus sambungan telepon nya.

Eh?, Ai juga gak masuk? ... apa dia sakit?

Karena khawatir aku pun pergi ke rumah Ai. Aku sedikit khawatir karena tak ada yang membuka pintu saat aku mengetuk nya.

Ah paling lagi pergi ...

Aku tetap berusaha untuk tenang dan kembali melangkah pulang ke rumah. Saat aku sampai di depan rumah ku seseorang menabrak ku dari belakang.

Buk ...

"Kaito ... kamu gak apa apa kan?, kamu kecapek-an ya?, kamu gak tidur semaleman?, aku khawatir loh", berbagai pertanyaan yang dilempar Mina setelah menabrak ku.

"Berisik ah ... eh!?, dari mana kamu tau aku gak tidur semaleman?", tanyaku penasaran.

"Rumah kita kan seblahan", ucap nya dengan senyuman manis.

"Hmm ... jangan jangan kamu suka sama aku lagi", ucap ku dengan nada datar.

"Eh?! ... a-ano ... etto ... ma-maksudmu?", kata Mina dengan pipi yang memerah.

"Maksudku? ... makasih sudah memperhatikan ku selama ini", bisik ku dengan lembut di depan telinga nya.

=°=°=°=°=°=°=°

Mina

Eh?! Eh?! Eh?! ... Ka-Kaito sejak kapan dia berubah jadi agresif gini sih.

Aku merasa sangat malu, gugup, dan senang di saat yang sama. Aku tak terbiasa melihat wajah Kaito sangat dekat seperti ini. Aku bahkan bisa merasakan nafas nya.

"Aku pulang dulu mau tidur, sampe besok ...", kata Kaito melambaikan tangan lalu masuk ke rumah nya.

Aku hanya bisa berdiri dengan pipi ku yang memerah. Aku masih terpaku karena terkejut.

Apa? apa itu tadi? apa dia barusan nembak aku? ... ah bodoh, dia mana mungkin suka sama aku.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Aku pun membaringkan diri ku di ranjang untuk menghilangkan rasa lelah di tubuh ku. Entah kenapa aku masih khawatir tentang keadaan Ai.

Coba aku chat kali ya?

Aku pun mengambil smartphone ku yang ada di sebelah bantal dan menulis "Ai apa kau baik baik aja?", lalu ku kirim pada nya.

Ayolah ... balas pesan ku kali ini.

Tak lama kemudian smartphone ku berdering tanda pesan masuk. "Iya ... maaf membuat mu khawatir", balas Ai. Aku pun menghela nafas karena tau dia baik baik baik saja.

"Oh oke lah, kamu besok masuk kan?", tanyaku dalam pesan yang kukirim. "Iya kok", balas Ai.

Huh ... untung dia gak papa, kalo dia sakit gara gara aku, bisa mati aku di marahin ibu nya.