Mimpi adalah bunga tidur, tempat dimana kebahagiaan tidak mutlak terjadi pada setiap individu yang menjalaninya. Namun, kali ini berbeda dari mimpi-mimpi yang sudah ada, berbeda dari mimpi saat tidur ataupun kata majas untuk menciptakan kata yang bagus dalam sebuah puisi.
Bukan, ini adalah kematian. Florence Nightingale, seorang wanita pelopor perawat modern sekaligus statistikawan telah meninggal dunia akibat gagal jantung. Semua orang bersedih atas kematiannya, menghormati Nightingale seperti seharusnya, jasa-jasanya menjadi inspirasi dari generasi ke generasi.
Saat mengalami kematian, ia merasakan perasaan yang amat dingin. Ia seperti dipeluk oleh kematian dan rasa sakit menghantui kepalanya, hingga akhirnya ia tidak merasakan apa-apa.
"Apakah ini surga?" Batinnya.
Nightingale perlahan membuka matanya, membuka kedua matanya hanya untuk melihat sekeliling nya kosong, hampa, tanpa satupun jiwa disana selain dirinya. Atau setidaknya ia merasa begitu sebelum akhirnya ia melihat kilauan cahaya bersinar yang membuat Nightingale terpaksa menghalau dengan tangannya.
Ketika sinar redup, ia langsung menurunkan tangannya dan melihat singgasana yang diduduki oleh seorang wanita sangat muda, tapi perawakannya terasa ia adalah wanita dewasa.
"Florence Nightingale, tidak perlu berbasa-basi seperti nya.. Tapi kamu sudah mati karena gagal jantung, aku disini akan membantumu.. Pilih dua pilihan, kamu masuk ke Nirwana atau kamu bisa bereinkarnasi sekali lagi." Ucap wanita itu, tangannya bergerak seirama dengan kalimatnya.
Bereinkarnasi atau masuk kedalam Nirwana? Jelas siapa yang akan menolak pergi ke Nirwana? Tidak ada orang yang akan menolaknya, namun entah kenapa ia ingin mencoba kehidupan selanjutnya saat Nightingale berfikir panjang yang membuat wanita tersebut hanya duduk manis sambil tersenyum.
"Ayo, jangan membuat seorang dewi menunggu lebih lama." Kata wanita tersebut.
Setelah berfikir panjang, Nightingale akhirnya memutuskan sesuatu. Mungkin ini karena sifat dari manusia yang tidak menentu, atau rasa penasaran yang menggebu-gebu.
"Aku ingin reinkarnasi, tapi bisakah aku membawamu?." Jawab Nightingale.
Dewi yang tengah duduk santai tersebut bengong dari apa yang ia dengar.
"Jangan bercanda, tidak mungkin aku akan ikut besamamu." Kata sang dewi.
Nightingale mengernyitkan dahinya lalu tersenyum lebar.
"Kalau begitu, tidak ada pilihan lain." Balas Nightingale.
Mendengar ucapan Nightingale, sang dewi berdiri. Ia memanggil tongkat kecil miliknya dan satu tangan nya yang tidak memegang apa-apa perlahan-lahan mulai bersinar.
"Aku Ereshkigal,dewi kematian, dewi kur. Perjuangan mu membuatku dan suamiku sangat tertarik denganmu.. Jadi dengan bola cahaya yang diberikan oleh suamiku, Nergal akan membawamu entah kedunia reinkarnasi yang seperti apa.. Bersiaplah..Tapi ingat,ilmu pengetahuanmu yang ada di dunia sebelumnya akan hilang begitu saja dan kamu harus memulai pengetahuan baru."
Cahaya semakin terang ketika Ereshkigal memberikan sedikit kekuatan nya yang terlihat seperti kegelapan untuk di konversikan menjadi cahaya, kejadiannya begitu cepat sehingga Nightingale harus menutup matanya sambil melindungi matanya dengan lengannya.
Nightingale tidak tau harus menutup mata berapa lama, tapi ia mulai merasakan kakinya menyentuh rumput dan suara burung berkicau sangat indah, seperti kicauan burung Nirwana.
"Apakah aku sudah bereinkarnasi?." Batin Nightingale.
Ia perlahan membuka matanya berbarengan dengan ia menurunkan kedua tangannya. Benar saja pemandangan indah dan tak jauh darinya ia melihat sekumpulan orang sedang berlatih bela diri.
"Fu Shui, akhirnya kamu sadar juga.. Lega rasanya, fiuh~"
Tak lama seorang laki-laki berjalan kearahnya, membawakan wadah gelas yang terlihat aneh bentuknya. Nightingale yang dipanggil Fu Shui hanya bisa bengong, meskipun ia bereinkarnasi tapi ia harus setidaknya diberikan waktu beberapa jam.
"Umm, Fu Shui? Halo? Kalau kamu masih kesakitan jangan dipaksa berdiri." Kata laki-laki itu lagi.
Kesakitan? Nightingale berusaha memahami dan benar saja, tubuh yang ia masukin adalah tubuh orang yang abis bonyok. Tapi ia tidak merasakan sedikit pun rasa sakit, yang ada di tubuh ini adalah berupa ingatan.
Seperti nya pemilik tubuh ini sudah mati karena dikeroyok orang atau hal lainnya.
"Umm, maaf aku seperti nya agak lupa. Tapi apa yang terjadi?. " Tanya Nightingale yang akhirnya berbicara.
"Ah ya, kamu kebentur pohon pada bagian kepala.. Aku maklumin deh.* Ucap Laki-laki itu dengan santai.
"Namaku Dan Zhu, jika kamu lupa namaku.. Dan kamu dua jam yang lalu pingsan karena kamu nekat melawan Ballista, bandit kelas atas dan musuh dari dunia, mengalahkan kebengisan bajak laut." Balas Dan Zhu dengan nafas panjangnya.
"Kau tau, kalau tidak ada Pendekar Topeng Putih, kamu bakal mati dan aku tidak tau harus bilang apa ke orang tuamu." Imbuhnya.
Dan Zhu, kalau tidak salah ingat adalah laki-laki berbakat, mungkin dia bukan satu aliran bela diri dengan Nightingale atau sekarang identitas barunya adalah Fu Shui.
Dan untuk Ballista, benar apa yang dikatakan Dan Zhu. Ballista dipimpin oleh Kaisar Shu Yun, ntah berapa banyak kaisar di era dan dunia ini yang Fu Shui tidak paham.
Tapi untuk pendekar topeng putih..
"Dan Zhu, siapa pendekar topeng putih? kalau aku ketemu dia secara tidak sengaja, aku akan ucapkan rasa terimakasih." Kata Fu Shui.
Dan Zhu menaikkan bahunya sedikit menandakan ia tidak tau kemudian tersenyum dan melihat ke arah langit.
"Sepertinya sudah mau sore, aku akan mengantarkan mu."
Dengan semangat Dan Zhu berbalik badan, ia terlihat seperti memberi kode agar Fu Shui menerima gendongannya Dan Zhu. Tentu saja Fu Shui menerimanya, kakinya terasa pegal entah bagaimana tubuh ini bisa bertahan meskipun jiwa dari pemiliknya sudah tiada.
Hanya ingatan dan tubuh yang diwariskan, Fu Shui adalah anak dari Zhun Shu dan Ling Mei. Duo pendekar maut dari klan Qingling, atau kata lainnya disebut sebagai Iron Qingling, ilmu bela diri naga Qingling.
"Tenang... Tenang... Kamu masih baru disini, identitas mu juga bukan seorang perawat lagi, disini identitas mu adalah Fu Shui dan bukan Florence Nightingale." Batin Fu Shui.
---
Saat ditengah jalan, tepatnya di jalan sepi yang penuh dengan pepohonan yang lebat, mereka dihalang oleh bandit yang datang. Mereka tertawa bahagia dan cekikikan, pakaian mereka sangat compang-camping dan muka dari masing-masing bandit membuat Fu Shui jadi tidak enak.
"Kihihi, wahh ada mangsa nih. Gadis muda lagi, pasti puas banget ini." Ucap salah satu bandit.
"Nah betul, bonus nya itu dan bonus lainnya kita dapat bocah laki-laki itu sebagai budak baru boss." Ucap bandit disebelahnya.
Baru juga bereinkarnasi mereka sudah dikepung oleh bandit durjana dan mesum. Mereka perlahan mendekat, namun Dan Zhu menghentakkan salah satu kakinya dan seketika sekeliling tempat ini bergoyang dan para bandit juga mulai panik dan langsung jatuh kehilangan keseimbangan.
"G-g-gempaa!!." Seru salah satu bandit yang panik.
"Tentu ada gempa.. Heheh, jurus amukan tanah..!!. " -Dan Zhu..
Sekali lagi ia menghentakkan kakinya, goyangan semakin tidak terkendali dan di masing-masing tempat bandit yang terjatuh mulai amblas ke bawah.
"Aarrrghhh..!!!!!!!!."
Suara teriakan terjadi dan setelah mereka jatuh bersamaan dengan reruntuhan tanah, Dan Zhu menghentakkan kembali kakinya dan tanah yang hancur tadi mulai kembali seperti semula, para bandit yang jatuh tadi tertimbun oleh tanah yang kini mulai mengeras seperti semula.
Fu Shui tidak percaya apa yang ia lihat, di dunia ini punya kekuatan sebesar itu? bagaimana mungkin?.
"Orang jahat memang harus dikasih hukuman, jika dikasih kesempatan mereka akan mengulang tragedi yang sama."
Seolah tau apa yang ingin Fu Shui katakan, Dan Zhu sudah mengambil start untuk mengucapkan beberapa kalimat kepada Fu Shui sebelum ia melanjutkan langkahnya.
Jadi Fu Shui pun menurut dan terdiam dalam pelukannya saat berada di gendongan Dan Zhu menuju kekediaman Fu Shui.
~Bersambung~